Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi bersama rombongan tim Amirul Hajj menyambangi Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Makkah, Sabtu (2/7/2022).
Dia menemui tenaga medis yang bertugas dan pasien yang tengah dirawat.
Advertisement
Baca Juga
Wamenag mendatangi ruangan IGD dan bertanya soal kondisi kesehatan kepada sejumlah jemaah haji yang dirawat. Dia memberikan semangat kepada jemaah supaya lekas pulih dan kembali beribadah.
Zainut yang merupakan Naib atau wakil Amirul Hajj ini lalu menyambangi ruangan psikiatri. Sejumlah pasien dirawat di sini, seperti bipolar. Dia sempat berdialog dengan pasien tersebut.
Di ruangan lainnya, dia menemui pasien yang tengah dirawat. Zainut juga menuliskan pesan di gips kaki seorang jemaah. Jemaah tersebut menjadi korban kecelakaan. Ruangan operasi di KKHI juga tak luput disambangi.
Zainut pun menyampaikan apresiasi kepada tenaga medis yang merawat jemaah calon haji 2022.
"Saya sampaikan apresiasi yang setulus tulusnya, setinggi tingginya kepada tenaga medis yang bertugas di Kantor Kesehatan Haji Indonesia yang dipimpin oleh dokter Budi (Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Budi Sylvan). Luar biasa mereka telah memberikan pelayanan yang sangat baik kepada jemaah Indonesia yang mengalami problem kesehatannya," kata dia.
Dia mengatakan, berdasarkan kunjungannya para pasien yang dirawat di KKHI sebagian besar karena sakit jantung, paru, pernapasan, dan sebagian ada yang masalah psikiatri.
"Saya kira ini jadi perhatian kami kedepan agar lebih selektif untuk berangkat jemaah haji Indonesia, dipastikan yang berangkat orang-orang yang betul-betul sehat. Namun demikian kami di Kemenag tetap beri pelayanan sebaik-baiknya kepada jemaah haji yang mengalami apa namanya kesehatannya terganggu," kata dia.
Perawatan Gangguan Psikologis
Sementara itu, tim evaluator Kementerian Agama Alisa Wahid mengatakan, perawatan di KKHI betul-betul purna, termasuk untuk mereka mereka yang mengalami gangguan kejiwaan psikologis.
"Pasti kan orang jemaah haji ketika berangkat ke tanah suci itu harapannya besar, ingin ibadah tapi juga ada rasa cemas terutama kalau ada beban beban psikologis yang dijalani, nah itu kemungkinan yang masih mengganggu bagi beberapa orang sehingga menyebabkan beliau-beliau ini tidak bisa beribadah dengan baik bahkan ya tidak sehat," kata dia.
Dia mengatakan, ada pasien penderita bipolar yang merasa bersalah karena menggantikan orangtuanya pergi naik haji.
"Ya kita beri semangat, bahwa orangtua karena sudah berniat haji dan sebetulnya bahwa itu juga orangtuanya menjadi wasilah untuk mereka pergi haji, jadi memberikan pemaknaan yang berbeda," kata Alissa.
Advertisement
Sudah Membaik
Alissa juga sempat menemui pasien yang mengalami kondisi kanker serviks yang cukup parah.
Dia mengatakan, kondisi jemaah tersebut kini makin membaik.
"Ibu ini mualaf jadi didoakan sangat senang, mudah mudahan ini jadi penambah semangat supaya kembali lebih baik kondisinya. Proficiat untuk tim kesehatan haji indonesia," tandasnya.