Liputan6.com, Jakarta Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menyatakan early warning system atau sistem peringatan dini di kawasan Gunung Semeru sudah berjalan.
Berdasarkan kronologi, Andiani menyatakan adanya peningkatan aktivitas Gunung Semeru sejak 1 Desember 2021. Yaitu berupa guguran ataupun awan panas.
"Dan ini sudah kami sampaikan kepada stakeholder di daerah melalui WA group," kata Andiani dalam konferensi pers, Minggu (5/12/2021).
Advertisement
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga telah bersurat kepada Bupati Lumajang, Thoriqul Haq dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, pada 2 Desember 2021.
Baca Juga
Surat tersebut yaitu terkait kondisi terkini terkait peningkatan aktivitas Gunung Semeru.
"Pada tanggal 2 Desember juga sudah mengeluarkan surat kepada Gubernur dan Bapak Bupati Lumajang mengenai kondisi kekinian dan imbauan yang kami sampaikan pada surat tersebut," papar Andiani.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Awan Panas
Andiani juga menjelaskan awan panas dan guguran pada 1 Desember 2021 memiliki jarak luncur 1.700 meter dari puncak, atau 700 meter dari ujung aliran lava, dengan arah luncuran ke tenggara.
Setelah kejadian awan panas guguran terjadi, guguran lava dengan jarak dan arah luncur tidak teramati. Kemudian pada 4 Desember 2021 mulai pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir.
Selanjutnya pada pukul 14.50 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km dari puncak atau 2 kilometer dari ujung aliran lava ke arah tenggara atau ke Besuk Kobokan.
Andiani juga menyatakan pemantauan aktivitas Gunung Semeru selalu dilakukan selama 24 jam dan selalu dilaporkan setiap enam jam sekali.
Advertisement