Bola.com, Jakarta - Rafael Struick tidak memberikan dampak signifikan bagi performa Timnas Indonesia dalam turnamen Piala AFF 2024. Sebagai satu-satunya pemain keturunan yang bergabung dengan tim Merah-Putih, kontribusinya belum memadai.
Perjalanan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 berakhir setelah hanya bermain dalam empat pertandingan. Tim Merah-Putih harus menerima kenyataan tereliminasi di babak grup.
Baca Juga
Shin Tae-yong Akui Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Sebut Sebagai Bekal Bagi Pemain Muda
Kapten Filipina Gembira Lolos ke Semifinal Piala AFF 2024, Tak Bisa Berkata-kata Usai Kalahkan Timnas Indonesia
Pemain Baru Timnas Indonesia Minta Maaf Karena Gagal Mencapai Semifinal di Piala AFF 2024
Timnas Indonesia tidak berhasil melangkah lebih jauh di Piala AFF 2024 setelah mengalami kekalahan 0-1 dari Filipina pada pertandingan terakhir Grup B di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (21/12/2024) malam WIB.
Advertisement
Gol tunggal yang menentukan kemenangan Filipina dicetak melalui tendangan penalti Bjorn Kristensen pada menit ke-63. Kekalahan ini membuat langkah skuad Garuda harus terhenti.
Di bawah asuhan Shin Tae-yong, mereka mengakhiri kompetisi di posisi ketiga klasemen akhir Grup B Piala AFF 2024 dengan raihan 4 poin. Tiket menuju semifinal dari grup ini diraih oleh Vietnam dengan 10 poin dan Filipina dengan 6 poin.
Menjadi Pilihan Utama
Rafael Struick bergabung dengan Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024 dengan tujuan memperkuat lini serang tim. Dengan latar belakang bermain di ADO Den Haag dan kini berkarier bersama Brisbane Roar, ia diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi tim.
Struick juga tampil sebagai bagian dari Timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dalam pertandingan melawan Myanmar, ia bermain di 45 menit kedua, serta selalu turun sebagai starter saat menghadapi Laos dan Vietnam.
Kendati demikian, Struick tampaknya masih berusaha menemukan momen yang tepat untuk mencetak gol dan mencari pasangan bermain yang ideal, sebagaimana ia pernah berduet dengan Ragnar Oratmangoen di tingkat senior.
Pemain yang baru berusia 21 tahun ini kembali dipercaya untuk memulai pertandingan melawan Filipina. Namun, penampilannya belum menunjukkan hasil yang diharapkan, sehingga ia digantikan oleh Hokky Caraka di babak kedua.
Advertisement
Alami Kelelahan
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menyatakan bahwa kontribusi Rafael Struick di ajang Piala AFF 2024 kurang menonjol. Kondisi kelelahan menjadi alasan utama mengapa Struick tidak dapat tampil maksimal sepanjang turnamen tersebut.
Walaupun demikian, Shin Tae-yong optimis bahwa performa Struick akan segera meningkat. Terutama ketika ia kembali memperkuat lini depan tim Garuda pada fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di zona Asia.
"Rafael Struick memang merasakan kelelahan sejak bergabung di tim ini. Jadi dia tidak bisa menunjukkan performa yang baik," ungkap Shin Tae-yong.
"Tapi saya percaya dia akan bangkit bersama klubnya maupun bersama Timnas Indonesia pada Maret 2025 mendatang," tambahnya.
Shin Tae-yong melihat potensi besar dalam diri Struick dan yakin bahwa setelah masa pemulihan dan persiapan yang baik, Struick akan kembali menunjukkan kemampuannya. Dengan dukungan dari tim pelatih dan rekan-rekannya, diharapkan Struick bisa memberikan kontribusi yang lebih besar di pertandingan-pertandingan berikutnya.
Optimisme ini juga didasarkan pada pengalaman sebelumnya di mana pemain sering kali mampu bangkit setelah menghadapi tantangan fisik dan mental. Oleh karena itu, Shin Tae-yong dan tim pelatih terus memberikan motivasi dan dukungan agar Struick bisa kembali ke performa terbaiknya.
Kesulitan dengan Sepuluh Pemain
Shin Tae-yong kembali menyoroti kegagalan timnya untuk melaju ke babak gugur Piala AFF 2024. Kesulitan timnya dalam mengembangkan permainan dimulai ketika Muhammad Ferarri menerima kartu merah pada babak pertama.
Kartu merah tersebut terjadi ketika Timnas Indonesia memperoleh tendangan sudut pada menit ke-41. Muhammad Ferarri bergerak maju ke area penalti dengan tujuan membantu menciptakan peluang.
Dia mendapat pengawalan ketat dari Amani Aguinaldo. Bek Filipina itu tampak menjaga Ferarri dengan ketat, hingga akhirnya membuat Ferarri terjatuh akibat tekanan tersebut.
Tidak mampu mengendalikan emosinya, Ferarri mengayunkan sikut ke wajah Aguinaldo. Wasit pun meninjau kembali tayangan ulang dan dengan tegas memberikan kartu merah padanya.
"Kecewa tentunya dengan kartu merah Muhammad Ferarri, sama seperti kartu merah yang diterima Marselino Ferdinan saat melawan Laos. Sekali lagi pertandingan tadi sangat sulit, tidak bisa mencetak satu pun gol. Padahal kita berpikir bisa mencetak dua sampai tiga gol," sambung sang juru taktik.
"Pergantian kapten dari Ferarri ke Dony Tri Pamungkas, karena sesama rekan setim di klub Persija Jakarta, tidak ada tujuan atau maksud yang lain," tandas Shin Tae-yong.
Advertisement