Berkat Wisata Edukasi Ganjar, Usaha Olahan Jamur Puput Alami Peningkatan

Berkat wisata edukasi Ganjar, seorang pengusaha jamur mengalami peningkatan usaha yang pesat.

oleh Fachri pada 02 Des 2022, 18:20 WIB
Diperbarui 02 Des 2022, 18:18 WIB
Usaha olahan jamur.
Puput Setyoko sang usahawan olahan jamur di Magelang. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Seiring berjalannya waktu, budi daya jamur di Jawa Tengah mengalami perkembangan. Salah satu petani yang mengalami peningkatan usahanya adalah Puput Setyoko, seorang petani jamur di Borobudur, Kabupaten Magelang. Budi daya jamur yang ditekuninya sejak 2013 berkembang pesat berkat wisata edukasi yang digalakkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Puput menceritakan bahwa dahulu ia hanya seorang petani jamur kecil-kecilan. Tiga tahun kemudian, tepatnya 2016, ia mulai mencoba berproduksi olahan jamur, seperti kripik dan krupuk berbahan jamur.

"Waktu itu, usaha ini belum banyak dikenal masyarakat. Saya kesulitan berkembang terutama soal pemasaran," ujarnya.

Berbagai tantangan dihadapi, namun Puput tak kenal putus asa. Hingga keberuntungan menghampiri, tempat usahanya yang berlokasi di Dusun Joeahan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Magelang disambangi oleh Ganjar.

Sejak disambangi Ganjar, usaha jamurnya semakin naik daun. Alhasil, para wisatawan pun mulai berdatangan.

"Tahun 2018 mulai merintis wisata edukasi. Waktu itu dikunjungi Pak Ganjar, dan langsung dikenal masyarakat lebih luas. Kunjungan wisata semakin ramai," jelasnya. 

Bagi Puput, Ganjar memiliki pengaruh besar dalam mem-branding usahanya. Selain itu, Ganjar juga menyebarluaskan usahanya melalui unggahan media sosial Ganjar Pranowo.

"Saat itu banyak sekali yang berkunjung ke sini. Ada wisatawan dari Kalimantan sengaja datang ke sini karena dapat info dari Lapak Ganjar, bahkan minta foto bareng saya," ungkapnya.

Dalam sehari, ada sekitar 200 wisatawan yang datang. Bahkan saat weekend rata-rata sampai 1000 wisatawan.

Pengunjung tidak ditarik tiket, alias gratis. Namun, dari hasil penjualan produk, Puput mampu mendapatkan omzet Rp100 juta sampai Rp150 juta per bulan.

"Karena berkembang pesat, saya akhirnya bisa membangun pendapa-pendapa sebagai fasilitas wisatawan yang datang," ucapnya.

Wisata edukasi jamur miliknya kini sangat dapat dinikmati para pengunjung. Selain sarana prasarana, wisatawan dapat dilayani oleh 16 karyawan yang ada.

"Dulunya hanya 4 orang, kini sudah ada 16 karyawan di sini," papar Puput.

Menurutnya, Ganjar sangat peduli dengan UMKM. Selain sosoknya, Ganjar juga memunyai terobosan-terobosan yang mampu mengangkat UMKM.

Jamur Borobudur, bukan hanya layak untuk dikunjungi bagi siapa saja yang ingin belajar tentang jamur. Tapi juga dapat menikmati hidangan olahan jamur. Seperti kripik, krupuk, sambak dan lain sebagainya.

"Olahan jamur di sini juga bisa dipesan online. Biasanya pengiriman sampai ke Papua, Kalimantan, Jabar, Jatim, dan Jakarta. Harapannya, Lapak Ganjar terus ada untuk membantu UMKM," tutupnya.

 

(*) 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya