Survei: Kepuasan Publik terhadap Jokowi Menurun karena Penanganan Covid-19

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan faktor terbesar menurunnya ketidakpuasan publik terhadap Jokowi disebabkan isu penanganan Covid-19.

oleh Yopi Makdori diperbarui 12 Agu 2021, 17:05 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2021, 17:05 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Biro Pers, Media dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Survei Charta Politika dalam rilis survei terbarunya menemukan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi mengalami penurunan.

Dalam survei yang dilakukan pada 12-20 Juli 2021 itu mengungkap bahwa kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi yang berada di angka 62,4 persen, menurun 2,9 persen jika dibandingkan dengan temuan survei pada Maret 2021 yang sampai 65,3 persen.

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan faktor terbesar menurunnya ketidakpuasan publik terhadap Jokowi disebabkan isu penanganan Covid-19. Hal ini dibaca dari pilihan responden yang menganggap bahwa penanganan Covid-19 merupakan isu utama yang harus diselesaikan pemerintah.

"Menurut saya ini hal baru ya, karena ini menggambarkan survei itu paling dipengaruhi oleh variabel apa. Kalau kita lihat nomor satu itu dengan angka 31,5 persen, itu terkait penanganan pandemi Covid-19," ujar Yunarto dalam rilis survei Charta Politika secara daring, Kamis (12/8/2021).

"Tentu saja angka yang besar ini akan berpengaruh terhadap ketidakpuasan," sambungnya.

Fenomena ini, kata Yunarto merupakan hal baru dalam dunia survei. Di mana biasanya jika survei dilakukan dalam kondisi normal maka variabel ekonomi begitu mendominasi persepsi publik terhadap pemerintah. Namun, dalam survei ini tidak demikian.

"Kalau kita lihat dari data ini memang variabel penanganan pandemi itu berhasil menyalip dan dianggap di bagian yang paling penting," jelas Yunarto. 

 

Tidak Puas Penanganan Pandemi Covid-19

Dia menyimpulkan bahwa semakin tinggi kepuasan publik terhadap penanganan pendemi Covid-19 oleh pemerintah, maka Yunarto memastikan akan linier pula dengan angka kepuasan mereka terhadap pemerintah itu sendiri.

"Jadi saya bisa saja membuat hipotesis angka ketidakpuasan yang naik di slide sebelumnya mungkin disumbang oleh angka ketidakpuasan dari penanganan pandemi Covid-19," paparnya.

Berkebalikan dengan angka kepuasan yang mengalami penurunan, angka ketidakpuasan publik terhadap kinerja Jokowi justru mengalami kenaikan. Hasil survei Charta Politika merekam angka ketidakpuasan itu mencapai 34,1 persen.

Padahal angka ketidakpuasan pada Maret kemarin masih berada di angka 21,2 persen. Artinya ada kenaikan sebesar 12,9 persen. Sementara, angka respoden yang memilih untuk tidak menjawab soal itu berada di persentase 3,5 persen.

Survei ini dilakukan pada 12-20 Juli 2021 dengan melibatkan 1.200 responden dari berbagai daerah di Indonesia menggunakan metode wawancara tatap muka.

Kriteria responden ialah mereka yang telah berusia di atas 17 tahun.

Sementara itu, sampling yang dipilih sepenuhnya secara acak (probability sampling) dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap Provinsi.

Chatra Politika menetapkan margin of error sebesar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Dan menetapkan quality control di angka 20 persen untuk menguji validitas data survei.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya