Buruh dan Petani Akan Demo di Kawasan Patung Kuda Hari Ini, 1.700 Personel Disiagakan

Polisi siap mengamankan demo buruh yang akan menyampaikan aspirasi di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 24 Sep 2022, 09:16 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2022, 09:16 WIB
Aksi Ratusan Buruh Tolak UU Cipta Kerja
Ilustrasi demo buruh. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

 

Liputan6.com, Jakarta - Serikat Petani Indonesia dan Partai Buruh bersama organisasi Serikat Buruh berencana menggelar aksi unjuk rasa di Istana Negara, Sabtu (24/9/2022). Sebanyak 1.700 personel gabungan disiagakan.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin menerangkan, pihaknya siap membantu mengamankan elemen buruh yang akan menyampaikan aspirasi di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.

"Hari ini hanya ada kegiatan (penyampaian aspirasi) di Patung Kuda saja. Pagi ini kami siagakan 1.700 personel," kata Komarudin saat dihubungi, Sabtu (24/9/2022).

Komarudin mengatakan, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan koordinator lapangan untuk pelaksanaan unjuk rasa hari ini. Dirinya mengusulkan demonstrasi digelar di kawasan Monas Barat Daya.

"Kiranya mereka mau menggunakan fasilitas maupun tempat yang kita siapkan yakni di Gerbang Barat Daya. Sehingga kalau misalnya mereka mau di situ alhamdulilah artinya tidak perlu ada arus lalin yang dialihkan," ujar dia.

Terpisah, Presiden Partai Buruh Said Iqbal menerangkan demo buruh dan petani ini akan menyampaikan aspirasi sekaligus memperingati Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September.

Adapun tuntutan yang diusung dalam aksi tersebut adalah mendesak reforma agraria. Dalam kaitan dengan itu, Partai Buruh mendesak pemerintah untuk membagikan tanah untuk petani. Dengan demikian, tidak ada lagi petani yang tidak memiliki tanah.

“Reforma agraria yang dimaksud oleh Partai Buruh adalah memastikan petani memiliki tanah,” kata Said Iqbal dalam keterangan tertulis.

 

Tuntutan Lain Pendemo

Tuntutan lain yang akan disuarakan dalam aksi tanggal 24 September adalah menolak omnibus law UU Cipta Kerja. Hal ini, karena, omnibus law tidak hanya merugikan kaum buruh. Tetapi juga berdampak buruk bagi petani.

Selain itu, dalam aksi nanti juga akan disuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM telah membuat harga-harga melambung tinggi yang menyebabkan daya beli masyarakat merosot tajam.

Partai Buru memandang, kebijakan menaikkan harga BBM tidak tepat. Terlebih lagi saat ini harga minyak dunia sedang turun. Terlebih lagi, di beberapa negara, BBM dengan ron yang lebih baik dibandingkan dengan pertalite dan solar bisa dijual dengan harga lebih murah.

“Oleh karena itulah, dalam aksi para petani di Istana, kami juga akan tegas menolak kenaikan harga BBM,” pungkas Said Iqbal.

Infografis Ragam Tanggapan Gelombang Demo Tolak Kenaikan Harga BBM. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Tanggapan Gelombang Demo Tolak Kenaikan Harga BBM. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya