Survei LSI Denny JA: NU Paling Tinggi Tingkat Kepuasannya dengan Kinerja Pemerintahan Jokowi

Mayoritas organisasi masyarakat (ormas) Islam yang ada di Indonesia menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

oleh Devira PrastiwiWinda Nelfira diperbarui 19 Sep 2023, 17:17 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2023, 17:17 WIB
Mayoritas organisasi masyarakat (ormas) Islam yang ada di Indonesia menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mayoritas organisasi masyarakat (ormas) Islam yang ada di Indonesia menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Tangkapan Layar Youtube NU Channel)

Liputan6.com, Jakarta - Mayoritas organisasi masyarakat (ormas) Islam yang ada di Indonesia menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun, Nahdlatul Ulama (NU) menjadi ormas Islam yang paling tinggi tingkat kepuasannya terhadap kinerja pemerintahan Jokowi.

Hal tersebut disampaikan oleh Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa saat memaparkan hasil survei mengenai 'Ormas Islam, Partai Islam, dan Pilihan Capres'.

"Memang relatif dari semua ormas yang kita tanyakan yang ada di Indonesia itu mayoritas memang puas sangat puas atau cukup puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi. Ini terlihat yang paling tinggi ada di NU 78,4 persen," ujar Ardian dalam konferensi pers melalui siaran YouTube LSI Denny JA Official, Selasa (19/9/2023).

Sedangkan Muhammadiyah, lanjut dia, tingkat kekuasaannya terhadap kinerja pemerintah Jokowi sebesar 57,5 persen. Kemudian, kepuasaan ormas Islam lainnya atas kinerja pemerintahan Jokowi berada di angka 61,9 persen.

"Meskipun yang menyatakan puas lebih tinggi di NU dibandingkan dengan Muhammadiyah 78,4 persen, di Muhammadiyah 57,5 persen," terang Ardian.

Ardian menjelaskan, penelitian ini dilakukan dengan metodologi multi-stage random sampling dengan 1.200 responden dari seluruh wilayah Indonesia yang diwawancarai secara tatap muka dan menggunakan kuesioner.

Ada pun margin of error-nya adalah 2,9 persen. Penelitian ini, dilakukan pada 1-8 Agustus 2023.

Lebih lanjut, Ardian menyebut dari total 1.200 responden mayoritasnya atau 56,9 persen menyatakan diri sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama atau NU. Lalu, 5,7 persen menyatakan diri sebagai bagian dari pada Muhammadiyah.

Hanya 3 persen yang menyatakan diri sebagai ormas Islam lainnya. Dan 33,8 persen sisanya menyatakan diri tidak tergabung dalam ormas Islam manapun.

"Jadi tadi kita bilang bahwa lebih daripada 60 persen publik muslim di Indonesia menyatakan diri sebagai bagian dari organisasi Islam terbesar NU dan Muhammadiyah," jelas Ardian.

 

Survei LSI Denny JA: AHY Lebih Populer Ketimbang Cak Imin di Semua Ormas Islam

AHY menanggapi pidato Jokowi dalam musra relawan Jokowi
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di KPU, Minggu (14/5/2023). Dia pun sempat menanggapi pidato Jokowi dalam musra relawan Jokowi. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei soal popularitas antara Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di kalangan ormas Islam. Hasilnya, AHY lebih dikenal semua ormas Islam ketimbang Cak Imin.

"Ini ternyata dari data yang ada, AHY lebih populer dibandingkan Muhaimin Iskandar, Gus Imin di semua ormas Islam," kata Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam konferensi pers melalui siaran YouTube LSI Denny JA Official, Selasa (19/9/2023).

Ardian menyampaikan di Nahdlatul Ulama (NU), yang mengenal Cak Imin hanya 44,2 persen. Sedangkan, 67,1 persennya lebih mengetahui AHY.

Kemudian, di Muhammadiyah yang mengetahui Cak Imin ada 47,2 persen dan 72,5 persennya mengetahui AHY.

"Termasuk di ormas Islam lainnya 58,3 persen (Cak Imin) lawan 71,4 (AHY)," kata Ardian.

Menurut Ardian, dari data ini, Cak Imin mempunyai PR cukup besar terkait dengan pengenalan dirinya di ormas Islam di NU maupun Muhammadiyah dan ormas Islam lainnya. Terlebih, posisi Cak Imin sebagai ketua umum partai politik berbasis Islam.

"Ini ternyata belum maksimal bahkan belum mencapai 60 persen. Padahal sebagai ketua umum partai islam, terbesar, misalnya ini juga mempunyai peluang untuk dia dikenal lebih luas dibandingkan dengan kandidat-kandidat lainnya," ucap Ardian.

 

Gus Yahya: Jokowi Tidak Pernah Jauh-Jauh dari NU

Gus Yahya dalam konferensi pers Harlah 1 Abad NU. Slank, Rhoma Irama dan sederet artis lain tampil dalam Harlah 1 Abad NU. (Foto: NU Online)
Gus Yahya dalam konferensi pers Harlah 1 Abad NU. Slank, Rhoma Irama dan sederet artis lain tampil dalam Harlah 1 Abad NU. (Foto: NU Online)

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menilai, Presiden Joko Widodo atau Jokowi adalah seorang yang sangat dekat dengan keluarga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin. Pria yang karib disapa Gus Yahya tersebut meyakini, atas kedekatan tersebut maka Jokowi tidak akan pernah jauh dari warga NU.

"Banyak yang telah dilakukan Presiden Joko Widodo untuk membantu NU selama ini, saya sepenuhnya merasakan Pak Presiden tidak pernah jauh-jauh dari PBNU," ujar Gus Yahya saat Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar (Munas-Konbes) Alim Ulama NU 2023 di Pondok Pesantren Al-Hamid Jakarta, Senin 18 September 2023.

Gus Yahya lalu meminta kepada seluruh warga NU untuk juga memastikan kepada Presiden Jokowi, bahwa hal senada juga akan dilakukan terhadapnya.

"Presiden Jokowi senantiasa membersamai PBNU sampai titik ini dan tentu saja saya ingin sampaikan kepada seluruh keluarga besar NU Insyaallah NU juga tidak akan pernah jauh dari Insinyur Haji Joko Widodo," tegas dia.

Karena atas keyakinan tersebut, Presiden Jokowi didapuk oleh PBNU sebagai salah satu anggota dari Dewan Pengampu Gerakan Keluarga Maslahat (GKM) NU. Menurut dia, Dewan Pengampu GKM NU adalah bagan baru dari organisasi PBNU yang bergerak untuk menyerap suara akar rumput secara luas lagi.

"Pengusur besar NU kemudian membentuk apa yang kami sebut Dewan Pengampu Gerakan Keluarga Maslaht NU dan sebagai anggota dari dewan pengampu tersebut kami sudah memohon kesediaan kepada Insiyur Haji Joko Widodo," kata dia.

Gus Yahya percaya, GKM NU akan menjadi sebuah ikon dan penanda dalam mengawal agenda NU untuk mendampingi umat.

Tujuannya, adalah untuk menyelenggarakan kegiatan di tingkat desa dan keterlibaan warga secara langsung di seluruh Indonesia, yang dimulai dari wilayah yang menjadi konsentrasi atau basis utama dari warga NU.

"Sebab agenda ini besar melibatkan ribuan desa maka kami membutuhkan dukungan wibawa, dukungan pemikiran Pak Jokowi serta dukungan bimbingan dari sesepuh dan tokoh yang selama ini sangat kami andalkan," tandas Gus Yahya.

Infografis 3 Capres Teratas Hasil Musra Relawan Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Capres Teratas Hasil Musra Relawan Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya