Liputan6.com, Jakarta - Dinas Sosial Kabupaten Bogor menyatakan sebagian besar anak berkebutuhan khusus (ABK) hingga kini masih dilupakan oleh negara. Bukan hanya hak pendidikan maupun hak sosial, namun juga pemenuhan makanan bergizi.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bogor, Farid Maruf mengatakan, sejauh ini pemerintah melalui institusi maupun lembaga sibuk simulasi membagikan makan bergizi gratis kepada anak-anak jenjang SD-SMA. Namun, mereka melupakan bahwa ada anak berkebutuhan khusus yang juga harus mendapat perhatian yang sama.
Baca Juga
Anak Disabilitas yang Tak Sekolah Formal Juga Perlu Dapat Manfaat Program Makan Bergizi Gratis
Pembelajaran Inklusif Adalah Pendekatan Pendidikan yang Mengakomodasi Keberagaman Siswa
Kisah Berdirinya SLB Mandiri Putra yang Berpartisipasi di Peparnas 2024, Ketuk Pintu Hati Orangtua ABK dari Pintu ke Pintu
Untuk itu, Farid meminta agar ABK yang tidak masuk sekolah formal juga mendapat program makan bergizi gratis yang diusung Presiden Prabowo Subianto.
Advertisement
"Pemerintah yang saat ini sedang bersiap-siap melaunching makan bergizi gratis, kami ingatkan juga jangan di sekolah formal, tapi juga menyasar ABK, seperti di panti asuhan, SLB dan lainnya," kata Farid saat Coaching Clinic Taman Asa-Sinergi Penanganan ABK Terintegrasi di Cibinong, Bogor, Kamis (14/11/2024).
Menurut data Dinas Sosial, jumlah ABK di Kabupaten Bogor sebanyak 1.960, dengan rentang usia 0 hingga 17 tahun. Mereka ini mayoritas warga tidak mampu sehingga butuh intervensi pemerintah, khususnya makan gizi gratis.
"Jika makan bergizi gratis hanya menyasar sekolah formal, kami khawatir tidak ada yang memperhatikan gizi anak ABK," ucap Farid.
Farid berharap usulan pemberian makan bergizi gratis untuk sekolah non formal ini diterima oleh pemerintah pusat.
"Ya mudah-mudahan mendapat respon sehingga anak-anak berkebutuhan khusus ini mendapat perlakuan yang sama seperti anak-anak di sekolah formal," harapnya.
Asupan Gizi
Rinda Handayani, orangtua dari ABK menyatakan anak-anak berkebutuhan khusus juga perlu mendapatkan asupan gizi yang seimbang guna mendukung pertumbuhan mereka.
"Jadi harusnya juga program makan bergizi gratis menyasar ABK. Semoga saja tidak dilupakan," ungkapnya.
Sementara itu, pada Coaching Clinic Taman Asa, Sinergi Penanganan ABK Terintegrasi, Dinas Sosial Kabupaten Bogor bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH).
Coaching Clinic Taman Asa ini, sebuah wadah untuk pelayanan dan penanganan ABK secara terintegrasi, mulai dari aspek anak, orang tua, lingkungan, sekolah, dan kesehatan.
Dengan harapan ABK bisa tumbuh kembang dengan baik dari di lingkup keluarga, sekolah maupun lingkungannya.
Advertisement