Liputan6.com, Karangasem Gunung Agung di Bali merupakan salah satu gunung berapi yang aktif dan memiliki potensi erupsi yang signifikan, khususnya beberapa tahun belakangan ini. Sejarahnya yang penuh dengan letusan mematikan pun telah menjadi peringatan bagi masyarakat Bali akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.
Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi risiko bencana di wilayah tersebut, Lembaga Mount Fuji Research Institute (MFRI) bekerja sama dengan Fakultas Pariwisata (F-Par) dan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana (Unud) serta Fakultas MIPA UGM menggelar workshop penguatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana erupsi gunung berapi.
Baca Juga
Wakil Dekan F-Par Universitas Udayana, Nyoman Sukma Arida mengatakan bahwa workshop ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas pelatihan dan mitigasi bencana gunung api ketika situasi normal.
Advertisement
“Harapannya, semua peserta bisa berdiskusi dan berbagi pengalaman penanganan erupsi di masing-masing gunung api," katanya.
Sebagai informasi, workshop ini melibatkan 70 peserta dan narasumber yang tak hanya berasal dari Bali. Pasalnya, ada yang berasal dari BPBD Karo (Gunung Sinabung), BPBD Sumbar (Gunung Marapi), BPBD Jatim (Gunung Kelud), FPRB DIY (Gunung Merapi) dan BPBD Fujiyoshida Jepang.
Bangun Masyarakat Tangguh Bencana
Workshop yang digelar menjadi bagian dari Proyek Astungkara Giri Agung Aman (AGAA). Proyek AGAA adalah program kegiatan berdurasi tiga tahun yang dimulai sejak 2022 dan ditujukan membangun masyarakat tangguh bencana. Hal itu dibangun melalui penjalinan mitra dengan perguruan tinggi lokal sebagai basis penanggulangan bencana serta mitigasi masyarakat di sekitar lereng Gunung Agung.
Aktivitas yang didanai Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) ini telah melakukan kegiatan pelatihan kebencanaan erupsi gunung api untuk siswa dan perwakilan guru-guru di Desa Sebudi dan Desa Besakih pada bulan Desember 2022.
Kemudian, diadakan pula workshop di kantor perbekel Besakih Februari 2023 serta pelatihan ke MFRI di Yamanashi Jepang pada Juni 2023 serta kegiatan pelatihan untuk kepala sekolah SD di seluruh Kecamatan Kubu pada November 2023.
Ke depannya, proyek AGAA bersama FPRB Bali akan mewujudkan dua sekolah SD sebagai role model dalam melakukan kesiapsiagan di sekolah dengan membentuk SPAD (Satuan Pendidikan Aman Bencana) di Lereng Agung.
Advertisement
Perkuat Jejaring PPRB
Dalam workshop tersebut, muncul pula berbagai pemikiran guna memperkuat jejaring FPRB (Forum Pengutrangan Resiko Bencana) ke depan. Salah satunya adalah perlu ada komitmen berbagai pihak dalam upaya penguatan kesiapsiagaan, khususnya dalam hal anggaran dari pemerintah terhadap keberadaan FPRB.
BPBD Jawa Timur pun menyampaikan contoh riil di Jawa Timur di mana dukungan pemprov sangat nyata dalam memberikan dukungan dana bagi kegiatan penyiapan kesiapsiagaan bencana.
“Hal ini terjadi karena isu pengurangan risiko bencana di Jawa Timur masuk sebagai Indeks Kinerja Utama pemprov,” ujar perwakilan BPBD Jatim, Dadang.
Senada dengan itu, Ketua FPRB Bali, Suta Wijata mengungkapkan bahwa perhatian dari setiap komponen sangat penting.
“Selain pendanaan, kami juga memandang urgent perhatian dari semua komponen perihal isu ini, sehingga ia menjadi sentral dalam derap langkah pembangunan," ungkapnya.
(*)