Liputan6.com, Jakarta Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah membahas perkembangan kerja sama penempatan tenaga kesehatan besama Duta Besar Indonesia untuk Kuwait, Lena Maryana Mukti. Pembahasan itu pun berfokus seputar rencana kerja sama antara Indonesia dan Kuwait terkait penempatan Pekerja Migran Indonesia pada sektor kesehatan.
"Pada sektor kesehatan, peluang kerja untuk tenaga kesehatan di Kuwait cukup terbuka. Saat ini Kuwait membutuhkan tenaga perawat sebanyak 2.500 hingga tahun 2024," ujar Ida.
Baca Juga
Dirinya pun menyebut bahwa Kementerian Kesehatan Negara Kuwait pernah mengusulkan untuk merekrut Pekerja Migran Indonesia sektor kesehatan melalui skema G to G dan berdasarkan hasil kesepakatan.
Advertisement
"Adapun BP2MI menjadi lembaga sentral kerja sama di bidang penempatan Pekerja Migran Indonesia sektor kesehatan dengan Kementerian Kesehatan Kuwait," sebut Ida.
Ia pun mengatakan bahwa sejak November 2021, Indonesia dan Kuwait telah membahas pengaturan teknis kerja sama penempatan tenaga kesehatan Indonesia ke Kuwait.
"Perjanjian itu tertuang dalam Technical Arrangement (TA) between the Indonesian Migrant Workers Protection Board of the Republic of Indonesia and the Ministry of Health of the State of Kuwait on the Placement and Protection of Indonesian Health Professionals in the State of Kuwait," kata Ida.
Pembahasan Masih Dilakukan
Ida menjelaskan bahwa pembahasan mengenai pengaturan teknis terkait MoU masih terus dilakukan institusi terkait baik di Indonesia maupun Kuwait. Ia menyebut, walau pernah ditargetkan selesai pada September 2022, namun hingga saat ini pembahasan tersebut masih terus berlanjut.
"Pemerintah Kuwait berencana untuk merekrut 500 tenaga kesehatan asal Indonesia untuk bekerja sebagai pegawai negeri di rumah sakit di bawah Kementerian Kesehatan Kuwait," jelasnya.
"Oleh karena itu, saya berharap Dubes Indonesia untuk Kuwait dapat memediasi pengembangan kerja sama tersebut agar dapat berjalan dengan baik, sehingga penempatan pekerja migran ke Kuwait dapat terus dilakukan dengan lancar," imbuh Ida.
(*)
Advertisement