Sambut Tahun Baru Islam, Muzani dan Cak Imin Hadiri Tabligh Akbar Bersama

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menghadiri Tabligh Akbar yang bertema Gema Tahun Baru Islam di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2022).

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2022, 22:30 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2022, 22:30 WIB
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menghadiri Tabligh Akbar yang bertema Gema Tahun Baru Islam di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2022). (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menghadiri Tabligh Akbar yang bertema Gema Tahun Baru Islam di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2022).

Acara ini turut dihadiri Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin serta ulama kondang Ustaz Das'ad Latif.

Dalam sambutannya, Muzani bicara mengenai pentingnya momen memperingati Tahun Baru Islam 1444 H. Sebab itu merupakan salah satu cara agar umat Islam mampu meningkatkan keimanannya.

Sehingga negara Indonesia yang penduduknya mayoritas Islam akan semakin memperkuat persaudaraan antar umat beragama.

"Kita sepakat bahwa Indonesia adalah negara besar, bangsa yang toleran. Itu tercermin dari keberagaman keyakinan yang ada di negara kita. Karena itu kita sepakat untuk menjaga Pancasila sebagai dasar negara dan itu adalah sebuah kewajiban," kata Muzani.

"Saya berharap momentum Tahun Baru Islam 1444 Hijriah ini menjadi momen peningkatan iman kita untuk beribadah kepada Allah. Ini merupakan cara kita untuk memperjuangkan diri dalam menjaga persatuan dan kesatuan negara kita, memperkuat tali persaudaraan antar umat beragama, serta memperkuat rasa saling gotong royong antar sesama," sambungnya.

Menurut Wakil Ketua MPR RI ini, peningatkan iman umat muslim di Indonesia semakin baik. Itu tercermin dari jumlah jemaah Indonesia yang menjalankan ibadah di masjid-masjid. Termasuk antrian ibadah haji yang begitu panjang serta banyaknya rakyat yang menjalankan umroh setiap tahunnya.

Muzani menegaskan, ini akan berimplikasi semakin kuatnya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Dalam catatan kami, semakin hari tempat ibadah semakin ramai. Semakin hari tingkat beribadah kita kepada Allah semakin baik. Contoh haji kita antriannya panjang sekali. Umroh semakin ramai setiap tahunnya. Dengan demikian kami meyakini bahwa bangsa Indonesia semakin taat beribadah. Bukan hanya umat muslim, tapi juga umat beragama lainnya. Maka kami meyakini, jika semua umat beragama semakin taat beribadah yang beradah, maka negara kita, bangsa Indonesia akan semakin kuat dan kokoh," kata dia.

 

Pendidikan Politik

Dalam kesempatan yang sama, Cak Imin mengajak seluruh umat Islam untuk memperkuat semangat cinta Islam dan cinta Indonesia, terlebih saat momentum tahun baru Hijriah 1444 yang jatuh pada Sabtu, 30 Juni 2022.

"Dalam peringatan tahun Baru Hijriah, saatnya kita perkuat semangat cinta Islam dan cinta Indonesia. Hal ini penting sebab bangsa Indonesia merupakan bangsa yang menganut Ketuhanan yang Maha Esa sebagai dasar bernegara dan falsafah hidup," kata dia.

Wakil Ketua DPR RI ini menyatakan, ribuan ulama dan tokoh Islam telah tercatat dan diabadikan dalam sejarah berkat kontribusi nyata terhadap kemerdekaan Indonesia. Mereka disebut Cak Imin telah memberi contoh mencitai Islam dan Indonesia sepatutnya berjalan beriringan.

"Pahlawan Nasional seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbulloh, KH Wahid Hasyim, KH Ahmad Dahlan, Cut Nyak Dhien, Teuku Umar hingga Agus Salim dan sederet ratusan nama-nama lainnya merupakan bukti nyata bahwa cinta Islam dan cinta Indonesia seiring sejalan," jelasnya.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Entitas yang Tak Bisa Dipisahkan

Cak imin menyatakan, Islam dan Indonesia merupakan entitas yang tidak bisa dipisahkan. Sebab Indonesia didirikan bukan sebagai negara agama, namun sebagai negara yang merangkul agama-agama. Karena itu sistem khilafah dan juga sekuler sudah pasti tertolak lantaran bertentangan dengan nilai Keindonesiaan.

"Refleksi Keislaman dan Keindonesian ini penting kita suarakan karena terjadi polarisasi yang nyata yang mencoba manarik Indonesia sebagai negara khilafah ataupun negara sekuler. Polarisasi yang terjadi di masyarakat tergambar jelas, dan kita temukan dalam riset dan survei banyak lembaga. Yang lebih mengkhawatirkan polarisasi juga terjadi pada Genarasi Milenial dan Gen Z," kata dia.

Cak Imin menuturkan, harus bergandengan tangan dan semakin menguatkan kaum muda, generasi milenial dan Gen Z di sekitar kita agar berorintasi moderat, Nasionalis-Religius dalam membangun Indonesia.

"Dan momentum tahun baru Hijriah tepat untuk meningkatkan kecintaaan kita terhadap nilai-nilai Islam sekaligus nasionalisme, terutama di kalangan milenial dan Gen-Z karena mereka adalah masa depan bangsa Indonesia," jelasnya.

 

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya