Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau perkembangan pusat tekanan rendah di sekitar Laut Arafura yang diidentifikasi sebagai potensi Bibit Siklon 95S.
Berdasarkan pantauan Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC), analisis dinamika atmosfer pada 11 Desember 2021 pukul 07.00 WIB, Sistem 95S tersebut terbentuk di sekitar wilayah perairan Laut Arafura bagian tengah, tepatnya di perairan sebelah timur Saumlaki dimana posisi pusatnya di sekitar 8.4 LS – 133.5 BT.
Kecepatan angin maksimum di sekitar Sistem 95S tersebut mencapai 15 knots atau 28 kilometer per jam dan tekanan udara di pusatnya sekitar 1.004 hPa. Sistem 95S tersebut diprediksikan masih cukup persisten untuk periode 24 jam ke depan dengan pergerakan sistem ke arah timur-tenggara dan masih berada dalam kategori rendah untuk menjadi Siklon Tropis.
Advertisement
"Suatu kriteria bahwa bibit siklon sudah terbentuk menjadi siklon tropis apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot atau 65 km per jam," kata ," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Sabtu (11/12/2021).
Guswanto mengatakan, dalam periode 24 jam ke depan, Sistem 95S dapat mengakibatkan hujan sedang sampai lebat di wilayah Maluku dan Papua. Sistem tersebut juga dapat menyebabkan angin kencang berkecepatan 15-20 knot di Tual, Kepulauan Aru, Papua Bagian Selatan, dan Perairan Arafura.
Selain itu, gelombang laut setinggi 1,25 hingga 2,5 meter juga berpotensi terjadi di Laut Banda Utara bagian timur, Perairan Utara Kepulauan Kei, Perairan Kepulauan Aru, Perairan Kaimana, Perairan Amamapare-Agats, Laut Arafuru Timur Kepulauan Aru, dan Laut Arafuru bagian timur.
"Untuk memperkuat informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem di level daerah, UPT BMKG wilayah Papua secara aktif melakukan diseminasi informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait," katanya seperti dikutip dari Antara.
Terus Memantau
BMKG melalui Jakarta TCWC juga terus memantau perkembangan Sistem 95S tersebut dan aktivitas dinamika atmosfer lain beserta dampak cuaca ekstremnya.
Terkait dengan potensi cuaca ekstrem akibat Sistem 95S, BMKG mengimbau masyarakat menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak, mewaspadai potensi bencana seperti banjir, banjir bandang, banjir pesisir, tanah longsor, dan menghindari daerah yang rentan mengalami bencana-bencana tersebut.
Advertisement