Isu Jokowi Bakal Merapat ke PSI, NasDem Sebut Tak Ada Masalah

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bakal menggelar kongres partai tahun ini. Hal ini memicu wacana Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bergabung ke partai tersebut usai dipecat dari PDI Perjuangan (PDIP).

oleh Putu Merta Surya Putra Diperbarui 28 Mar 2025, 12:00 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2025, 12:00 WIB
Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjalani hari pertama berkantor di Istana Kepresidenan yang berada di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Senin (29/7/2024). (Foto: Biro Pres).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bakal menggelar kongres partai tahun ini. Hal ini memicu wacana Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bergabung ke partai tersebut usai dipecat dari PDI Perjuangan (PDIP).

Terlebih lagi, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menyambut baik soal menganti nama Partai Terbuka, sebuah konsep yang sebelumnya pernah digagas oleh Jokowi, membuat sinyal  tersebut menguat.

 

Menanggapi isu tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem, Hermawi Taslim mengatakan, kedekatan partainya dengan Jokowi merupakan silahturahmi politik pihaknya.

Dia mengungkapkan, menghormati pilihan Jokowi, termasuk jika nantinya akan merapat ke PSI.

"NasDem mengembangkan politik silahturahmi, senantiasa berusaha dekat dan dialogis dengan semua kalangan, termasuk tapi tidak terbatas hanya dengan Jokowi," kata Hermawi yang ditulis hari Jumat (27/3/2025).

"Dan NasDem senantiasa menghormati pilihan politik semua pihak. Jadi ya biasa-biasa saja kalau seseorang dilihat mendekat dengan parpol tertentu, seumpama Jokowi dianggap dekat dengan PSI, itu biasa saja," sambungnya.

Meski demikian, Hermawi mengaku belum mengetahui dengan pasti apakah Jokowi benar-benar akan bergabung dengan PSI.

"Merapat kemana itu hak konstitusional Jokowi," pungkasnya.

Sebelumnya, PSI sendiri bakal menggelar kongres pada akhir bulan Mei 2025. Salah satu agenda kongres ialah pemilihan Ketua Umum dan penyusunan struktur partai

Ketum PSI Kaesang Pangarep tidak menjawab apakah sang ayah, Jokowi, bakal masuk dalam struktur PSI.

"Saya udah dijemput yuk," kata Kesang enggan menjawab pertanyaan awak media, di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (26/3/2025).

Kaesang juga enggan merespons apakah dirinya bakal kembali didapuk mengisi kursi pucuk PSI.

Jokowi Perlu Wadah Politik Baru

Jokowi Bayar Zakat
Presiden Joko Widodo (kiri) menyerahkan zakat mal kepada petugas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (16/5/2019). Jokowi menyerahkan zakat penghasilan senilai Rp 55 juta secara tunai. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi masih belum memutuskan kendaraan politiknya yang baru usai dipecat oleh PDI Perjuangan (PDIP). Pasalnya, yang bersangkutan dinilai masih memiliki nilai jual di politik dengan banyak pengikutnya.

Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas mengatakan, Jokowi harus punya wadah politiknya jika masih ingin mempertahankan eksistensinya di kancah politik nasional.

"Joko Widodo membutuhkan wadah untuk bisa mempertahankan eksistensinya dalam politik Indonesia. Sehingga perlu bergabung dengan salah satu partai politik yang selama ini selalu memberikan warna dalam politik Indonesia," kata dia, Rabu (26/3/2025).

Menurutnya, partai politik yang dipandang realistis bisa menjadi wadah politiknya adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI), di mana tempat anaknya, Kaesang Pangarep menjadi ketua umum.

"Sehingga sangat mungkin Joko Widodo bergabung dengan partai yang saat ini dipimpin oleh anak bungsunya. Apalagi secara jelas gagasan partai super terbuka oleh Jokowi diwujudkan oleh Kaesang di PSI," ungkap Fernando.

Berdampak

Presiden ke-7 RI Jokowi
Presiden ke-7 RI Jokowi menanggapi tudingan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebgai pihah yang bertanggung jawab dalam revisi UU KPK.(Liputan6.com/Fajar Abrori)... Selengkapnya

Dia berpandangan, jika mantan Gubernur Jakarta itu bisa mengambil peran strategis di PSI, hal ini akan memberikan dampak signifikan bagi partai tersebut.

Menurutnya, kolaborasi antara Kaesang sebagai Ketua Umum PSI dan Jokowi dalam posisi strategis akan meningkatkan daya saing dan elektabilitas PSI dalam menghadapi Pemilu 2029.

"Kolaborasi antara Kaesang sebagai Ketua Umum dan Jokowi sebagai Pembina atau jabatan lainnya akan mampu meningkatkan suara PSI 2029 yang akan datang," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya