IBM Tekankan 3 Elemen Penting dalam Tata Kelola Penerapan Teknologi AI

IBM sebagai penyedia teknologi AI global terkemuka menekankan adanya tiga elemen pendekatan penting dalam hal regulasi dan tata kelola AI di dunia

oleh Nasrul Faiz diperbarui 21 Sep 2023, 05:34 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2023, 05:15 WIB
IBM Think 2023 Singapore.
IBM Think 2023 Singapore. (Liputan6.com/Nasrul Faiz)

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan saat ini tengah menjadi isu hangat yang banyak diperbincangkan publik. Teknologi ini disebut banyak menawarkan keunggulan kompetitif bagi individu dan organisasi yang secara efektif memanfaatkan kemampuannya.

AI juga disebut dapat membantu dalam mengatasi beberapa tantangan yang paling mendesak, baik itu di sektor bisnis maupun pemerintahan.

Namun, layaknya teknologi canggih lainnya, AI juga memiliki potensi penyalahgunaan dan risiko. Apabila AI tidak digunakan secara bertanggung jawab, hal ini dapat menimbulkan konsekuensi di dunia nyata - terutama di area yang sensitif dan sangat penting bagi keselamatan.

Hal ini tentunya merupakan tantangan serius yang harus segera diatasi, dan inilah alasan mengapa banyak pihak mendesak Pemerintah untuk memberlakukan regulasi yang sesuai.

Untuk itu, IBM sebagai penyedia teknologi AI global terkemuka menekankan adanya tiga elemen pendekatan penting dalam hal regulasi dan tata kelola AI di dunia, di antaranya:

1. Manajemen Risiko AI

Manajemen Risiko AI menjadi hal yang harus paling utama untuk diperhatikan. Mengingat, tidak semua penggunaan AI memiliki tingkat risiko yang sama.

Beberapa mungkin tampak tidak berbahaya, namun yang lainnya dapat memiliki konsekuensi yang luas, seperti menyebarkan informasi yang salah atau hoaks, menimbulkan bias dalam keputusan pemberian pinjaman, atau mengorbankan integritas pemilu.

“Kami sangat percaya bahwa regulasi harus memperhitungkan konteks penggunaan AI dan harus memastikan bahwa penggunaan AI yang berisiko tinggi diatur dengan lebih ketat,” kata Chairman and Chief Excecutive Officer IBM, Arvind Krisna.

2. Prinsip Pertanggungjawaban dari Pencipta dan Pengguna AI

Selain mengatur risiko AI, hal lain yang juga harus menjadi perhatian adalah pertanggungjawaban dari mereka yang menciptakan dan menggunakan AI. Meskipun pemerintah memainkan peran penting, pihak lain juga harus memikul tanggung jawab yang sama.

“Legislasi harus mempertimbangkan berbagai peran pencipta dan pengguna AI dan meminta pertanggungjawaban mereka dalam konteks di mana mereka mengembangkan atau menggunakan AI,” ujar Arvind. 

Elemen Selanjutnya

General Manager and Technology Leader IBM ASEANZK, Agnes Heftberger.
General Manager and Technology Leader IBM ASEANZK, Agnes Heftberger. (Liputan6.com/Nasrul Faiz)

3. Dukungan Inovasi AI

Selanjutnya, dukungan inovasi AI juga turut menjadi salah satu hal yang layak dipertimbangkan oleh pemerintah. Menurut Arvind, lisensi AI akan menjadi pukulan serius bagi inovasi terbuka dan berisiko menciptakan suatu bentuk pengetatan regulasi.

Hal ini secara tidak sengaja akan meningkatkan biaya, menghambat inovasi, merugikan pelaku yang lebih kecil dan pengembang sumber terbuka, dan memperkuat kekuatan pasar dari beberapa pelaku. Untuk itu, sebaliknya AI harus dibangun oleh dan untuk banyak orang, bukan untuk sedikit orang.

“Untuk itu, ekosistem AI terbuka yang dinamis baik untuk kompetisi, inovasi, keterampilan, dan keamanan. Hal ini menjamin bahwa model AI dibentuk oleh banyak suara yang beragam dan inklusif,” ucapnya.

Senada, General Manager and Technology Leader IBM ASEANZK, Agnes Heftberger juga mengungkapkan,regulasi AI harus berfokus pada kasus penggunaan dan risiko, bukan hanya pada aturan teknologi dan algoritmanya.

“Regulasi AI harus memperhatikan pertanggungjawaban organisasi atas penggunaan AI yang berisiko tinggi, bukan hanya mengatur teknologi atau algoritmanya saja,” ujar Agnes dalam sesi wawancara disela-sela acara IBM Think 2023 SIngapura.

Agnes menyebut, pihaknya telah secara aktif bekerjasama dengan pemangku kepentingan di sejumlah negara untuk membantu mengembangkan teknologi AI terpercaya dengan tata kelola yang dapat dipertanggungjawabkan.

“IBM juga secara aktif bekerja sama dengan pemerintah, badan industri, dan badan pengatur di negara-negara tempat IBM beroperasi,” ucapnya

Maka dari itu, Ia meyakini dengan adanya pendekatan-pendekatan tersebut, AI dapat berkontribusi dalam segala aspek dengan tata kelola yang dapat dipercaya.

“Pendekatan ini membantu IBM untuk tetap mendapatkan informasi dan berkontribusi, sebagai pemimpin industri di bidang AI, terhadap peraturan dan persyaratan keamanan yang terus berkembang,” tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya