Liputan6.com, Jakarta - Partai NasDem tidak ikut campur mengenai urusan rumah tangga partai Demokrat dengan Anas Urbaningrum. Sebagai rekan koalisi, NasDem tidak ada urgensinya masuk ke urusan internal partai berlogo Mercy itu.
"Mohon maaf kami tidak mau mencampuri urusan rumah tangga masing-masing parpol, karena tidak ada urgensi dengan parpol kami," kata politisi NasDem Irma Suryani Chaniago lewat pesan tertulis, Jumat (14/4).
Baca Juga
Irma menegaskan, kerja sama politik dengan Demokrat melalui koalisi hanya untuk pemilu 2024. Bukan untuk urusan urusan pribadi masing-masing parpol.
Advertisement
"Koalisi perubahan yang kami bangun hanya bicara soal pilpres dan bagaimana memenangkan calon yang kami dukung," jelasnya.
Menurutnya, urusan Anas merupakan tanggung jawab pribadi partai Demokrat. Nasdem, kata Irma, tidak ingin masuk ke ranah di luar isu pemilu 2024.
"Sekali lagi kami sampaikan koalisi yang kami bangun hanya untuk pilpres saja, untuk urusan di luar itu menjadi tanggung jawab masing-masing parpol. Kami tidak ingin bicara isu di luar pilpres karena itu bukan urusan kami," ucapnya.
Skenario
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menyinggung skenario besar yang telah mengirimnya ke dalam penjara. Setelah 9 tahun, tiga bulan di dalam Lapas Sukamiskin, Anas akhirnya bebas bersyarat pada Selasa (11/4) kemarin.
Sebelumnya, Anas Urbaningrum menyampaikan kondisinya tetap baik setelah menjalani masa hukuman selama lebih dari 9 tahun di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Kota Bandung.
Ia menyampaikan bahwa semua itu tidak terlepas dari doa keluarga, kolega hingga simpatisan yang terus memberikan dukungan.
"Saya ingin meminta maaf. Maaf kalau ada yang berpikir saya di tempat ini mati membusuk, kalau ada yang berpikir saya menjadi bangkai fisik dan sosial, saya minta maaf itu alhamdulillah tidak terjadi," kata dia di hadapan simpatisannya, Selasa (11/4).
"Saya mohon maaf kalau ada yang berpikir saya lama disini, kalau ada yang berpikir dengan waktu (masa tahanan) yang lama itu bisa memisahkan saya dengan sahabat seperjuangan, (pikiran) itu seperti tidur di siang bolong," ia melanjutkan.
Anas menyampaikan bahwa ada skenario besar hingga dirinya harus menjalani hukuman penjara.
"Saya juga mohon maaf kalau ada yang menyusun skenario besar saya dimasukkan ke tempat ini, dengan waktu yang lama, yang berpikir Anas sudah selesai. Skenario boleh besar tapi sekuat apapun serinci apapun skenario manusia tidak akan mampu mengalahkan skenario Tuhan," tegas dia
"Dengan begini saya ingin mengatakan bahwa saya ingin berpikir ke depan. Sekaligus maaf kepada yang berpikir keluarnya saya melahirkan permusuhan, saya katakan tidak. Saya tidak ada kamus permusuhan. Andai ada yang merasa termusuhi, itu konsekuensi perjuangan keadilan," kata Anas lagi.
Sumber: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com
Â
Â
Advertisement