Liputan6.com, Jakarta - Cuaca cerah berawan diprediksi akan menyelimuti sebagian besar wilayah DKI Jakarta pada besok Kamis pagi, 27 Oktober 2022.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, hujan disertai petir dan angin kencang akan turun di sejumlah wilayah Jakarta.Â
"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat di wilayah Jakpus, Jaksel dan Jakbar pada siang dan sore hari," kata BMKG diperingatan dini cuaca untuk DKI Jakarta, Kamis.Â
Advertisement
Baca Juga
Begitupun dengan keempat daerah penyangga Ibu Kota. Kamis pagi, cuaca cerah berawan akan menyelimuti seluruh wilayah, baik Depok, Bekasi, Tangerang, dan Kota Bogor.
Namun, patut diwaspadai adanya potensi hujan disertai petir dan angin kencang pada siang hingga malam hari.
"Waspada potensi hujan dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu antara siang/sore hingga menjelang malam hari di sebagian wilayah di Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi," jelas BMKG diperingatan dini cuaca, Kamis.Â
Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jakarta, Bogor, depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Cerah Berawan |  Hujan Petir |  Cerah Berawan |
 Jakarta Pusat |  Cerah Berawan |  Hujan Petir |  Cerah Berawan |
 Jakarta Selatan |  Cerah Berawan |  Hujan Petir |  Cerah Berawan |
 Jakarta Timur |  Cerah Berawan |  Hujan Sedang |  Cerah Berawan |
 Jakarta Utara |  Cerah Berawan |  Hujan Sedang |  Cerah Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Berawan |  Hujan Sedang |  Cerah Berawan |
 Bekasi |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Depok |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Bogor |  Cerah |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Tangerang |  Cerah Berawan |  Berawan |  Berawan |
BMKG: Fenomena La Nina Triple Dip Jadi Ancaman Negara-Negara di Dunia
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena La Nina "triple-dip" 2020-2023 (tiga tahun beruntun) menjadi ancaman bagi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Fenomena tersebut sebelumnya pernah terjadi dari 1973 -1975 serta 1998-2001. Fenomena ini akan berpengaruh terhadap pola cuaca-iklim di Indonesia. Salah satunya menyebabkan sebagian wilayah Indonesia mengalami musim hujan lebih awal.
La Nina sendiri adalah fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya.
Di sisi lain, pendinginan SML di Samudra Pasifik tersebut diikuti oleh menghangatnya SML di perairan Indonesia sehingga menggiatkan pertumbuhan awan awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
Fenomena ini sudah dimulai pada pertengahan 2020 dan diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun 2022 dan kemungkinan berlanjut hingga awal tahun 2023, sehingga dinamai "Triple Dip".
Advertisement
Waspadai Penyakit yang Bisa Timbul di Musim Hujan Tim Mitigasi UGM
Dipaparkan Dwikorita, pola cuaca La Nina adalah salah satu dari tiga fase El Niño Southern Oscillation (ENSO). Ini mengacu pada suhu permukaan laut dan arah angin di Pasifik dan dapat beralih antara fase hangat yang disebut El Niño, fase yang lebih dingin dengan sebutan La Niña, dan fase netral.
Fenomena La Niña membawa dampak peningkatan curah hujan di banyak tempat di Indonesia, meski sebenarnya dampak La Nina tidak pernah sama karena dipengaruhi faktor lainnya.
"Yang perlu juga diwaspadai adalah penyakit yang biasa muncul di musim hujan, mulai dari diare, demam berdarah, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, dan lain sebagainya. Semua harus bersiap," imbuhnya.