Polisi Ungkap Hasil Autopsi Jasad Wanita dalam Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok

Polisi mengungkap hasil autopsi terhadap jasad wanita yang ditemukan membusuk dalam Peti Kemas di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

oleh Tim News diperbarui 27 Jan 2024, 09:17 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2024, 09:17 WIB
Seorang wanita tanpa identitas ditemukan meninggal di dalam peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Selasa 16 Januari 2024.
Seorang wanita tanpa identitas ditemukan meninggal di dalam peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Selasa 16 Januari 2024. (Foto: dokumentasi Polres Pelabuhan Tanjung Priok)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi mengungkap hasil autopsi terhadap jasad wanita yang ditemukan membusuk dalam Peti Kemas di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Kami sudah lakukan upaya autopsi, penyebab kematian saat ini, kematian yang sifatnya normal," kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok Iptu I Gusti Ngurah Putu Krisnha kepada wartawan, Jumat (26/1/2024)

I Gusti juga menjelaskan, temuan kematian yang normal juga dibarengi dengan data tidak ditemukannya luka luar maupun kandungan racun dari organ dalam tubuh korban.

"Kondisi tidak ada racun dalam lambung dan tak ada senyawa lainnya. (Korban) Meninggal secara alami. Dalam perut itu, berupa cairan organ yang berupa pembusukan lanjut. Kondisinya tidak ada makanan tertentu atau racun tertentu," tuturnya.

Untuk identitas HG pun telah diketahui penyidik, korban merupakan warga dari Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Hal itu terkonfirmasi dari data perjalanan kontainer yang berasal dari Fakfak, sebelum dari Surabaya.

“Kami cocokan dengan mayat HG di sini. Di sana Fakfak melakukan pembongkaran kontainer dan kondisi kontainer dalam kondisi kosong atau empty. Dari Fakfak, lalu ke Ambon, lalu ke Surabaya, lalu ke Jakarta,” ucapnya.

"Modal penelusuran kami hanya KIS dan kartu dokter RSUD Fakfak. Kami sedang join investigasi dengan Polres Fakfak untuk penelusuran dan wawancara dengan keluarga HG," tambah Ngurah.

 

Geger Penemuan Jasad Wanita di Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok

Penemuan Jasad
Penemua jasad wanita di dalam peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi).

Sebelumnya, seorang wanita tanpa identitas ditemukan meninggal di dalam peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Selasa 16 Januari 2024. Polisi pun menyelidiki penyebab meninggalnya korban.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok Iptu I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana menerangkan, korban ditemukan oleh seorang pegawai yang sedang melakukan bongkar muat barang ke dalam 1 unit peti kemas berukuran 20 kaki di Lapangan Penumpukan Perca Pelabuhan Tanjung Priok.

"Setelah dibuka, kemudian mencium bau tidak sedap dan melihat seorang mayat," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (17/1/2024).

I Gede mengatakan, jasad korban diperkirakan berjenis kelamin perempuan dengan ciri-ciri berambut keriting panjang. Sementara itu, usia kurang lebih 50 tahun hingga 55 tahun.

"Tidak ditemukan identitas, memakai celana pendek, tidak memakai baju. Kondisi korban sudah membusuk," ujar dia.

Terkait penemuan jasad itu, pihak sekuriti langsung meneruskan ke Polres Pelabuhan Tanjung Priok.

"Kita bersama dengan tim mendatangkan TKP dan melakukan olah TKP. Hasil pengamatan kami kondisi nya sudah membusuk," ujar dia.

Ada Tanda Kekurangan Oksigen

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok Iptu I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana menyampaikan, dari hasil pemeriksaan luar ditemukan adanya tanda kekurangan oksigen dari jasad wanita berusia sekitar 50-65 tahun.

“Ditemukan adanya tanda kekurangan oksigen. Mungkin ya, mungkin di dalam kontainer itu,” kata I Gusti saat dikonfirmasi Kamis (18/1/2024)

Menurutnya, dugaan kekurangan oksigen itu didapat dari kondisi tidak adanya udara dalam kontainer pada waktu yang lama. Namun demikian, temuan itu masih harus dipastikan dengan proses autopsi dari tubuh korban.

“Saat di kontainer mungkin masih hidup, kalau seperti itu. jadi ketika di dalam kontainer tidak ada udara, ya udah. Tapi nanti untuk intinya untuk merangkum semua itu harus dibedah mayatnya dilihat jaringan paru-paru nya barulah kesimpulan keluar, ini baru awal,” ujarnya.

Prosea autopsi itu, kata I Gusti, baru akan dilakukan sore hari ini. Dengan mendalami terkait waktu kematian kondisi jasad wanita yang diperkirakan sekitar 2 sampai 10 minggu, tanpa tanda-tanda kekerasan. 

“Tidak ada memar tidak ada luka gores atau tusuk, tidak ada. Kemudian tidak tampak ataupun teraba adanya patah tulang. Jadi saat diraba tidak ada patah tulang baik di tangan, kaki. Kemudian leher nggak ada yang patah tulangnya,” ujarnya.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya