Ada Revitalisasi, TNI AU Pindahkan Skuadron di Lanud Halim Perdanakusuma ke Bandung

Kemudian untuk sementara skuadron 17 yang menangani operasional terbang Presiden dan Wakil Presiden akan ditempatkan di Bandara Soekarno Hatta, termasuk GMF.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 22 Des 2021, 13:42 WIB
Diterbitkan 22 Des 2021, 13:41 WIB
Keluar-Masuk Jakarta Wajib Swab Antigen
Calon penumpang saat melakukan validasi hasil rapid test sebelum chek in di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (17/12/2020). Penumpang yang ingin keluar masuk Jakarta wajib untuk melakukan rapid test antigen mulai 18 Desember 2020 - 8 Januari 2021. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan bahwa akan ada revitalisasi total terhadap Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, mulai 1 Januari 2022. Sejumlah skadron Lanud Halim Perdanakusuma pun rencananya dipindahkan sementara ke Lanud Husein Sastranegara, Bandung.

"Untuk skuadron 2 dan skuadron 3 kita memindahkan ke Lanud Husein Sastranegara yang siap, sifatnya tidak terbang, satu lagi skuadron teknik untuk pemeliharaan kita pindah ke Lanud Husein karena jarak dekat, lalu fasilitas misalnya mendukung untuk kegiatan operasi penerbangan termasuk akomodasi dan dan personil yang dipindahkan ini dia akan bahas aturannya kan peraplusan, jadi dia aplus, pergantian dua minggu sekali," tutur Fadjar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (22/12/2021).

Menurut Fadjar, perbaikan Bandara Halim Perdanakusuma turut meliputi perluasan apron pangkalan militer, renovasi gedung VVIP, dan terminal pesawat TNI AU.

Kemudian untuk sementara skuadron 17 yang menangani operasional terbang Presiden dan Wakil Presiden akan ditempatkan di Bandara Soekarno Hatta, termasuk GMF.

"Saya rasa itu lokasi yang paling tepat untuk memindahkan. Kalau kami tidak pindah, kita tidak istilahnya berkorban memindahkan, tidak akan jalan perbaikan ini semuanya dua arah, semuanya pasti keberatan, operator-operator itu juga pasti keberatan karena costnya bertambah, karena saya paham mereka sudah punya jam terbang, juga sudah punya kontrak perusahaan, tetapi ini demi kebaikan bersama, pertama safety," kata Fadjar.

 

 

Perbaikan Landasan yang Sudah Tua

Fadjar mengatakan bahwa perbaikan utama memang menyasar ke landasan lantaran memang kondisinya sudah tua dan tanah di sekitar wilayah Bandara Halim Perdanakusuma mengalami penurunan.

"Saya kurang paham mengenai tanah, tapi yang jelas juga terjadi penurunan, mungkin ada semacam air tanah dan lain sebagainya. Tapi akibatnya runway itu sudah mendekati ambang batas aman. Sebetulnya sudah terjadi, kita ketahuinya kita tutup hampir 2 tahun yang lalu setiap musim Haji 2019 kalau tidak salah," kata Fadjar.

Atas dasar itu, revitalisasi secara total dan menyeluruh terhadap Bandara Halim Perdanakusuma diharapkan dapat menunjang operasional hingga 20 tahun ke depan. Hanya saja, Fadjar belum memastikan berapa lama proses perbaikan itu selesai.

"Yang diperbaikannya leading sektornya adalah dari Kementerian Perhubungan," Fadjar menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya