Jokowi Tegur Bobby Nasution di Depan Wali Kota se-Indonesia: Medan Mulai Macet

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa sejumlah kota di Indonesia saat ini mengalami kemacetan, mulai dari Balikpapan, Bandung, Surabaya, hingga Medan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 04 Jun 2024, 13:38 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 13:38 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat membuka Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ke-XVII di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (4/6/2024).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat membuka Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ke-XVII di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (4/6/2024).

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa sejumlah kota di Indonesia saat ini mengalami kemacetan, mulai dari Balikpapan, Bandung, Surabaya, hingga Medan. Jokowi pun menegur menantunya sekaligus Wali Kota Medan, Bobby Nasution soal kemacetan di wilayahnya.

Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ke-XVII di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (4/6/2024). Dalam acara ini, hadir wali kota seluruh Indonesia.

"Kita liihat banyak kota di negara kita mulai macet. Pak Wali Kota Balikpapan, Balikpapan sudah macet, saya denger sudah. Surabaya sudah macet Pak Wali, sampun Pak. Bandung, Pak Wali Kota Bandung sudah macet sudah. Wali Kota Medan ada? Macet. Sudah mulai macet," tutur Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (4/6/2024).

Dia pun meminta kepala daerah menyiapkan rencana transportasi massal di kotanya. Jokowi menyadari bahwa biaya pembangunan moda transportasi seperti, MRT, LRT, dan Kereta Cepat terlalu besar apabila dibebakan sepenuhnya kepada APBD.

Pasalnya, biaya pembangunan MRT mencapai Rp 2,3 triliun per kilometer dan LRT Rp600 miliar per kilometer. Sedangkan, biaya pembangunan kereta cepat mencapai Rp780 miliar per kilometer.

"Siapa yang sanggup? Ada kota yang APBD-nya sanggup? Tunjuk jari saya beri sepeda. Enggak ada yang mampu," kata Jokowi.

Dia menyampaikan saat ini ada moda transportasi massal bernama atunomous rapid transit (ART) yang biaya pembangunannya jauh lebih murah. Moda transportasi ini merupakan kereta tanpa rel konvensional.

"Namanya ART, atunomous rapid transit. Tidak pakai rel, tapi pakai magnet. Bisa 3 gerbong, 2 gerbong, atau 1 gerbong. Nah ini jauh lebih murah," ucapnya.

Bisa Minta Bantuan APBN

Jokowi menuturkan pemerintah daerah dapat meminta bantuan pendanaan APBN untuk membangun moda transportasi massal tersebut. Misalnya, 50 persen ditanggung APBN dan 50 persen sisanya dibiayai APBD.

"Kalau ada APBD punya kemampuan tolong berhubungan dengan Pak Menteri Perhubungan. Bisa bagi-bagi 50-50, APBD 50 persen, APBN 50 persen misalnya," jelas Jokowi.

Jokowi menekankan pentingnya pembangunan transportasi massal. Hal ini agar kota-kota di Indonesia tak mengalami kemacetan dalam beberapa tahun kedepan.

"Kalau tidak 10-20 tahun akan datang semua kota akan macet. Enggak percaya, kita lihat nanti kalau kota-kota enggak siapkan diri mengenai transportasi massalnya," pungkas Jokowi.

Infografis PDIP Sebut Jokowi dan Gibran Bukan Kader Lagi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis PDIP Sebut Jokowi dan Gibran Bukan Kader Lagi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya