Gunung Lewotobi Laki-Laki Naik ke Status Awas, Punya Rentang Erupsi 1 hingga 29 Tahun

Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, berstatus Awas (Level IV) sejak 13 Februari 2025 karena peningkatan aktivitas vulkanik signifikan, dengan rekomendasi pengosongan radius 6 km dari pusat erupsi dan sektoral Barat Daya-Timur Laut sejauh 7 km.

oleh Nurul Diva diperbarui 14 Feb 2025, 14:37 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 11:02 WIB
Gunung Lewotobi Laki-laki
Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali erupsi pada Kamis pagi (2/1/2025), pukul 05.34 Wita. (Liputan6.com/ Dok PVMBG)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki menjadi Awas (Level IV) pada 13 Februari 2025 pukul 03.00 WITA. Pengambilan keputusan ini berdasarkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir di gunung yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur ini.

Aktivitas vulkanik yang meningkat di Gunung Lewotobi Laki-Laki sempat ditandai dengan lonjakan kegempaan dan perubahan bentuk kawah, sebagaimana dilaporkan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Masyarakat di sekitarnya diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi semua rekomendasi dari otoritas terkait untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi.

Di tengah situasi ini, langkah-langkah pencegahan dan kesiapsiagaan menjadi sangat penting untuk menjaga keselamatan warga. Lantas bagaimana faktanya? simak informasi seputar fakta aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki, dirangkum Liputan6, Jumat (14/2).

Peningkatan Aktivitas Vulkanik Lewotobi Laki-laki

Peningkatan status Gunung Lewotobi Laki-laki didasari oleh data pengamatan visual dan instrumental yang menunjukkan peningkatan signifikan aktivitas vulkanik. Data yang dikumpulkan dari 3 Januari hingga 13 Februari 2025 menunjukkan peningkatan jumlah gempa vulkanik dalam, yang mengindikasikan pergerakan magma menuju permukaan. Puncaknya, pada 12 Februari tercatat 92 kali gempa vulkanik dalam.

Selain gempa vulkanik dalam, tercatat juga ratusan gempa lainnya. Ini termasuk 43 kali gempa letusan/erupsi, 987 kali gempa hembusan, 388 kali gempa harmonik, 59 kali gempa low frequency, 17 kali gempa vulkanik dangkal, 57 kali gempa tektonik lokal, 247 kali gempa tektonik jauh, 8 kali getaran banjir, dan 3 kali tremor menerus dengan amplitudo 1,4-7,4 mm (dominan 4,4 mm). Aktivitas visual juga menunjukkan peningkatan signifikan, dengan teramati sinar api samar di sekitar puncak gunung dan embusan yang meningkat di sekitar puncak, mengindikasikan peningkatan tekanan dari dalam gunung.

"Terhitung mulai tanggal 13 Februari Pukul 03.00 WITA, G. Lewotobi Laki-laki dinaikkan lagi statusnya ke Level IV (AWAS) yang didasarkan dari hasil pantauan baik visual maupun instrumental. Termasuk hasil historikal letusan G. Lewotobi Laki-laki yang selama ini kita pantau," terang, Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, merujuk esdm.go.id.

Peningkatan Aktivitas Vulkanik dan Kenaikan Status

Sejak awal tahun 2025, Gunung Lewotobi Laki-Laki menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang ditandai dengan peningkatan jumlah gempa letusan, hembusan, dan vulkanik dalam. Berdasarkan data Badan Geologi, dalam periode 3 Januari hingga 13 Februari 2025, tercatat 43 kali gempa letusan, 987 kali gempa hembusan, dan 267 kali gempa vulkanik dalam. Peningkatan signifikan ini mendorong pihak berwenang untuk menaikkan status gunung dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas) pada 13 Februari 2025.

Menyikapi peningkatan aktivitas vulkanik ini, PVMBG mengeluarkan imbauan penting kepada masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki untuk tetap tenang namun waspada. Yang terpenting, aktivitas apa pun dilarang dalam radius 6 km dari pusat erupsi dan sektoral Barat Daya-Timur Laut sejauh 7 km. Pemantauan intensif terus dilakukan oleh tim Badan Geologi untuk memantau perkembangan situasi.

"Gempa Vulkanik Dalam naik cukup signifikan. Gempa Vulkanik Dalam mengindikasikan aktivitas magma dalam kantung magma G. Lewotobi Laki-laki intensitasnya bertambah dan menuju pada kedalaman yang dangkal. Pada tanggal 12 Februari naik menjadi 92 kali dalam 1 hari, namun erupsi terakhir terjadi pada 03.31 WITA dan sampai sekarang belum ada aktivitas erupsi dan setelah kita pantau terus menerus dan akhirnya pada tanggal 13 Februari 2025 jam 03:00 WITA kita naikkan statusnya menjadi Level IV," katanya, lagi.

Indeks Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Gunung Lewotobi Laki-Laki memiliki Indeks Letusan Vulkanik (Volcanic Explosivity Index/VEI) yang bervariasi antara 1 hingga 3. VEI 3, yang merupakan letusan terbesar, telah terjadi tiga kali dalam sejarah. Rata-rata, karakter letusannya fluktuatif atau berubah-ubah dan tidak selalu besar.

Sementara itu, VEI 2 tercatat terjadi pada periode 23 Desember 2023 hingga 16 Agustus 2024. Serangkaian erupsi dan aktivitas vulkanis itu cukup mempengaruhi kondisi kedua lubang kawah Gunung Lewotobi yang saat ini sudah semakin melebar karena dindingnya mengalami longsor atau gugur pada bagian barat laut.

"Ini semua berdasarkan tingkat aktivitas yang dipantau terus dari teman-teman di lapangan, khususnya pos gunung lewotobi laki-laki. Artinya aktivitas Gunung Lewotobi itu sangat-sangat cepat mengalami guguran di lubang kawah erupsinya," tambahnya.

 

Karakteristik dan Sejarah Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki: Rentang Erupsi 1 hingga 29 Tahun

Gunung Lewotobi terdiri dari dua puncak, yaitu Lewotobi Laki-Laki dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan Lewotobi Perempuan. Lewotobi Laki-Laki lebih aktif dibandingkan pasangannya, dengan karakter erupsi eksplosif yang menghasilkan lontaran material pijar dan endapan abu.

Rentang erupsi magmatis yang terjadi juga menghasilkan kubah lava, aliran lava, dan awan panas guguran. Sejarah mencatat bahwa erupsi dengan VEI 3 terjadi pada tahun 1675, 1907, dan 1932, menunjukkan pola aktivitas dengan rentang jarak letusan 1 hingga 29 tahun.

"Erupsi Gunung Lewotobi berada pada rentang 1 hingga 29 tahun, yang terpendek 1-7 tahun dan terlama 18-19 tahun. Dengan rentang VEI 1-3," kata dia, menambahi.

Peningkatan Aktivitas Sejak Oktober 2024

Mulai Oktober 2024, terjadi peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan pada Gunung Lewotobi Laki-Laki. Pemantauan visual menggunakan drone pada 18 Oktober 2024 menunjukkan adanya dua lubang erupsi. Selanjutnya, pada 5 November 2024, terpantau terbongkarnya sisi bagian barat laut kawah, dan pada 6 Januari 2025, kawah gunung tampak lebih lebar dari kondisi normal sebelumnya. Perkembangan ini menunjukkan dinamika vulkanik yang meningkat dan potensi bahaya yang lebih besar.

Pakar Vulkanologi dari Universitas Gadjah Mada menekankan pentingnya penguatan sistem mitigasi bencana berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan edukasi publik yang lebih inklusif. Mereka menyarankan penerapan sistem monitoring gunung api yang komprehensif, termasuk penggunaan seismometer, pemantauan gas vulkanik, dan analisis geologi untuk memahami komposisi magma. Selain itu, pendekatan berbasis komunitas dengan melibatkan masyarakat lokal dalam pelatihan mitigasi bencana dianggap krusial untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap aktivitas vulkanik.

“Dalam jangka panjang, pemerintah perlu memperkuat sistem mitigasi dengan pendekatan berbasis sains, teknologi, dan edukasi publik. Jika dilakukan dengan baik, langkah-langkah ini tidak hanya mengurangi risiko korban jiwa, tetapi juga meminimalkan dampak ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh erupsi gunung api,” terang pengamat Vulkanologi Fakutas, Teknik Geologi, Fakultas Teknik UGM, Haryo Edi Wibowo, merujuk ugm.ac.id.

Apa yang dimaksud dengan status Level IV (Awas) pada gunung berapi?

Apa yang dimaksud dengan status Level IV (Awas) pada gunung berapi?

Status Level IV (Awas) adalah tingkat peringatan tertinggi untuk aktivitas gunung berapi, menunjukkan bahwa erupsi berbahaya sedang berlangsung atau akan segera terjadi, dan masyarakat di sekitar harus siap untuk evakuasi.

Seberapa sering Gunung Lewotobi Laki-Laki meletus?

Gunung Lewotobi Laki-Laki memiliki rentang erupsi antara 1 hingga 29 tahun, dengan interval terpendek 1-7 tahun dan terpanjang 18-19 tahun.

Apa itu Indeks Letusan Vulkanik (VEI)?

Indeks Letusan Vulkanik (Volcanic Explosivity Index/VEI) adalah skala yang mengukur besaran dan intensitas letusan gunung berapi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya