Liputan6.com, Jakarta Program Kartu Prakerja memberikan dampak signifikan bagi masyarakat khususnya di tengah situasi sulit akibat pandemi COVID-19. Program ini telah memasuki gelombang ke-21 dan menjangkau lebih dari 11,4 juta penerima manfaat.
Kartu Prakerja adalah program pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan, diwujudkan dalam bentuk pelatihan yang berlangsung daring di masa pandemi, di samping bantuan sosial tunai.
Baca Juga
Program ini ditujukan bagi pencari kerja, pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Advertisement
Dalam program ini, peserta akan mendapatkan saldo bantuan awal, untuk mengikuti pelatihan yang disediakan dan dipilih sesuai minat. Setelah itu, mereka dapat mencairkan insentif berupa bantuan sosial tunai sebesar Rp600 ribu per bulan, untuk 4 bulan
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan bahwa antusiasme masyarakat tiap gelombang selalu tinggi. Hingga saat ini, pihaknya telah menerima sekitar 75 juta pendaftar, yang kemudian diseleksi.
"Semester 1 2021, 99% peserta telah menyelesaikan pelatihan. Kisah sukses para peserta Kartu Prakerja tersebut juga sangat memotivasi, dapat dilihat di akun Instagram kami @prakerja.go.id. Dalam hal persebaran peserta, Kartu Prakerja sudah melayani masyarakat di seluruh Indonesia di 514 kabupaten kota, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote," tutur Denni pada Dialog Produktif Kabar Kamis Siang Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9)-KPCPEN, Kamis (23/9/2021).
Kartu Prakerja, kata Denni, dirasa masyarakat sangat bermanfaat. Salah satunya tercatat oleh survei Ipsos yang menyatakan bahwa Kartu Prakerja adalah program di masa pandemi yang paling banyak diterima dan paling bermanfaat bagi masyarakat.
"Tujuan utama program Kartu Prakerja adalah memberikan pancing dalam bentuk pelatihan peningkatkan kompetensi, bukan memberikan ikannya. Namun jika ada peserta yang juga mengharapkan insentifnya, tentu saja itu manusiawi mengingat kondisi pandemi yang menyulitkan banyak orang. Sebagai upaya pendampingan, kami terus memberikan edukasi, sosialisasi, juga rekomendasi pekerjaan yang sesuai keterampilan yang didapatkan peserta saat mengikuti program," papar Denni.
Dalam pelaksanaannya, Denni menyatakan bahwa Kartu Prakerja menjalin kolaborasi dengan banyak pihak, baik pemerintah maupun lembaga pemberi pelatihan. Pihaknya membuka kesempatan luas bagi semua lembaga pelatihan baik di pusat maupun daerah, untuk bergabung dalam ekosistem prakerja.
Salah satu lembaga pelatihan berasal dari daerah adalah Kita Kompeten, yang berlokasi di Kalimantan. Founder Kita Kompeten Ilham Rahmanto menjelaskan, lembaga tersebut memberikan pelatihan terkait sektor industrial, khususnya sertifikasi yang menjadi syarat untuk bekerja.
Misalnya, sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang penting untuk bekerja di industri minyak dan pertambangan. Mereka juga berencana membuka pelatihan kewirausahaan.
Tidak berhenti pada pemberian pelatihan, mereka juga membantu peserta untuk mendapatkan pekerjaan atau mengikuti ujian kompetensi berikutnya yang diakui Badan Nasional Sertifikat Profesi. Bantuan tersebut dalam bentuk pendampingan, subsidi, juga permodalan.
Sebagai solusi untuk peserta Kartu Prakerja yang mengalami kendala akses internet, tersedia Rumah Prakerja Kita Kompeten.
"Ada Rumah Prakerja kami di beberapa wilayah Kalimantan, Sulawesi, juga Timika. Karena kita tahu, ada masyarakat yang memiliki keterbatasan akses informasi, koneksi, atau paket data. Di rumah tersebut, kita sediakan wifi, petugas yang membantu, juga fasilitas penunjang kenyamanan," tutur Ilham.
Program yang Unik
Saat yang sama, Pengamat Ekonomi CORE Yusuf Rendy Manilet menyatakan bahwa Kartu Prakerja adalah progam unik, yang awalnya didesain bukan untuk pandemi, melainkan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Saat ini, Kartu Prakerja telah menjadi bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster perlindungan sosial dan menyediakan pilihan kelas pelatihan yang sangat beragam sehingga dinilai inklusif.
Menurut Rendy, Kartu Prakerja bisa menjadi bantalan sementara di masa pandemi karena peserta mendapatkan pelatihan kompetensi serta insentif yang dapat meningkatkan daya beli.
"Berkat pandemi, masyarakat jadi tahu tentang keberadaan Kartu Prakerja untuk peningkatan keterampilan. Program ini sangat berpotensi menjadi acuan dan pilar pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, serta menjadi sarana inkubasi mendukung upaya pemerintah dalam mencetak wirausaha," ujarnya.
Advertisement