Pulang dari Turki, Menko PMK Sebut Indonesia Tak Akan Berhenti Untuk Membantu

Menko PMK Muhadjir Effendy dan tim INASAR tiba di Indonesia setelah melaksanakan misi kemanusiaan tahap ketiga untuk membantu korban gempa di Turki pada Jumat (24/2/2023).

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Feb 2023, 19:08 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2023, 19:08 WIB
Menko PMK Serahkan Langsung Bantuan Terakhir untuk Korban Gempa Turki
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau posko emergency medical technician (EMT) di Distrik Hassa, Provinsi Hatay, Turki, Rabu (22/3/2023). Dalam kunjungannya, Muhadjir sempat meninjau fasilitas rumah sakit lapangan dan fasilitas lainnya dalam membantu pengungsi korban gempa Turki. (Liputan6.com/Andry Haryanto)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan tim INASAR tiba di Indonesia setelah melaksanakan misi kemanusiaan tahap ketiga untuk membantu korban gempa di Turki pada Jumat (24/2/2023).

"Alhamdulillah tim yang melakukan tugas kemanusiaan ke Republik Turki telah datang kembali ke Tanah Air dengan selamat dan telah menjalankan misinya dengan sangat baik," kata Muhadjir di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Dia menyampaikan, bantuan dari Indonesia sudah diterima baik oleh pemerintah dan warga Turki. Ia berharap, Turki bisa bangkit menjadi bangsa yang besar.

"Mudah-mudahan apa yang telah kita lakukan betul-betul bermanfaat dan meringankan beban seluruh rakyat Turki sehingga rakyat Turki bisa segera keluar dari penderitaan dan bisa bangkit kembali dan menjadi bangsa yang lebih kuat dan lebih besar," jelas Muhadjir.

Dia mengungkapkan, pemerintah Turki membutuhkan bantuan obat khususnya vaksin dan serum rabies. Hal tersebut dikatakan Muhadjir setelah sampai di Indonesia seusai memberikan bantuan logistik bagi korban gempa di Turki.

"Kemarin dari Menteri Kesehatan Turki meminta tambahan bantuan bahan obat-obatan, terutama untuk vaksin dan serum tetanus. Sekarang minta tambahan lagi untuk serum rabies," kata Muhadjir.

Muhadjir menjelaskan, saat ini pemerintah Turki tengah memasuki tahap pencarian dan pembongkaran reruntuhan. Maka, dikhawatirkan adanya penyakit menular.

"Korban-korban memang sangat kecil kemungkinan masih hidup. Kemungkinan korban meninggal masih bisa ditemukan dan itu dikhawatirkan nanti akan berkembang penyakit-penyakit menular sebagaimana biasanya pasca terjadi bencana," jelasnya.

Lebih lanjut, Muhadjir juga mengatakan bahwa pihaknya masih berdiskusi terkait pemberian bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi di sana.

"Memang sudah ada pembicaraan awal antara Kedutaan Besar Indonesia di Turki dengan pemerintah dan masyarakat Turki. Akan kita laporkan dulu kepada Bapak Presiden," jelasnya.

 

 

 

 


Ada yang Masih Tinggal di Turki

Di kesempatan yang sama, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa 50 orang tim INASAR juga telah kembali ke Indonesia.

"Sebagian Tim SAR Basarnas sejumlah 50 orang juga sudah kembali hari ini. Kenapa kembali? Karena memang pemerintah Turki sudah menghentikan proses pencarian pertolongan dan evakuasi," kata Suharyanto.

"Nah sekarang tim Indonesia yang masih tinggal di Turki adalah tim kesehatan sejumlah 119 orang ditambah 1 pesawat Hercules TNI AU yang memang masih diminta untuk terus melaksanakan tugas dan diminta oleh pemerintah Turki," tambahnya.

Suharyanto juga mengatakan, tim kesehatan dan pesawat Hercules akan berada di Turki sampai akhir Februari dan Maret mendatang.

"Untuk tim kesehatan sementara diperpanjang sampai tanggal 28 Februari 2023. Nanti apakah akan permintaan lanjutan, nanti kita akan informasikan. Untuk Hercules sementara akan melaksanakan tugas di sana sampai tanggal 2 Maret 2023," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya