Dinkes Jakarta: Penyebab Gangguan Ginjal pada Anak Masih Diteliti

Dinkes DKI Jakarta belum dapat menyimpulkan penyebab yang membuat anak-anak mengalami gangguan ginjal.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Okt 2022, 15:03 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2022, 15:01 WIB
Kementerian Kesehatan Instruksikan Apotek Setop Sementara Penjualan Obat Sirup
Pegawai mengumpulkan sejumlah obat sirup yang mengandung paracetamol di Apotek Prima Husada, Cinere, Depok, Jawa Barat, Kamis (20/10/2022). Kementerian Kesehatan menginstruksikan seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dalam bentuk sirup anak kepada masyarakat akibat adanya lebih dari 200 kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak di Indonesia. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengungkapkan, penyebab gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak masih diteliti.

"Penyebab sedang dalam proses penelitian. Jadi, kalau ada edaran terkait (penarikan obat) cairan dan sebagainya itu adalah salah satu faktor yang patut diduga menjadi pemicu," kata Widyastuti saat ditemui di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) di Rawasari Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2022).

Widyastuti berharap, pihaknya bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dapat mengendalikan penyakit ini dari pemicunya.

"Jadi belum sesuatu yang 100 persen (penyebabnya) tapi mitigasi harus terus dilakukan. Kita ingin mitigasi supaya bisa dikendalikan dari hulunya. Kita masih terus melakukan koordinasi dengan tim Kemenkes untuk mengetahui lebih jauh sebenarnya apa penyebabnya," jelas Widyastuti.

Hingga kini, pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab yang membuat anak-anak mengalami gangguan ginjal.

"Belum bisa ditetapkan salah satu faktor. Jadi ini adalah salah satu upaya mitigasi yang patut diduga sebagai pemicu," kata Widyastuti.


Gangguan Ginjal Akut pada Anak Terdeteksi di Kalideres dan Cengkareng

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Erizon Safari mengungkapkan adanya kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak di wilayah Kecamatan Kalideres dan Cengkareng, Jakarta Barat. Hal tersebut ditemukan setelah pihaknya melakukan survei.

"Setiap ada kasus, kami langsung lakukan penanganan sekaligus pemantauan untuk mengetahui penyebabnya," kata Erizon, Kamis (20/10/2022).

Menurut Erizon, anak-anak yang terdiagnosa mengalami gejala gangguan ginjal sudah ditangani dokter. Erizon juga mengatakan, gangguan ginjal ini disebabkan oleh banyak hal, misalnya Leptospirosis yang disebabkan bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi seperti tikus, sapi, babi, dan anjing.

"Kami imbau orangtua untuk selalu menjaga kebersihan, terutama di musim penghujan seperti ini," ucap Erizon.

Ia berharap, upaya yang dilakukan pihaknya dapat mengurangi atau mencegah penyebaran penyakit tersebut.

"Harapan saya anak-anak di Jakarta Barat semua sehat," tambah Erizon.

Dia menambahkan, akan terus memantau perkembangan kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak. Sosialisasi dan edukasi kepada orangtua juga terus dilakukan.

 


IDAI Imbau Ortu Tidak Beli Obat Bebas Tanpa Rekomendasi Nakes

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta orangtua tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan. Rekomendasi ini disarankan sampai didapatkan hasil investigasi mengenai penyebab gagal ginjal akut progresif atipikial atau misterius pada anak.

"Masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatan hasil investigasi menyeluruh oleh Kementerian Kesehatan dan BPOM," begitu tulis IDAI dalam unggahan terbarunya pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Enam+01:24VIDEO: Marak Gangguan Ginjal Akut, Kemenkes Minta Apotek Stop Jual Obat SiropIDAI juga meminta masyarakat tetap tenang di tengah kenaikan kasus gagal ginjal akut misterius ini. Namun, masyarakat harus tetap waspada bila anak mengalami penurunan frekuensi buang air kecil dan penurunan jumlah urine yang terjadi secara mendadak disertai maupun disertai permasalah kesehatan yang lain.

Mengingat belum diketahui pasti penyebab gangguan ginjal akut progresif atipikal ini, IDAI meminta orangtua menghindari aktivitas di ruang publik agar anak tidak terkena infeksi.

"Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak khususnya balita yang memaparkan risiko infeksi (seperti kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker)," tulis IDAI.

Pernyataan IDAI selaras dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan lewat Juru Bicara Mohammad Syahril pada Rabu, 18 Oktober 2021 pagi.

"Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan," kata Syahril.

Di kesempatan itu, Syahril juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.  

 


Hidup Bersih dan Sehat

Sembari menunggu hasil investigasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan, Ketua IDAI, Piprim Basarah Yanuarso menyarankan orangtua agar terus meminta anak menjalankan pola hidup bersih dan sehat. 

"Pada sebuah kasus penyakit yang kita enggak tahu apa sebabnya, terapinya bagaimana maka perlu kita terapkan PHBS seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjauhi kerumunan," kata Piprim dalam live Instagram bersama IDAI pada Selasa, 18 Oktober 2022. 

Selain itu, berikut rekomendasi Piprim lainnya untuk menjaga kesehatan anak:

- Kebutuhan tidur tercukupi

"Tidur itu salah satu hal yang meningkatkan imunitas anak, maka pastikan tidurnya tercukupi. Jangan sampai anak begadang sampai malam, main gim tanpa diketahui," kata Piprim.

- Aktif bergerak

- Hindari kebanyakan mengonsumsi camilan tinggi gula

"Camilan tinggi gula ini sangat inflamatif dan pada kondisi seperti saat ini kita hindari inflamasi yang berlebihan," lanjut Piprim.

Hal senada juga disampaikan Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, MKM.Dengan menjaga gaya hidup sehat dan bersih serta menyantap makanan sehat pada buah hati, orangtua dapat membantu anak terhindar dari berbagai penyakit.

Dia mengingatkan orang tua untuk memberikan makanan-makanan sehat, bukan makanan-makanan yang justru memperberat ginjal anak.

"Ginjal adalah organ yang menyaring asupan dalam tubuh, tentu kalau makanan yang masuk sembarangan, kerjanya berat," jelas dia.

"Oleh karena itu, (terapkan) perilaku hidup bersih dan sehat secara menyeluruh, tak cukup hanya cuci tangan tapi secara komprehensif," pesan dia mengutip Antara.

 

 

Reporter: Lydia Fransisca

Sumber: Merdeka.com

Infografis Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius, Penyebab Kematian & Antisipasi
Infografis Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius, Penyebab Kematian & Antisipasi (Liputan6/com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya