Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi, sempat melemah tetapi kemudian menguat 9,11 poin atau 0,14 persen ke posisi 6.455,08. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,17 poin atau 0,02 persen ke posisi 721,62.
Gerak IHSG ini berseberangan dengan bursa Asia yang sebagian besar mengalami pelemahan.
Baca Juga
PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG diperkirakan masih cenderung konsolidasi. Ia mengatakan, pada skenario merah, indeks saham diperkirakan sedang berada pada awal wave B sehingga IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya dengan target terdekat berada di 6.510-6.678.
Advertisement
“Namun, pada skenario hitam (worst case) diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave (v) sehingga masih terdapat potensi koreksi di mana IHSG akan mengarah ke 5.633-5.770,” kata Herditya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.148,5.882 dan level resistance 6.510,6.707.
Pada perdagangan kemarin dibayangi rilis neraca perdagangan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mencatat surplus sebesar USD 4,33 miliar atau naik USD 1,23 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. BPS mencatat surplus ini menandai keberlanjutan tren positif selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2025.
Surplus neraca perdagangan ini seiring nilai ekspor yang mencapai USD 23,25 miliar, naik 5,59% secara bulanan, lebih tinggi dibandingkan nilai impor yang tercatat USD 18,92 miliar yang hanya naik 0,38% dari bulan sebelumnya.
“Kami menilai capaian ini belum terpengaruh oleh kebijakan tarif yang ditetapkan oleh Donald Trump pada April, sehingga neraca perdagangan terutama ekspor tampaknya akan terkontraksi mulai April 2025,” demikian mengutip dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas.
Adapun terkait perdagangan hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas prediksi, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance 6.400-6.510. “Potensi penguatannya tetap terbuka, namun tipis,” demikian seperti dikutip.
Bursa Asia
Bursa Asia sebagian besar melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (22/4/2025), mengikuti aksi jual Wall Street setelah Presiden AS Donald Trump mengkritik kebijakan Ketua Fed Jerome Powell.
Mengutip CNBC, Indeks saham Nikkei 225 Jepang dan juga Topix diperdagangkan mendatar.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,34% dan Kosdaq yang adalah indeks berkapitalisasi kecil sedikit lebih rendah.
Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,63%.
Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada di 21.285, sedikit lebih lemah dari penutupan terakhir HSI di 21.395,14.
Pelemahan bursa Asia ini mengikuti bursa saham Wall Street. Kontrak berjangka yang terkait dengan Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 18 poin. Kontrak berjangka S&P 500 maupun kontrak berjangka Nasdaq 100 juga juga diperdagangkan mendekati garis datar.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).
Sedangkan dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Panin Financial Tbk (PNLF), dan PT Bank Jago Tbk (ARTO).
Advertisement
Rekomendasi Teknikal
1.PT Blue Bird Tbk (BIRD) - Buy on Weakness
BIRD menguat 2,02% ke 1,515 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi BIRD saat ini sedang berada pada bagian dari wave A, sehingga BIRD masih berpeluang melanjutkan penguatannya," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 1.465-1.510
Target Price: 1.570, 1.645
Stoploss: below 1.425
2.PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) - Buy on Weakness
Saham HRTA menguat 4,31% ke 605 dan disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi HRTA sedang berada pada bagian dari wave [iv] dari wave C, sehingga HRTA rawan terkroeksi dahulu.
Buy on Weakness: 540-590
Target Price: 650, 670
Stoploss: below 520
3.PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) - Spec Buy
Saham WIFI terkoreksi 0,90% ke 2.190 dan disertai dengan munculnya tekanan jual. "Saat ini, posisi WIFI berada pada bagian dari wave [iv] dari wave C, sehingga diperkirakan WIFI masih rawan terkoreksi sekaligus menutup area gap-nya," ujar Herditya.
Spec Buy: 2.000-2.110
Target Price: 2.440, 2.550
Stoploss: below 1.775
4.PT XL Axiata Tbk (EXCL) - Sell on Strength
Saham EXCL terkoreksi 2,75% ke 2.120 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi EXCL sedang berada pada bagian dari wave [iii] dari wave C pada skenario hitam, sehingga EXCL masih rawan melanjutkan koreksinya dengan target terdekat berada di 2.020-2.050," kata dia.
Sell on Strength: 2.160-2.180
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
