Liputan6.com, Jakarta - Cuaca besok Senin 6 Juni 2022, pagi hari di Jakarta langitnya diperkirakan berawan dan cerah berawan. Begitu pula siang harinya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi, cuaca hujan ringan bakal turun di siang hari di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Advertisement
Baca Juga
Lalu malam harinya, seluruh wilayah Ibu Kota Jakarta akan kembali diperkirakan berawan dan cerah berawan.
Untuk wilayah penyangganya yaitu Depok dan Kota Bogor, Jawa Barat, waspada hujan petir diprediksi akan mengguyur pada siang hari. Malam hari, seluruh wilayah penyangga itu termasuk Bekasi juga diperkirakan hujan.
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang antara siang menjelang sore hingga malam hari di Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang. Dan potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada dini hari terdapat di sebagian wilayah Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang," terang peringatan dini BMKG.
Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Jakarta Pusat |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Selatan |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Jakarta Timur |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Jakarta Utara |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Bekasi |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Hujan Sedang |
 Depok |  Cerah Berawan |  Hujan Petir |  Hujan Ringan |
 Kota Bogor |  Cerah Berawan |  Hujan Petir |  Hujan Sedang |
 Tangerang |  Berawan |  Hujan Sedang |  Berawan |
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kepala BMKG Singgung Pentingnya Kolaborasi dalam Peringatan Dini Bencana Bersama Pejabat PBB
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati membuka acara Third Multi-Hazard Early Warning Conference (MHEWC-III) yang digelar di Bali, Senin 23 Mei 2022. Ketua BMKG membuka acara ini bersama pejabat tinggi PBB yang menangani isu bencana.
Acara ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut Sendai Framework pada 2015. Sebelumnya sudah ada dua konferensi pendahulu di Meksiko dan Swiss. Pada 2022, beberapa yang jadi topik utama adalah perubahan transformatif, pemahaman risiko, peran perempuan, inklusivitas, sains-teknologi-inovasi, hingga kemitraan.
Dwikorita menyorot pentingnya kolaborasi dan kearifan lokal sebagai resiliensi untuk membantu dalam peringatan dini bencana. Resiliensi itu semakin kuat jika dipadukan dengan teknologi.
"Resiliensi kolaboratif seharusnya tidak hanya dikembangkan di level nasional saja, tetapi juga diimplementasikan untuk memperkuat kapasitas pemerintah lokal, dan pemimpin lokal atau adat, dan komunitas, berdasarkan pengetahuan dan kebijaksanaan mereka," ujar Dwikorita Karnawati pada konferensi di Bali.
Advertisement
Resiliensi Lawan Bencana
Dwikorita berkata telah terbukti bahwa kearifan dan pengetahuan tradisional memiliki efek signifikan terhadap keberhasilan peringatan dini bencana, begitu pula aksi yang berdasarkan komunitas. Ia juga menyebut bahwa hal tersebut bisa ditunjang dengan teknologi.
"Ini disebut hybrid socio-technical early warning system yang tidak hanya efektif, tetapi juga lebih berkelanjutan," tegas Dwikorita.
Dwikorita juga menilai acara ini dilangsungkan pada waktu yang tepat di tengah pemulihan dari COVID-19. Resiliensi melawan bencana disebut salah satu bentuk resiliensi negara yang penting, selain resiliensi sosio-ekonomi.Â
Acara konferensi ini merupakan bagian dari Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR). Presiden Jokowi dijadwalkan hadir pada 25 Mei 2022 besok.
Peran Wanita
Mami Mazutori, ketua United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), yang duduk di samping Dwikorita meminta agar para hadirin menggunakan kesempatan ini untuk mengembangkan pemahaman dalam hal mencegah bencana, serta mengumpulkan ide.Â
Fokus Mami adalah supaya para wanita dan kelompok rentan lainnya juga dilibatkan dalam isu ini agar peringatan bencana bisa menolong orang sebanyak-banyaknya agar bisa ada sistem yang berpusat pada manusia.
Hal-hal yang disorot Mami seperti data, pengetahuan risiko (risk knowledge), pengelolaan risiko (risk governance), dan kesiapan.
"Kita harus sama-sama mencari cara-cara baru memperkuat kemitraan dan kolaborasi antar pemerintah dn lintas sektor, termasuk kemitraan dengan masyarakat sipil untuk memastikan orang-orang yang paling berisiko, perempuan, anak-anak, warga lansia, dan orang-orang dengan disabilitas, agar mereka semua disertakan dalam perencanaan aktual dan implementasi usaha-usha multi-hazard early warning system," ujar Mizutori.
UNDRRÂ juga akan dirilis dalam panduan peringatan dini bencana untuk para praktisi. Panduan itu akan dirilis pada acara COP26, sehingga para peserta konferensi diminta agar memberikan pandangan mereka.Â
Advertisement