Menkes Sebut Vaksinasi Cacar Monyet Hanya Dilakukan Sekali Seumur Hidup

Menkes mengatakan tidak semua orang akan disuntuk vaksin, ini karena penularan cacar monyet Lebih sulit

oleh Lizsa Egeham diperbarui 23 Agu 2022, 17:09 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2022, 17:09 WIB
Menkes Budi ingatkan masyarakat termasuk lansia untuk melengkapi dosis vaksinasi COVID-19, termasuk booster. (Dok: Kemenkes)
Menkes Budi ingatkan masyarakat termasuk lansia untuk melengkapi dosis vaksinasi COVID-19, termasuk booster. (Dok: Kemenkes)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah sudah membeli vaksin cacar monyet atau monkeypox. Namun, kata dia, tak semua masyarakat akan mendapatkan vaksin cacar monyet.

Pasalnya, Budi menjelaskan penularan cacar monyet lebih sulit dibandingkan Covid-19. Sehingga, nantinya vaksin cacar monyet akan diberikan kepada masyarakat yang memiliki imunitas rendah dan mudah terpapar.

"Ini karena lebih segmennya khusus kita keep untuk diberikan ke yang mungkin lebih memiliki kans kena lebih besar, terutama yang imunitasnya rendah," kata Budi Gunadi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (23/8/2022).

"Karena itu tadi menularnya susah sekali ini jauh lebih susah dibandingkan covid. Jadi gak worth it untuk semua orang dikasih vaksin cacar monyet, yang benar-benar punya imunitas rendah aja yang dikasih," sambungnya.

Dia mengatakan vaksin monkeypox berbeda dengan Covid-19 yang diberikan setiap enam bulan sekali. Adapun vaksin cacar monyet hanya diberi sekali dan berlaku seumur hidup.

"Jadi kalau yang lahir kayak saya sebenarnya masih terproteksi karena dulu kita pernah di cacar smallpox," ujarnya.

Budi menjelaskan bahwa total ada 39.000 kasus cacar monyet di dunia. Namun, dia menuturkan tingkat fatality rate dari cacar monyet sangart rendah yakni, hanya 0,03 persen dari jumlah kasus yang ada.

"Yang (varian) Afrika Barat itu lebih rendah fatality rate-nya dari yang Afrika Tengah. Nah, Alhamdulillah yang beredar sekarang itu banyak yang Afrika Barat," ucap Budi.

Menurut dia, cacar monyet menular melalui kontak fisik dengan cairannya. Sehingga, penularan akan terjadi apabila berkontak fisik langsung dengan penderita cacar monyet.

"Dia hanya bisa menular secara fisik sudah kelihatan bintik-bintik cacarnya dan cairannya. Kalau covid-19 kan masih sehat pun bisa menular jadi lebih berbahaya, kalau cacar monyet kita lihat nih kalau temen kita udah cacar monyet baru dia bisa menular," tutur Budi.

 

Jokowi: Tak Perlu Panik, Penularan Cacar Monyet Bukan Lewat Droplet

Jokowi
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat meninjau Gudang Beras Bulog , Jakarta, Rabu (25/2/2015). Pada kunjungan itu, presiden meresmikan penyaluran serentak beras miskin (raskin) dan operasi pasar beras tahun 2015. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta masyarakat untuk tidak panik dengan penyakit cacar monyet atau moneypox yang kini sudah masuk Indonesia. Pasalnya, kata dia, penularan cacar monyet bukan lewat droplet.

"Ini juga kita tidak perlu terlalu panik karena penularannya lewat kontak langsung. Bukan lewat droplet," kata Jokowi kepada wartawan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Kendati begitu kepala negara ini, menekankan yang terpenting adalah kesiapan Indonesia menghadapi penyakit cacar monyet. Presiden Jokowi sendiri telah memerintahkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk menyediakan vaksin dan memperketat pintu-pintu masuk.

"Ya sudah saya perintahkan kepada Menkes. Yang pertama, urusan vaksin segera. Yang kedua, untuk tempat-tempat yang interaksinya tinggi, kemudian gerbang-gerbang masuk ke negara kita betul-betul dicek secara ketat," jelas Jokowi.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan pasien cacar monyet pertama di Indonesia baru melakukan perjalanan dari Eropa Barat dan melakukan isolasi mandiri di indekosnya. Hal itu dipaparkan Riza pada Senin, 22 Agustus 2022 sore.

"Atas kesepakatan bersama, domisilinya belum bisa disampaikan. Pokoknya di Jakarta, tinggal di kos-kosan, usianya 27 (tahun), laki-laki, baru pulang dari Eropa Barat," kata Riza.

Riza juga menyampaikan terdapat delapan ruam pada pasien pertama tersebut. Namun, kondisinya sudah membaik dan terus berobat jalan serta melakukan karantina di kamar indekosnya. 

Dua Warga Depok Diduga Kontak Erat Pasien Cacar Monyet

THUMBNAIL cacar
cacar monyet

Kementerian Kesehatan belum lama ini mengumumkan ditemukannya satu warga Jakarta terkonfirmasi cacar monyet atau Monkeypox. Diduga dua warga Kota Depok melakukan kontak erat terhadap satu warga terkonfirmasi Monkeypox.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, Monkeypox berdasarkan pengumuman Kementerian Kesehatan terdapat satu orang terpapar. Namun, diduga warga tersebut melakukan kontak erat dengan dua warga Kota Depok yang belum diketahui domisili lengkap tempat tinggalnya.

"Ada satu orang di DKI Jakarta umur 27 tahun yang terpapar kemudian ada info juga kontak eratnya dua orang di Kota Depok," ujar Mary kepada wartawan, Selasa (23/8/2022).

Mary menjelaskan, dua orang asal Kota Depok yang kontak erat sudah dilakukan pemeriksaan maupun pemantauan di DKI Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Depok belum mendapatkan informasi lengkap terkait identitas dan alamat domisili yang telah melakukan kontak erat tersebut.

"Kita juga tidak dikasih info siapa orangnya dan di mana tinggalnya, kita tidak ada informasi apapun dari Kemenkes ataupun DKI Jakarta," jelas Mary.

Mary mengungkapkan, pencegahan penularan Monkeypox telah dilakukan Dinas Kesehatan Kota Depok melalui sosialisasi diberbagai media. Selain itu, telah mensosialisasikan kembali pada awal Agustus saat Monkeypox masuk ke Indonesia.

"Awal Agustus sudah kami sosialisasikan kembali bahkan sejak 20 Agustus kami sosialisasikan lagi melalui medsos kita, website, Instagram, kita infokan terkait dengan monkeypox ini," ungkap Mary.

Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet
Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya