Planetarium Tak Kunjung Beroperasi Pasca Revitalisasi TIM, Disbud Jakarta: Janji Jakpro Segera

Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan, revitalisasi fisik Planetarium baik eksterior maupun interior telah rampung 100 persen.

oleh Winda Nelfira diperbarui 04 Apr 2023, 13:11 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2023, 13:09 WIB
Antusias Warga Saksikan Gerhana Bulan Total di TIM
Petugas Planetarium dan Obsersevasi Jakarta (POJ) menyiapkan teleskop yang akan digunakan untuk mengobservasi fenomena gerhana bulan total atau Bloodmoon di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2022). Fenomena gerhana kali ini disebut akan menjadi yang terakhir kali untuk 2022 sampai 3 tahun ke depan. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) berjanji kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk segera merampungkan kendala yang dialami, agar Planetarium di Taman Ismail Marzuki (TIM) dapat beroperasi kembali.

"Bahasa dari mereka terakhir itu segera, saya enggak ingin menyampaikan target karena kewenangannya berbeda, itu kan enggak layak juga, janjinya segera," kata Iwan di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/4/2023).

Menurut Iwan, revitalisasi fisik Planetarium baik eksterior maupun interior telah rampung 100 persen. Hanya saja, Jakpro terkendala pergantian fasilitas utama Planetarium yakni star ball atau proyektor universal Planetarium yang sudah berusia tua.

"Hanya fasilitas utama yaitu star ball-nya itu mengalami kerusakan dan memang hanya ada satu vendor karena khusus sekali, jadi sedang melakukan upaya pendekatan dari Jakpro," jelas Iwan.

Lebih lanjut, Iwan berharap Planetarium dapat beroperasi seperti semula. Mengingat, banyak masyarakat yang antusias untuk mengunjungi Planetarium TIM.

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Iwan Takwin buka suara soal kritik yang disampaikan anggota dewan yang menyebut Planetarium dan Obsevatorium terbengkalai sejak Taman Ismail Marzuki (TIM) direvitalisasi.

Menurut Iwan secara fisik interior Planetarium telah rampung. Namun, timnya saat ini tengah dalam proses komunikasi dengan pihak produsen terkait alat visual.

"Terkait planetarium, secara fisik interior sudah selesai, memang ada proses pada alat visualnya yang saat ini oleh tim proyek sedang dilakukan komunikasi dengan pihak produsen alat tersebut, agar supaya alat tersebut bisa beroperasi secara normal dan sempurna," kata Iwan saat dikonfirmasi, Senin 13 Maret 2023.

Iwan menyampaikan bahwa tim proyek diinstruksikan untuk dapat melakukan percepatan agar alat visual itu segera bisa beroperasi.

 

Planetarium Bak Gedung Mati, Jakpro Sebut Terkendala Proses Pergantian Star Ball

Vice President (VP) Corporate Secretary PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Syachrial Syarif
Vice President (VP) Corporate Secretary PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Syachrial Syarif membeberkan alasan belum diperbolehkannya warga Kampung Bayam, Jakarta Utara (Jakut) yang terdampak gusuran Jakarta International Stadium (JIS) menghuni hunian Kampung Susun Bayam (KSB). (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Vice President (VP) Corporate Secretary PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Syachrial Syarif, mengungkapkan alasan Planetarium tak beroperasi dan bak gedung mati setelah revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) rampung.

Menurut Syachrial, pihaknya masih terkendala proses pergantian star ball atau proyektor universal Planetarium yang sudah berusia tua. Oleh sebab itu, sejumlah langkah untuk memperoleh star ball baru pun tengah ditempuh.

"Itu yang jadi perhatian kita adalah star ball, itu sedang kita usahakan mudah-mudahan kita peroleh karena star ball ini sudah lama, versi 97 ini jadi beberapa alternatif kita coba," kata Syachrial ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Kamis (16/3/2023).

Syachrial menjelaskan bahwa pengadaan star ball baru membutuhkan dana yang cukup besar, sehingga Jakpro butuh bantuan sejumlah pihak terkait termasuk para ahli untuk membahas persoalan tersebut.

"Karena cukup besar kalau kita menyediakan itu, kita diskusikan, tentu saja bukan hanya Jakpro, kita libatkan beberapa pihak nanti kita akan diskusi termasuk dengan komunitas yang peduli, termasuk Pemprov," ungkap Syachrial.

Saat ditanyai terkait opsi perbaikan star ball lama, Syachrial mengaku masalahnya juga tak kalah kompleks. Syachrial memprediksi biaya perbaikan star ball lama juga bakal menelan biaya yang fantastis.

"Nanti kita akan diskusikan dulu kita cari yang terbaik, gitu ya baik itu kualitas harga tentu kita cari, belum diputuskan, bisa diperbaiki. untuk diperbaiki cukup kompleks biaya perawatan dan perbaikan cukup besar juga," kata dia.

Infografis Penyebab Buruknya Kualitas Udara di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Penyebab Buruknya Kualitas Udara di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya