Liputan6.com, Jakarta - Saksi Diryanto alias Kodir kembali hadir di persidangan kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J untuk terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (9/11/2022). Majelis Hakim kembali mencecar berbagai pertanyaan yang menerima keterangan berubah-ubah.
Awalnya, Kodir mengaku melaporkan secara lisan kepada terdakwa Kuat Ma'ruf saat bertemu di kediaman Saguling, terkait kondisi rumah Duren Tiga.
"Saudara di Saguling duluan?" tanya hakim lagi.
Advertisement
"Sudah di Saguling duluan," jawabnya.
"Terus saudara ketemu dengann Kuat bagaimana?" tanya hakim.
"Menyampaikan secara spontan 'Om rumah sudah bersih'," kata Kodir.
Baca Juga
"Itu cuma laporan saja? Atau sudah ada diperintah?" tanya hakim.
"Belum perintah," jawabnya.
Menurut Kodir, dirinya datang lebih dulu menggunakan sepeda motor ke Rumah Saguling sebelum rombongan Putri Candrawathi tiba dari Magelang. Meski begitu, dirinya tidak ikut masuk ke rumah.
Dia pun baru mengetahui adanya peristiwa pembunuhan Brigadir J pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB.
"Kemarin kan saudara mengatakan bahwa mendengar suara tembakan. Coba ceritakan," kata hakim.
"Pada saat itu, itu jam 17.00 saat rombongan Ibu datang, kemudian selang kurang lebih 10 menit Bapak datang, tidak lama kemudian terdengar suara letusan," ujar Kodir.
Menurutnya, suara letusan tembakan terdengar lebih dari tiga kali. Dia dan ajudan Adzan Romer pun terkejut dengan letusan tersebut.
"Kemudian saya dan Om Romer panik, Yang Mulia. Kemudian lalu Bapak keluar, terus tidak lama Ibu keluar bersama Om Ricky," jelasnya.
Kodir Diminta Kontak Kasatreskrim Jaksel
Kodir pun diminta Ferdy Sambo menghubungi Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan Ridwan Soplanit sebelum Putri Candrawathi keluar. Setelahnya istri mantan Kadiv Porpam Polri itu keluar dan diantar terdakwa Ricky Rizal ke Rumah Saguling.
"Terus tidak lama kemudian saudara dikumpulkan sama Ferdy Sambo, siapa saja di situ?" tanya hakim.
"Pada saat itu saya, Om Romer, dan Om Yogi," jawabnya.
"Terus saudara Kuat?" tanya hakim lagi.
"Masih di jalan," jawab Kodir.
"Tuh beda lagi keterangan kemarin. Kemarin kan saudara tahu saudara Romer ngomong, oh ada saudara Kuat, ada Kodir, ada Yogi, sekarang saudara beda lagi?" tukas hakim.
"Pas yang bertiga, Om Kuat belum keliatan Yang Mulia," sahutnya.
"Kapan dia keliatannya?" tanya hakim
"Setelah dipanggil," jawabnya.
"Siapa yang manggil?" tanya hakim.
"Bapak yang manggil," jawabnya.
Di hadapan majelis hakim, Kodir mengaku tidak mengetahui perintah Ferdy Sambo kepada Kuat Ma'ruf. Hakim pun mengingatkan bahwa sebelumnya saksi sempat menyatakan dan mendengar, bahwa Ferdy Sambo berucap siap bertanggung jawab dan membela terdakwa Bharada E meski taruhannya jabatan.
"Kalau pas itu saya kurang mendengar Yang Mulia," kata Kodir.
"Beda lagi. Kapan saudara tahu perkara pembunuhan?" tegas hakim.
Â
Advertisement
Diminta Bersihkan Darah
"Setelah itu banyak orang datang, lebih dari 10 orang. Kemudian masuk ke dalam, kemudian tidak lama ada ambulans datang," jawabnya.
Usai jenazah Brigadir J dibawa oleh tenaga medis menggunakan ambulans, Kodir mengaku diminta membersihkan darah oleh petugas yang dia tidak sepenuhnya kenal identitasnya.
"Saudara dipanggil sama siapa?" tanya hakim.
"Sendiri Yang Mulia," jawabnya.
"Terus Kuat ngapain?" tanya hakim lagi.
"Saya tidak memperhatikan Yang Mulia," jawab Kodir.
"Terus sampai jam berapa di sana rombongan?" tanya hakim.
"Saya tidak terlalu memperhatikan Yang Mulia, karena banyak orang Yang Mulia," jawab Kodir.