Liputan6.com, Jakarta - Kondisi padat membludak terjadi di Terminal Kedatangan Luar Negeri Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis sore, (5/5/2022). Peristiwa tersebut pun diwarnai sejumlah orang yang pingsan hingga menangis.
Pengalaman tersebut dibagikan oleh mantan Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Zulfikar Mochtar. Dia juga sempat mengunggah video terkait kondisi itu di Instagram pribadinya.
"Jadi tadi pada saat di terminal kedatangan itu kan ada deretan imigrasi di situ, kan ada 12 loket, tapi loket yang aktif untuk yang paspor biasa itu hanya lima, sementara itu yang datang kan itu ribuan orang. Jadi ada jemaah haji, ada TKI, ada macam-macam datang terus itu minim petugas, kemudian pengaturannya tidak rapi, orang tua, anak-anak, tercampur semua, akibatnya ada beberapa yang pingsan," tutur Zulfikar saat dihubungi Liputan6.com dan menceritakan peristiwa kepadatan tersebut.
Advertisement
"Kemudian proses cukup lama, kemudian jadi ada banyak yang bertengkar, ada orang nangis-nangis segala macam," sambungnya.
Baca Juga
Menurut Zulfikar, kondisi tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Bahkan, dirinya yang terbilang berada di deretan terdepan antrean pun baru selesai proses imigrasi setelah memakan waktu dua jam lebih.
"Itu sekitar jam 16.30 sampai jam 18.00 WIB. Dua jam lebih itu yang datang itu. Kebetulan saya di depan-depan kan jadi sudah duluan, tapi itu saya mungkin sudah dua jam lebih, kemudian itu petugas sudah diteriaki, orang pada bertengkar, kemudian jadi masih panjang. Jadi saya kira maghrib itu baru pada tuntas," jelas dia.
Zulfikar menyayangkan kondisi tersebut kembali terjadi, yang bahkan terbilang di setiap tahunnya. Dia pun menyoroti sistem evaluasi imigrasi dan pihak terkait lainnya dalam upaya koordinasi dan antisipasi membludaknya terminal kedatangan imigrasi.
"Saya pikir ini sepertinya tim dari imigrasi dan juga dari Angkasa Pura ini tidak antisipatif. Harusnya paham bahwa akan ada situasi seperti ini harusnya bisa fleksibel. Bahwa ketika ada kedatangan pesawat, datang bersamaan yang banyak sampai ribuan harusnya loket bisa diaktifkan semua, ada pengaturan, pengawasan, untuk memastikan ada jalur-jalur khusus misalkan untuk orang tua, anak-anak, ibu-ibu, supaya tidak tercampur seperti tadi itu," ujarnya.
"Karena tadi itu hampir tidak ada protokol kesehatan lagi. Ini sudah campur baur semua. Jadi saya kira pihak bandara perlu berbenah lagi ini antisipasi hal-hal seperti ini, apalagi tiap tahun kejadiannya," Zulfikar menandaskan.
Kapasitas Parkir Terbatas
Satuan Lalu Lintas Polresta Bandara Soekarno-Hatta (Sat Lantas Polresta BSH) telah mengeluarkan imbauan terkait terbatasnya kapasitas tempat parkir kendaraan di Bandara Soekarno-Hatta.
Menurut Kasat Lantas Polresta BSH, Kompol Bambang Askar Sodiq, hal itu sengaja dilakukan dalam rangka Operasi Ketupat 2022 sebagai antisipasi arus balik mudik Lebaran 2022/Idul Fitri 1443 H.
"Kapasitas parkir terbatas. Imbauan kepada pengguna jasa Bandara Soekarno-Hatta agar mengatur waktu pada saat menjemput keluarga pasca mudik Lebaran Tahun 2022," kata, Bambang AS dalam keterangannya.
Sebagai informasi, kapasitas parkir di Bandara Soetta hanya mampu menampung 5.919 kendaraan roda empat (mobil). Dengan rincian 1.802 di Terminal 1, 1.340 di Terminal 2, dan 2.777 di Terminal 3.
Atas hal itu, Bambang mengingatkan kepada pihak keluarga atau yang akan menjemput di Bandara Soetta untuk menyesuaikan dengan waktu kedatangan. Sehingga tidak memakan waktu untuk parkir yang pada saat arus mudik diperkirakan akan melebihi kapasitas.
"Ya, jangan terlalu cepat datang karena bisa menyebabkan penumpukan atau kepadatan di areal parkir. Jadi waktunya harus disesuaikan. Misalkan estimasi landing-nya jam 14.00 Wib," katanya.
"Tidak perlu tiba di areal penjemputan parkir menunggu terlalu lama, paling tidak 5 menit sebelumnya, karena pasti waktu pengambilan bagasi di conveyor bagasi akan lama mengingat lonjakan arus balik," lanjutnya.
Tak lupa, Bambang juga mengingatkan bahwa area parkir Bandara Soetta sudah menggunakan sistem pembayaran elektronik. "Pastikan saldo pembayaran elektronik Anda mencukupi," pesannya.
Advertisement
Jumlah Pemudik Hampir Sama 2019
PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II juga sebelumnya menyebutkan jumlah pemudik di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Banten, pada Lebaran 2022 hampir mendekati masa sebelum pandemi COVID-19.
"Secara keseluruhan ini hampir mendekati normal di tahun 2019, jadi sudah sekitar 80-90 persen," ucap Koordinator Posko Lebaran Terminal 1 Bandara Soetta Miftahul Ulum di Jakarta, Rabu (4/5/2022).
Menurut dia, jumlah pemudik Lebaran tahun ini meningkat signifikan dibandingkan 2021.
Ia membeberkan puncak arus mudik Lebaran di Bandara Soetta terjadi pada H-3 Lebaran yakni Jumat (29/4/2022), dengan terdapat 1.052 penerbangan atau naik 428,64 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebanyak 199 penerbangan.
Jika dilihat dari jumlah penumpang, pada H-3 Lebaran juga tercatat paling tinggi yaitu 141.347 atau melonjak 1.849,61 persen (yoy) dari sebanyak 7.250 penumpang.
Sementara, pada Lebaran hari pertama 2022 jumlah penumpang di Bandara Soetta tercatat sebanyak 92.975 atau naik 755,97 persen (yoy) dari 10.862.
Jumlah penerbangan pada hari tersebut juga melonjak 213,17 persen (yoy) dari 243 menjadi 761 penerbangan pada 2022.
Untuk Lebaran hari kedua, jumlah penumpang pesawat tercatat lebih sedikit dibanding hari sebelumnya yakni 55.662, namun meningkat 644,44 persen (yoy) dari 7.477 penumpang.
Begitu pula dengan jumlah penerbangannya, yakni mencapai 420 atau naik 122,22 persen (yoy) dari 189 penerbangan.
Hadapi Arus Balik
Sementara itu sebelumnya pengelola Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) menyatakan tengah bersiap menghadapi Arus Balik Lebaran 2022. Puncaknya, diprediksi terjadi pada akhir pekan ini.
Menhadapi puncak arus balik kali ini, PT Angkasa Pura II dan stakeholder di Bandara Soetta menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi lonjakan penumpang yang akan memenuhi tiap terminal di bandara tersebut.
Salah satunya adalah berkoordinasi dengan maskapai dan ground handling atau pihak penanganan atau pelayanan terhadap penumpang beserta bagasinya dan pesawat udara selama berada di bandara, baik keberangkatan maupun kedatangan.
"Jadi, persiapan arus mudik dan arus balik sebenarnya dua hal berbeda. Hal yang perlu diantisipasi pada saat arus balik nanti ini yang pertama adalah kolaborasi dengan maskapai, khususnya dengan ground handling," ungkap Dirut AP II Muhammad Awaluddin.
Sebab, ketika penumpang tiba, mereka akan melakukan antre di bagian bagasi. Sehingga perlu berkoordinasi secara intens dengan pihak maskapai untuk menyesuaikan jadwal penerbangan yang diprediksi akan meningkat pada arus balik, serta penanganan jadwal keterlambatan penerbangan dari bandara keberangkatan.
"Kita koordinasikan dengan maskapai masalah penjadwalan karena juga sama, apabila sudah rotasi pergerakan pesawat atau delay (keterlambatan) di satu titik originasi, ini juga akan berdampak ke destinasi khususnya Soekarno-Hatta," ujarnya.
Selain itu kata Awaluddin, pihaknya juga menyiapkan pengaturan untuk transportasi darat (land transportation) yang akan digunakan oleh pemudik yang balik melalui Bandara Soetta.
Advertisement