Liputan6.com, Jakarta - Komisi I DPR RI menggelar rapat tertutup dengan Badan Intelijen Negara (BIN) pada Kamis (9/11/2023). DPR dan BIN membahas potensi kerusuhan pada Pemilu 2024. BIN memaparkan deteksi dini potensi-potensi tersebut.
"Ya bagaimana dia bisa mendeteksi dini tentang hal-hal yang bisa membuat kerusuhan, hoaks, mengadu domba, ya kan bisa saja," kata anggota Komisi I DPR RI Jazuli Juwaini di DPR, Jakarta, Kamis.
Baca Juga
Sumber potensi masalah, menurut Jazuli, bisa dari dalam negeri juga luar negeri. "Kan banyak oknum-oknum, oknum-oknum ini kan bisa dalam negeri bisa luar negeri juga. Nah itu bisa bagaimana BIN bisa mendeteksi dini, dan bisa mengantisipasi," kata dia.
Advertisement
Dia menerangkan, di era digital, potensi kerusuhan di pemilu bisa dilakukan hanya menggunakan telepon genggam. Bisa dengan membunuh karakter seseorang sampai membuat berita bohong.
Jazuli menyebut BIN belum memaparkan temuannya. Hanya menyampaikan bagaimana antisipasinya.
"Mereka menjelaskan tentang antisipasi-antisipasi," jelas politikus PKS ini.
Jokowi: Jangan Coba-coba Intervensi Pemilu 2024, Karena Sangat Sulit
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperingatkan semua pihak tidak mencoba-coba melakukan intervensi di pemilihan umum (Pemilu) 2024. Dia memastikan tak akan mudah melakukan intervensi pada pelaksaan Pemilu 2024.
"Jadi jangan ada yang mencoba coba untuk mengintervensi, karena jelas sangat-sangat sulit," tutur Jokowi dalam Pembukaan Rakornas Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu (DKPP) di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Dia mengaku heran dengan anggapan banyak pihak yang menyebut bahwa Pemilu 2024 mudah diintervensi. Padahal, kata Jokowi, penyelenggaraan Pemilu 2024 berjalan sangat demokratis.
"Sekali lagi ini pemilu yang sangat besar, yang sangat demokratis. Banyak yang menyampaikan bahwa pemilu kita ini gampang diintervensi, di intervensi dari mana?," katanya.
Dia mengatakan Pemilu 2024 sangat terbuka dan dapat diawasi oleh masyarakat dan media. Hal ini dapat dilihat dari saksi-saksi partai dan aparat yang menjaga tempat pemungutan suara (TPS).
"Di setiap TPS itu ada saksi partai-partai. Semua TPS ada saksi dari partai-partai, belum juga aparat yang juga ada di dekat TPS," jelas Jokowi.
"Artinya apa? Pemilu ini pemilu yang sangat terbuka bisa diawasi oleh siapa saja, oleh masyarakat dan oleh media dan lain-lain," sambung dia.
Advertisement
Jokowi Sebut Pemilu 2024 Sangat Demokratis dan Terbuka
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengklaim pemilihan umum (Pemilu) 2024 berjalan dengan sangat demokratis. Dia memastikan bahwa Pemilu 2024 tak akan bisa dan sangat sulit untuk diintervensi.
"Tapi sekali lagi ini pemilu yang sangat besar, yang sangat demokratis. Banyak yang menyampaikan bahwa pemilu kita ini gampang diintervensi. Di intervensi dari mana?," ujar Jokowi dalam Pembukaan Rakornas Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) di Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Dia menyampaikan akan ada banyak saksi-saksi partai politik dan aparat yang menjaga tempat pemungutan suara (TPS). Hal ini, kata Jokowi, menandakan bahwa Pemilu 2024 sangat terbuka dan dapat diawasi oleh masyarakat.
"Jadi jangan ada yang mencoba-coba untuk mengintervensi, karena jelas sangat-sangat sulit, karena di TPS tadi saya sampaikan ada saksi-saksi, saksi-saksi dari partai-partai politik," katanya.
Selain itu, Jokowi menyampaikan Pemilu 2024 merupakan pesta demokrasi terbesar yang pernah diselenggarakan. Total ada 840.000 TPS yang dibangun di seluruh Indonesia untuk mendukung pelaksanaan Pemilu 2024.
"Kalau kita bisa bayangkan dari Aceh sampai Papua dari seluruh provinsi kabupaten dan kota ada 840.000 TPS, kita bayangkan 840.000 TPS, betapa betul-betul ini sebuah pesta demokrasi besar, TPS nya saja 840.000," jelas Jokowi.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com