Jokowi Jelaskan Pemberian Izin Tambang untuk Ormas

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan alasan dirinya memberikan izin usaha pertambangan (IUP) untuk organisasi masyarakat (ormas) keagamaan.

oleh Jonathan Pandapotan PurbaLizsa Egeham diperbarui 27 Jul 2024, 12:34 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2024, 12:34 WIB
Jokowi mengendarai motor trail saat meninjau tambang udang di Muara Gembong, Bekasi. (Liputan6.com/Facebook Jokowi)
Jokowi mengendarai motor trail saat meninjau tambang udang di Muara Gembong, Bekasi. (Liputan6.com/Facebook Jokowi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menjelaskan alasan di balik pemberian izin usaha pertambangan (IUP) kepada organisasi masyarakat (ormas) keagamaan.

Menurut Jokowi, hal ini bermula dari keluhan yang diterimanya saat berkunjung ke masjid dan pondok pesantren (ponpes).

"Banyak komplain kepada saya, 'Pak, kenapa tambang-tambang itu hanya diberikan kepada yang gede-gede, perusahaan besar. Kami pun kalau diberikan konsesi itu juga sanggup kok, waktu saya datang ke ponpes, berdialog di masjid'," kata Jokowi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (26/7/2024).

"Itu lah yang mendorong kita membuat regulasi agar ormas keagamaan diberikan peluang untuk bisa mengelola tambang," sambungnya.

Namun, Jokowi menegaskan bahwa izin pengelolaan tambang tidak diberikan langsung kepada ormas, melainkan kepada badan usaha yang berada di bawah naungan ormas tersebut.

"Tapi bukan ormasnya, badan usaha yang ada di ormas itu. Baik koperasi, maupun PT dan CV maupun yang lain-lain," ujarnya.

Menanggapi kabar bahwa Muhammadiyah menerima tawaran untuk mengelola izin tambang, Jokowi menekankan bahwa tujuan pemerintah adalah untuk menciptakan pemerataan dan keadilan ekonomi.

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah mendorong ormas keagamaan untuk menerima izin pengelolaan tambang.

"Jadi kita tidak ingin menunjuk atau mendorong-dorong ormas keagamaan untuk mengajukan, itu ndak. Kalau memang berminat ada keinginan, regulasinya sudah ada," pungkas Jokowi.

Jokowi Resmikan Kawasan Industri Terpadu Batang, Bisa Tampung 250.000 Pekerja

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan operasional Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (26/7/2024). Jokowi mengatakan kawasan industri akan dibangun dengan luas 4.300 hektare yang dapat membuka lapangan pekerjaan untuk 2.500 pekerja.

"Sekarang total dalam perencanaan adalah 4.300 hektare yang nantinya akan menampung industri, menampung pabrik-pabrik, yang akan membuka lapangan kerja kurleb sebanyak tadi Pak Menteri Investasi sudah sampaikan kurang lebih 250.000 pekerja karyawan yg bisa bekerja di Kawasan Industri Terpadu Batang ini. Goalnya ke situ," jelas Jokowi saat peresmian sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (26/7/2024).

"Karena memang kita harus membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya bagi rakyat kita," sambungnya.

Menurut dia, total investasi saat ini mencapai Rp14 Triliun yang berasal dari 18 perusahaan. Untuk tahap awal, Jokowi menyebut KITB sudah menampung 19.000 pekerja.

"Dengan investasi yang sekarang masuk sudah 14 Triliun dan menyangkut kurang lebih 19.000 pekerja. Ini baru awal-awal," ujarnya.

Pasarkan kepada Investor

Jokowi pun meminta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsat Pandjaitan dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia untuk memasarkan KITB kepada para investor.

Jokowi menuturkan KITB harus menjadi kawasan industri yang dilirik para investor dan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya untuk masyarakat Indonesia.

"Saya tadi sudah melihat KCC Glass, sebentar lagi nanti September sudah akan mulai produksi, kemudian pipa plastik wavin juga akan segera memulai, sepatu sudah mulai, dan seterusnya. Semuanya akan dimulai dan kita harapkan nanti di Agustus juga akan ada pembangunan industri Anoda, September akan ada pembangunan katoda di sini," tutur Jokowi.

Infografis Kiprah Atlet Indonesia Peraih Medali Olimpiade. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kiprah Atlet Indonesia Peraih Medali Olimpiade. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya