Teliti Keamanan Jaringan Siber, Rektor Universitas Mercu Buana Temukan Ini

Karena jaringan yang rentan merupakan sasaran utama serangan, perlindungan keamanan siber sangat penting.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jun 2023, 18:37 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2023, 18:24 WIB
umb
Rektor Universitas Mercu Buana Prof. Dr. Andi Adriansyah, M. Eng. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, telah terjadi peningkatan penggunaan jaringan internet di seluruh dunia. Namun, peningkatan ini juga menyebabkan meningkatnya aktivitas kejahatan dunia maya dan konsekuensi yang terkait dengannya. Karena jaringan yang rentan merupakan sasaran utama serangan, perlindungan keamanan siber sangat penting.

Prof. Dr. Andi Adriansyah, M. Eng., Rektor Universitas Mercu Buana, tertarik untuk mencari solusi atas masalah ini. Menurut Andi, yang melakukan penelitian bersama Arif Basuki, penting untuk melakukan pemindaian jaringan untuk menemukan kelemahan jaringan yang dapat dimanfaatkan oleh penyerang dalam melawan serangan siber.

"Guru Besar Teknik Elektro di Fakultas Teknik UMB mengatakan, Reaksi yang cepat dan akurasi yang tinggi diperlukan untuk mengurangi kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan siber," kata Andi, Jumat (9/6/2023).

Dalam jurnal mereka yang berjudul Response time optimization for vulnerability management system by combining the benchmarking and scenario planning models yang diterbitkan oleh International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE) Vol. 13, No. 1 pada February 2023 lalu, kedua peneliti mengusulkan penggunaan metode pemindaian jaringan baru yang diharapkan dapat meningkatkan keamanan siber. Metode ini menggabungkan teknik benchmarking dan perencanaan skenario untuk mencapai waktu respons yang lebih baik.

Dalam pemindaian jaringan untuk menemukan titik-titik kerentanan, tim peneliti menggunakan perangkat lunak pemindaian bernama Masscan. Dengan bantuan Masscan, waktu respons untuk menemukan port terbuka pada subnet dapat mencapai kurang dari 2 detik.

Selanjutnya, dalam perencanaan skenario untuk mendeteksi kelemahan pada satu host, tim menggunakan alat pemindaian yang dikenal sebagai Nmap, yang memberikan waktu respons kurang dari 4 detik.

"Dari hasil penelitian kami berhasil mencapai waktu respons total kurang dari 6 detik. Ini berarti identifikasi titik kerentanan dapat dilakukan dengan cepat dan tindakan mitigasi yang sesuai dapat diambil untuk melindungi jaringan dari serangan siber," urai Andi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mendorong Kolaborasi Ahli dan Peneliti

umb
Rektor Universitas Mercu Buana (UMB) Prof. Dr. Andi Adriansyah, M. Eng saat Wisuda Diploma ke LIII, Sarjana ke LVII dan Magister ke XLIV Tahun Akademik 2022/2023 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Selasa (7/3/2023). (Ist)

Meskipun metode ini menunjukkan potensi dalam meningkatkan keamanan jaringan, peneliti mengakui bahwa perlindungan keamanan siber harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan taktik serangan yang semakin kompleks.

Mereka mendorong kolaborasi antara para ahli keamanan, peneliti, dan organisasi terkait untuk menghadapi tantangan keamanan siber yang terus berkembang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya