Liputan6.com, Kediri Guna membuka kesempatan siswa yang berpotensi putus sekolah agar bisa bersekolah secara gratis, proses pendaftaran sekolah unggulan di Kabupaten Kediri mulai dibuka. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Mokhamat Muhsin mengatakan bahwa sekolah ini diperuntukkan bagi calon siswa yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi kurang mampu.
"Alasan calon siswa dan orang tuanya untuk mengikuti sekolah berasrama itu akan menjadi nilai tambah agar bisa diterima di sekolah tersebut," katanya.
Baca Juga
“Motivasi untuk berubah, maju, dan keluar dari zona kemiskinan sehingga mereka punya semangat belajar yang tinggi,” imbuh Muhsin.
Advertisement
Dirinya juga mengungkapkan bahwa hal tersebut sesuai dengan instruksi Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. Pasalnya, pihaknya menginginkan anak-anak putus sekolah karena keterbatasan ekonomi bisa kembali melanjutkan pendidikannya.
Usulkan Warga Kategori Miskin
Selain melalui penerimaan pendaftaran langsung, Mas Dhito juga menginstruksikan kepada camat untuk mengusulkan warganya yang masuk dalam kategori miskin dan miskin ekstrem untuk bisa mengikuti sekolah tersebut.
“Saya minta camat untuk mengusulkan kelompok masyarakat miskin yang tidak punya mimpi untuk bersekolah,” katanya.
"Dari usulan tersebut, setiap kecamatan akan mengirimkan sekitar 10 nama calon siswa yang salah satu syaratnya adalah masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)," tambah Mas Dhito.
Usai nama-nama tersebut diusulkan beserta pendaftar lain, keseluruhan calon siswa itu diwajibkan mengumpulkan dokumen persyaratan maksimal 31 Mei 2023. Lalu, seleksi tahap pertama atau seleksi dokumen akan diselenggarakan pada 5 hingga 9 Juni 2023.
Sebagai informasi, program sekolah unggulan tersebut lahir ketika Mas Dhito mengunjungi SMA Bali Mandara, 6 April 2023 lalu. Dari kunjungannya tersebut, pihaknya melihat langsung bagaimana ratusan siswa yang dulunya berpotensi putus sekolah bisa bersekolah secara gratis.
“Karena banyak yang masih tidak punya mimpi untuk sekolah. Bagi calon siswa, mereka jadi punya harapan untuk bertumbuh, naik kelas,” tutur Mas Dhito.
(*)
Advertisement