Liputan6.com, Jakarta Helmi Indra, seorang sales marketing bercerita bahwa ayahnya yang memiliki komorbid meninggal usai terpapar Covid-19. Namun, bukanlah penyakit yang menyertakan itulah yang membuat sang ayah meninggal, namun lantaran hoaks akan informasi virus Corona.
Hal ini diceritakannya melalui akun Twitter pribadinya. Liputan6.com, telah diberikan izin untuk mengutip cerita Helmi.
"Hoax berperan besar yang membuat Papah akhirnya kalah melawan Covid. Papah meninggal karena percaya dengan berita hoax yang tersebar di sosial media. Entah di grup WA , Facebook, Instagram, Twitter ataupun dari sumber sumber lain," kata Helmi seperti dikutip pada Minggu (18/7/2021).
Advertisement
Helmi bercerita, setelah beberapa hari terpapar, saturasi oksigen ayahnya menurun. Namun, sang ayah masih enggan dilarikan ke rumah sakit lantaran termakan hoaks adanya pasien Covid-19 yang meninggal gegara hoaks soal interaksi obat yang diberikan.
"Karena sudah sangat rendah Papah baru mau dibawa ke RS Masuk IGD RS jam 3 pagi untuk dibantu nafas menggunakan Oxygen. Jam 11 siang bisa masuk ruang isolasi Jam 2 siang Papah sudah tidak bernafas lagi," cerita dia.
Helmi juga menyampaikan, ayahnya juga sempat termakan hoaks soal vaksin Covid-19 yang dikabarkan mengandung babi dari China.
"Akibatnya Papah ga mau divaksin Karena percaya hoax ini. Padahal vaksin bisa membantu meredakan gejala Ketika terpapar Covid. Ketika akhirnya terpapar pun ga mau minum obat yang seharusnya diminum karena percaya berita hoax tentang interaksi obat dapat membunuh," kata dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hentikan Hoaks
Ia berharap korban hoaks soal Covid-19 hanya menimpa dirinya saja. Jangan sampai orang lain turut merasakan kehilangan sebagian anggota keluarga lantaran termakan hoaks Covid-19.
"Lalu bagaimana agar ini tidak terjadi lagi dan cukup sampai di Saya saja? Please banget ketika dapat berita yang ga jelas atau cenderung hoax cukup berhenti di HP kita semua saja. Jangan sampai di share," kata dia.
Advertisement