Liputan6.com, Jakarta - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyatakan, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menjadi wilayah tujuan mudik tertinggi di momen Lebaran Idul Fitri 1445 H/2024 M. Sebab itu, berbagai titik disiapkan untuk penerapan rekayasa lalu lintas, mulai dari contraflow hingga one way.
“Betul, jadi hasil survei dari Kementerian Perhubungan untuk tahun ini tujuan terbanyak ada di Jawa Tengah, kedua di Jawa Timur, dan Jawa Barat,” tutur Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Aan Suhanan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2024).
Baca Juga
“Tentu kita sudah mempersiapkan baik itu di tol, kalau di tol kan tadi kita sudah sampaikan ada beberapa cara bertindak yang kita lakukan, mulai dengan contraflow, kemudian one way. Nanti dari KM 36-72 contraflow, dari 72-414 di Kalikangkung one way, dan waktunya sudah kita tentukan,” sambungnya.
Advertisement
Aan mengulas, untuk Jumat, 5 April 2024 nanti mulai pukul 14.00 WIB akan diberlakukan one way, contra flow, serta pembatasan angkutan barang sumbu tiga ke atas dan pembatasan kendaraan pribadi untuk melewati jalur tol terutama.
“Tidak semua jalur tol, terutama KM 0 di Cawang sampai 414 di Kalikangkung. Jadi tol di Jagorawi ke Merak tidak diberlakukan gage. Kemudian kenapa, karena tol itu kita sudah melakukan simulasi di ruas jalan tersebut. Visi rasionya itu ada 1,7 artinya merah ini berhenti macet total, stuck kalau kita tidak lakukan intervensi tadi, mulai contraflow, pembatasan jalan dan gage,” kata dia.
Antisipasi Kemacetan di Jalur Arteri Pantura
Sementara untuk jalur arteri, petugas kepolisian juga mengantisipasi kepadatan arus jalan dengan melakukan rekayasa lalu lintas, seperti misalnya di wilayah Cirebon, Jawa Barat.
“Efek one way ini biasanya padat dan akan kita atur. Biasanya kepadatan di kota cirebon, kita akan alihkan ke Indramayu. Itu sudah kita siapkan rekayasa lalin yang nantinya pada saat arus lalin puncak, indikator arus lalinnya memang padat kita akan lakukan rekayasa lalin sampai pengalihan arus,” ujarnya.
“Kemudian kita juga menggunakan teknologi untuk memantau ini dengan traffic counting yang sudah kita siapkan di tol dan arteri. Jadi rekayasa lalin ini tidak ujug-ujug, itu berdasarkan data yang ada,” Aan menandaskan.
Advertisement