Keluarga: Syabda Perkasa Belawa Pribadi Ramah, Hangat, dan Enggak Jaim

Keluarga Syabda Perkasa Belawa hingga saat ini masih menunggu jenazah pebulutangkis tersebut pulang ke Dusun Ngroto, Kelurahan Sumberjo, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, untuk dimakamkan.

oleh Jonathan Pandapotan Purba diperbarui 20 Mar 2023, 14:02 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 14:02 WIB
Kecelakaan Lalu Lintas yang Mengakibatkan Atlet Badminton, Syabda Perkasa Belawa Meninggal Dunia Akibat Sopir yang Mengantuk. Ketahui Apa Saja Bahaya Mengantuk Saat Berkendara (Sumber: Istimewa)
Syabda Perkasa Belawa (Sumber: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga Syabda Perkasa Belawa hingga saat ini masih menunggu jenazah pebulutangkis tersebut pulang ke Dusun Ngroto, Kelurahan Sumberjo, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, untuk dimakamkan.

Manajer sekaligus kerabat Swara Setiya di Sragen, Senin (20/3/2023), mengatakan Syabda dan ibunya meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di KM 314A Tol Pemalang pukul 03.40 WIB, Senin dini hari.

Syabda bersama keluarganya dalam perjalanan pulang ke Sragen untuk menghadiri pemakaman nenek dari pihak ibu. Namun dalam perjalanan kendaraan yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan.

"Neneknya meninggal tadi malam karena sakit," katanya seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan saat ini jenazah Syabda dan ibunya sedang perjalanan dari Rumah Sakit Islam Al Ikhlas Pemalang menuju ke Sragen. Rencananya jenazah Syabda bersama ibu dan neneknya akan dimakamkan dalam satu liang lahat di TPU Karaban yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah duka.

"Nanti kemungkinan pukul 15.00 WIB sampai sini," katanya.

Ramah dan Hangat

Dari informasi yang diperolehnya, Syabda sempat menerima penanganan di rumah sakit namun akhirnya nyawanya tidak tertolong.

Disinggung mengenai keseharian Syabda, Swara yang juga adik sepupu Syabda ini mengatakan pria berusia 22 tahun tersebut merupakan pribadi yang ramah dan hangat.

"Baik sekali kalau sama keluarga, pokoknya membanggakan. Neneknya mau apa ya dituruti, nggak jaim sama keluarga besar, nggak kaku," katanya.

Sementara itu anggota keluarga lain yang juga satu mobil dengan Syabda yakni ayah, kakak, dan adiknya, dalam kondisi luka-luka.

"Kakaknya luka di kepala bagian kiri, adiknya patah tulang dan harus dioperasi. Sedangkan ayahnya juga luka di kepala, sempat syok juga. Saya tidak tahu apakah mereka juga ikut pulang ke Sragen," katanya.

Infografis Wacana Vaksin Covid-19 Booster Berbayar di Masa Endemi. (Liputan6.com/Trieyasni}
Infografis Wacana Vaksin Covid-19 Booster Berbayar di Masa Endemi. (Liputan6.com/Trieyasni}
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya