BMKG Ungkap Gempa M 5,1 Malang Akibat Aktivitas Sesar Aktif Dasar Laut

BMKG memutakhirkan magnitudo gempa di Malang, Jawa Timur, dari 5,2 menjadi 5,1. Gempa tersebut terjadi pukul 18.20 WIB, Jumat (28/2/2022).

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 28 Jan 2022, 23:36 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2022, 23:36 WIB
Ilustrasi Gempa
Ilustrasi Gempa (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan magnitudo gempa di Malang, Jawa Timur, dari 5,2 menjadi 5,1. Gempa tersebut terjadi pukul 18.20 WIB, Jumat (28/2/2022).

Lindu di Samudera Hindia selatan Jawa itu merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif dasar laut pada lempeng benua Indo-Australia.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno memaparkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 12,14 derajat LS, 112,86 derajat BT. Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 345 km arah selatan Kota Kepanjen, Jawa Timur pada kedalaman 10 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut pada lempeng benua Indo-Australia," ujar Bambang, seperti dilansir Antara, Jumat.

Berdasar hasil analisis BMKG, mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip), dengan parameter bidang nodal 1 yaitu strike 160,06 derajat, dip 89,81 derajat dan rake 2,65 derajat, serta bidang nodal 2 yaitu strike 70,05 derajat, dip 87,35 derajat, dan rake 179,81 derajat.

Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa ini menimbulkan guncangan di daerah Tumpakrejo, Kota Jember, Jembrana, Tabanan, dan Malang dengan skala intensitas I-II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

 

Belum Ada Laporan Kerusakan dan Gempa Susulan

Belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Hingga pukul 19.35 WIB, hasil pemantauan BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).

Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Selain itu, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke rumah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya