Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana menyampaikan terdapat tiga alasan mengapa China melayangkan protes ke Indonesia soal aktivitas pengeboran di sekitar wilayah Natuna. Pertama, Hikmahanto membaca bahwa gelagat China itu dilandasi pandangan mereka yang melihat bahwa aktivitas pengeboran berada di wilayah yang diklaim oleh China berdasarkan sembilan garis putus (nine-dash line).Â
Kedua, protes dilakukan sebagai prosedur standar agar China tidak dikesankan melepaskan klaimnya atas wilayah di mana Indonesia melakukan pengeboran yang menurut China masuk dalam sembilan garis putus yang diklaim China di perairan Laut China Selatan.Â
Baca Juga
"Ini mengingat kini klaim Landas Kontinen oleh Indonesia tidak sekadar hanya klaim di atas peta melainkan telah diwujudkan secara nyata," katanya kepada Liputan6.com, Jumat (3/12/2021).
Advertisement
Menurut Hikmahanto, bila negara Tirai Bambu itu tidak melakukan protes maka secara hukum internasional berarti China mengakui wilayah tempat pengeboran sebagai Landas Kontinen Indonesia.Â
"Terakhir, China melakukan protes agar di dalam negeri otoritas yang berwenang akuntabel di mata para pemangku kepentingan, termasuk rakyatnya. Otoritas ingin menunjukkan telah benar-benar menjalankan fungsinya dalam mengamankan klaim sembilan garis putus," kata Hikmahanto.
Perspektif China tersebut, menurut dia. bertolak belakang dengan perspektif Indonesia. Oleh karena itu, bagi Indonesia kegiatan pengeboran perlu terus dilakukan, bahkan perlu mendapat pengamanan dari Bakamla bila ada gangguan dari Coast Guard China.Â
Dia memandang bahwa kegiatan pengeboran yang dilakukan Indonesia saat ini telah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada Menteri ESDM saat rapat di KRI Imam Bonjol pada tahun 2016 silam.Â
"Saat itu Presiden meminta agar perkembangan ekonomi di wilayah Kepulaun Natuna dan sekitarnya dikembangkan terutama untuk dua hal, yaitu perikanan dan migas," tandasnya.
Protes China
Sebelumnya, beredar kabar kegiatan pengeboran minyak dan gas alam Indonesia di Natuna, menjadi sorotan. Pasalnya China meminta pemerintah Indonesia untuk menghentikan aktivitas tersebut.
Hal itu diketahui lewat sepucuk surat dari diplomat China kepada Kementerian Luar Negeri yang dengan jelas meminta Indonesia untuk menghentikan pengeboran di rig lepas pantai untuk sementara, karena kegiatan itu dilakukan di wilayah yang diklaim sebagai teritori China. Hal itu disampaikan anggota DPR Komisi I Muhammad Farhan yang mendapatkan informasi terkait surat tersebut.
"Jawaban kami sangat tegas, bahwa kami tidak akan menghentikan pengeboran karena itu adalah hak kedaulatan kami," kata Farhan kepada Reuters.
Selain itu, menurut Farhan, dalam surat terpisah China juga memprotes kegiatan latihan militer Garuda Shield pada Agustus yang sebagian besar kegiatannya dilakukan di darat. Latihan itu berlangsung saat pembicaraan mengenai Laut China Selatan antara dua negara mengalami kebuntuan.
Latihan tersebut, yang melibatkan 4.500 tentara dari Amerika Serikat dan Indonesia, telah menjadi acara rutin sejak 2009. Ini adalah protes pertama China terhadap mereka, menurut Farhan. "Dalam surat resmi mereka, pemerintah China mengungkapkan keprihatinan mereka tentang stabilitas keamanan di daerah itu," katanya.
Advertisement