Liputan6.com, Jakarta Pantai Tanjung Kelayang, Belitung, belum terlalu ramai, Rabu (6/7/2022) siang ini. Hanya ada beberapa wisatawan, dan belasan kapal tradisional milik nelayan yang bersandar di bibir pantai.
Lokasi tersebut merupakan satu dari banyak objek wisata yang diburu para pelancong di Belitung.Â
Baca Juga
Airnya yang masih bening dan biru menjadi daya pikat tak terelakkan Pantai Tanjung Kelayang. Bebatuan yang memesona dan tersebar di sejumlah titik di sana, memberi nilai plus bagi Pantai Tanjung Kelayang.
Advertisement
Pasir di Pantai Tanjung Kelayang yang putih bersih membuat wisatawan sayang untuk tidak berfoto.
Meski tak banyak yang bisa dieksplorasi di pantai tersebut, tapi lokasi ini menjadi salah satu pintu gerbang petualangan melihat pulau-pulau kecil di sekitar pulau utama Belitung.Â
Caranya mudah. Anda bisa menyewa kapal nelayan yang bersandar di bibir pantai.Â
Â
Kapal nelayan ini tak hanya berfungsi untuk mencari ikan lho. Semenjak Kepulauan Bangka Belitung dibanjiri wisatawan, nelayan mendapat mata pencarian tambahan dengan menggunakan kapal itu. Mereka menyewakannya untuk mengantarkan wisatawan dari satu pulau ke pulau lain.
Biaya sewa kapal relatif murah, tergantung luas kapal. Untuk kapal berukuran kecil disewakan dengan harga Rp 500 ribu, sedangkan perahu ukuran besar ditarik biaya Rp 800 ribu.
"Jadi wisatawan tinggal memilih mau pakai kapal yang ukuran kecil kapasitas 5 sampai 10 orang atau ukuran besar kapasitas 10-20 orang," begitulah kata, Jaenudin (31), warga Tanjung Pandang yang kebetulan menjadi pemandu selama Liputan6.com berkunjung ke Pantai Tanjung Kelayang bersama Tiket.com.
Selain itu, nelayan biasanya menyewakan peralatan snorkeling dengan harga murah. Dengan membayar Rp 50 ribu, wisatawan sudah mendapat peralatan snorkeling.
Liputan6.com pun berkesempatan berkeliling ke sejumlah pulau di Belitung. Momon, panggilan akrab Jaenudin, paham betul keunggulan masing-masing pulau yang disambangi.
Pulau yang ikonik adalah Pulau Batu Garuda. Jaraknya sekitar 1 kilometer dari Bibir Pantai Tanjung Kelayang. Pulau ini disebut Pulau Batu Garuda karena terdapat batu granit yang berbentuk mirip paruh burung.
Kapal yang kami tumpangi pun berhenti sejenak di sana. Begitu pula dengan sejumlah kapal lainnya. Nahkoda kapal mencari posisi paling ideal untuk wisatawan mengambil gambar batu itu.
"Ini sudah jadi ikon wisata Kepulauan Bangka Belitung," ujar dia.
Â
Pulau Batu Belayar
Selama 30 menit bersandar, Momon sudah memberikan aba-aba ke rombongan dan nahkoda untuk mengeksplorasi pulau lain. Dia meminta nahkoda melanjutkan perjalanan ke Pulau Batu Belayar.
Nah, pulau kedua yang disinggahi memiliki keunikan tersendiri.
Kenapa? Sebab, ada dua batu granit menjulang tinggi mirip seperti kapal.
Banyak kerang tiram menempel dibebatuan granit. "Ini bisa dimakan loh," kata Momon.
Warga lokal Kepulauan Belitung biasanya mencampurnya dengan telor.
"Ini enak apalagi kalau dimasak dengan telor dadar," ucap Momon.
Pemandangannya sangatlah indah, tak heran wisatawan mengeluarkan kamera ponsel mencari spot-spot menarik untuk berswa foto.
Deru mesin kapal berbunyi jadi tanda bagi rombongan dan Momon menyudahi aktivitas di Pulau Batu Berlayar.
Advertisement
Pulau Gusong dan Pulau Lengkuas
Momon mengajak wistawan naik kapal untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Pasir atau lebih dikenal masyarakat lokal dengan namanya Pulau Gusong.
Pulau terbentuk akibat pertemuan arus saling berlawanan dari sisi sebelah barat dan sisi sebelah timur. Anak-anak dan orang dewasa berenang menggunakan papan selancar.
Wajah mereka nampak berseri-seri merasakan hangat air laut. Apalagi, ombak tenang dan tidak ada batu koral, batu granit maupun bulu babu. Sangat amanlah untuk berenang.
"Nanti ketika air pasang pulau ini akan ketutup sendiri," ujar dia.
Terakhir, Momon mengajak ke Pulau Lengkuas. Selama perjalanan, Momon menjelaskan Pulau Lengkuas salah satu daya tariknya adalah menara mercusuar. Usianya sudah sangat tua, dibangun sekitar 1882. Mercusuar megah ini memiliki tinggi 50 meter dan masih aktif digunakan hingga saat ini.
Tadinya, wisatawan bisa menikmati keindahan pulau dari atas bangunan tinggi. Namun, kini sudah dilarang.
Suasana di Pulau Lengkuas sangat lah tenang dan tidak bising. Angin begitu sejuk.
Momon mengajak rombongan duduk-duduk di atas terpal sambil menikmati es kelapa hijau. Ingin rasanya berlama-lama di Pulau Lengkuas namun apalah daya waktu memanggil untuk kembali beranjak ke Pantai Tanjung Kelayang.
Â
Dimudahkan Teknologi
Liburan seperti ke Belitung, saat ini, lebih mudah untuk dilakukan. Sebab, kemajuan teknologi mempermudah segalanya. Wisatawan tak perlu lagi go show untuk menyewa penginapan atau transportasi dengan risiko tak kebagian kamar maupun tiket.
Lewat tekonologi, seperti aplikasi Tiket.com, wisatawan tak perlu lagi was-was ketika berwisata. Juga dapat menyesuaikan fasilitas dengan isi kantong. Termasuk jika ingin mengambil paket tur atau atraksi wisata lainnya.
Tiket.com sendiri memiliki fitur Tiket To Do untuk membantu para calon wisatawan.
Tak hanya itu, akomodasi yang terafiliasi dengan tiket.com pun memiliki jaminan kebersihannya dan menyenangkan.
"Setelah seharian merasakan pengalaman seru tersebut masyarakat dapat beristirahat di pilihan akomodasi tiket.com yang memiliki label tiketCLEAN, di antaranya adalah Hotel Santika Premiere Beach Resort Belitung, yang terletak di pesisir timur pulau Belitung, atau Swiss-Belresort Belitung dan BW Suite Belitung juga dapat menjadi pilihan akomodasi yang menyenangkan," kata Public Relation Manager, Tiket.com, Sandra Darmosumarto.Â
"Tiket.com, sebagai OTA dengan fokus customer-centric menyediakan solusi perjalanan lengkap dalam genggaman bagi masyarakat. Saat mengunjungi sebuah destinasi wisata Sobat Tiket dapat memilih beragam akomodasi serta rangkaian aktivitas yang dapat diperoleh melalui Tiket To Do. Tentunya di tengah kondisi saat ini, kami tetap ingin mengimbau masyarakat agar bijak dalam berwisata. Perhatikan kondisi kesehatan pribadi dan patuh pada protokol kesehatan untuk menjaga diri sendiri, wisatawan lain juga termasuk para pekerja wisata yang ada di setiap destinasi,"Â lanjut dia.
Advertisement