Teknologi Modifikasi Cuaca, Akan kah Berdampak pada Pola Hujan Alami?

Modifikasi cuaca di Jabodetabek berhasil kurangi intensitas hujan hingga 69%, cegah banjir dengan teknologi penyemaian awan dan garam.

oleh Muhammad Ali Diperbarui 10 Mar 2025, 07:16 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2025, 07:16 WIB
Modifikasi Cuaca
Oemerintah menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dengan metode penyemaian awan. (Foto: BNPB).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Banjir di Jabodetabek sering disebabkan oleh tingginya intensitas hujan. Untuk mengatasinya, pemerintah menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dengan metode penyemaian awan.

Penyemaian awan dilakukan untuk mempercepat proses hujan sebelum awan mencapai daratan Jakarta. Hal ini bertujuan mengurangi intensitas hujan dan mencegah banjir di wilayah padat penduduk.

Teknologi modifikasi cuaca ini tidak menghilangkan hujan sepenuhnya, melainkan mengurangi intensitasnya. Awan hujan diprematurkan agar hujan turun di perairan, bukan di daratan Jakarta.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa sebanyak 4 ton garam/NaCl dan 1 ton kalsium oksida yang disemai dalam operasi modifikasi cuaca pada 4 - 8 Maret di Jabodetabek.

Penyemaian menggunakan pesawat khusus pada wilayah sasaran yang sesuai rekomendasi dari tim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Berdasarkan hasil pemantauan, wilayah Jabodetabek tidak mengalami hujan setelah operasi dilakukan. Ini menunjukkan intervensi cuaca efektif dalam menekan intensitas curah hujan," kata dia dilansir dari Antara, Minggu (9/3/2025).

BNPB mengkonfirmasi setidaknya pada Jumat (7/3/2025), juga sudah dilakukan lima sorti penerbangan dengan wilayah sasaran di perairan Selatan Kabupaten Sukabumi.

Promosi 1

Penyemaian Awan: Teknik dan Bahan

Metode yang digunakan adalah penyemaian awan dengan bahan garam (natrium klorida). Garam disebar melalui pesawat terbang ke awan yang berpotensi menimbulkan hujan lebat.

Garam membantu mempercepat proses kondensasi uap air di awan. Akibatnya, hujan turun lebih cepat dan intensitasnya berkurang sebelum mencapai Jakarta.

Proses penyemaian awan membutuhkan perhitungan yang tepat dan akurat. Lokasi dan waktu penyemaian sangat penting untuk memaksimalkan efektivitas.

Jangkauan dan Wilayah Prioritas

Wilayah prioritas TMC di Jabodetabek adalah barat, barat laut, dan barat Jakarta. Daerah-daerah ini merupakan titik pertumbuhan awan yang berpotensi hujan lebat.

TMC bertujuan agar hujan turun di perairan Jawa atau Kepulauan Seribu. Dengan demikian, dampak negatif di Banten atau Jawa Barat dapat diminimalisir.

Jangkauan TMC cukup luas, mencakup area yang berpotensi menimbulkan hujan lebat di sekitar Jakarta. Efektivitasnya dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan atmosfer.

Hasil dan Efektivitas TMC

OMC telah dilaksanakan dalam tiga tahap pada bulan Desember 2024, berhasil mengurangi intensitas hujan sebesar 28-69 persen. Ini menunjukkan keberhasilan TMC dalam mengurangi risiko bencana.

Kerja sama antar lembaga pemerintah, seperti BNPB dan BMKG, sangat penting dalam pelaksanaan TMC. BNPB menyediakan infrastruktur dan logistik, sementara BMKG memantau cuaca dan menentukan lokasi penyemaian.

Meskipun efektif, TMC bukan solusi instan untuk mengatasi banjir. Perbaikan sistem drainase dan pengelolaan tata ruang kota juga tetap diperlukan.

Peran BNPB dan BMKG

  • BNPB menyiapkan infrastruktur dan logistik untuk mendukung operasi TMC.
  • BMKG memantau cuaca, menentukan lokasi penyemaian, dan menganalisis pergerakan awan.
  • Kerja sama BNPB dan BMKG memastikan operasi TMC berjalan efektif dan tepat sasaran.

"Kalau tidak diturunkan, maka awan-awan itu akan menggerombol, mengumpul, seperti yang kemarin terjadi itu kumpulan awan, kalau kita lihat dari satelit awan itu luasnya hampir seluas wilayah Provinsi Jawa Barat. Jadi, Provinsi Jawa Barat, dari satelit, sudah tertutup awan." ungkap salah satu pejabat terkait.

Berdampak pada Pola Hujan Alami?

Tantangan TMC antara lain ketepatan penentuan lokasi penyemaian dan efektivitas bahan dalam kondisi atmosfer tertentu. BMKG terus berupaya meningkatkan efektivitas TMC.

Ada kekhawatiran mengenai dampak jangka panjang TMC terhadap pola hujan alami. Namun, BMKG meyakinkan bahwa pemantauan yang ketat akan meminimalisir risiko tersebut.

Modifikasi cuaca merupakan bagian dari strategi mitigasi bencana yang lebih luas. Kombinasi TMC dengan upaya lain, seperti perbaikan drainase, sangat penting untuk mengurangi risiko banjir.

Infografis

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya