BKPM Ungkap Strategi Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Apa Saja?

Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Imam Soejoedi membeberkan terdapat empat hal yang perlu dicapai pihaknya guna menciptakan pertumbuhan ekonomi 8 persen.

oleh Fachri pada 01 Jan 2025, 20:11 WIB
Diperbarui 01 Jan 2025, 20:17 WIB
BKPM Ungkap Strategi Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Apa Saja?
Perspektif Kementerian Investasi dan Hilirasi/BKPM tentang strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia. (c) Vidio.com

Liputan6.com, Jakarta Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi menyentuh angka 8 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut diproyeksikan tercapai pada tahun 2028-2029 mendatang.

Salah satu kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen adalah peningkatan investasi yang berorientasi ekspor dan berkelanjutan, selain variabel konsumsi. Untuk itu, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM pun membeberkan strategi mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut.

Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Imam Soejoedi membeberkan terdapat empat hal yang perlu dicapai pihaknya guna menciptakan pertumbuhan ekonomi 8 persen.

“Pertama, realisasi investasi di tahun 2024 yang sebesar Rp1650 triliun harus dicapai dan saat ini sudah mencapai 76,45 persen dan kedua, beri percepatan serta kepastian waktu perizinan usaha bagi investor,” bebernya.

Imam mengungkapkan, hal ketiga yang perlu dicapai adalah percepatan hilirisasi dengan menciptakan ekosistem di empat sektor utama seperti mineral batu bara, migas, pertanian, perkebunan, dan perikanan perlu dilakukan. 

“Keempat, human capital development agar investasi yang masuk ke satu daerah bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar, dengan begitu, akan mendongkrak pendapatan per kapita kabupaten/kota/provinsi,” ungkapnya.

Dengan keempat hal yang perlu dicapai tersebut, Imam optimis bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen akan terjadi di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Mungkinkah Tercapai?

Ekonom Senior Indonesia, Raden Pardede menyebut bahwa target pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa tercapai secara bertahap. Ia mengatakan, di tahun ketiga atau keempat, pertumbuhan ekonomi 8 persen mungkin bisa tercapai.

“Lima tahun ke depan menjadi kunci, jika kita gagal membangun fundamental yang kuat, pertumbuhan yang sustain di angka 5 persen, kita tidak akan keluar dari middle income trap,” sebutnya.

Raden menyebut, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 7,4 persen di medio 1980-1990. Bahkan, ia menyebut, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan mencapai 8-8,3 persen.

“Target pertumbuhan ekonomi 8 persen tidak mudah, tapi kita pernah mencapai itu,” sebutnya.

Untuk itu, Raden meminta pemerintah untuk melakukan beberapa hal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.

“Pertama, menciptakan lapangan kerja yang luas dengan menciptakan lapangan kerja sebesar 3-4 juta per tahun,” ujarnya.

“Dengan begitu, kelas menengah akan meluas dan permintaan akan barang meningkat, dampaknya akan membuka investasi yang turut membuka lapangan pekerjaan kembali,” jelas Raden.

Peta Jalan Hilirisasi

BKPM Ungkap Strategi Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Apa Saja?
Imam Soejoedi, Staf Ahli BKPM. (c) Vidio.com

Imam mengungkapkan, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM sudah memiliki peta jalan guna menggaet investasi untuk hilirisasi.

“Kami punya peta jalan untuk 28 komoditas di empat sektor, itu sudah ada lokasi, bahan baku, pelaku usaha, teknologi, dan shortlist atau longlist, para investor,” ungkapnya.

“Dengan peta jalan tersebut, kami dukung penuh arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menggencarkan hilirisasi dan segera dieksekusi serta implementasi,” jelas Imam.

Di sisi lain, Raden menilai bahwa hilirisasi tidak hanya sekadar membangun smelter belaka. Menurutnya, hilirisasi seperti itu kurang optimal karena tidak menyentuh barang yang dikonsumsi masyarakat secara langsung.

“Hilirisasi harus difokuskan kepada barang yang dikonsumsi masyarakat langsung, jika setengah jadi, nilai tambahnya tidak optimal,” ujarnya.

Raden juga menegaskan, nilai tambah yang diperoleh dari hilirisasi yang optimal adalah penciptaan lapangan kerja yang luas.

Strategi Jaga Daya Saing

Imam mengatakan, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menyebut bahwa Indonesia terus berbenah agar menggaet investor di tengah ketegangan geopolitik dan geoekonomi dunia, khususnya antara AS dan China.

“Kekuatan ekonomi dunia ada di AS dan China, jika dua negara itu bersitegang, Indonesia bisa menjadi penjembatan di mana akan membuka investasi lebih besar,” katanya.

Di sisi lain, Imam mengungkapkan, pihaknya juga terus melakukan percepatan perizinan, kepastian berusaha, beri layanan terbaik ke investor. Hal itu dilakukan guna mencapai target investasi di 2025 yang mencapai 1.950 triliun.

“Untuk itu, kita perlu tampil beda untuk menarik kepercayaan investor,” ungkapnya.

Sementara itu, Raden menjelaskan, di tengah ketidakpastian global, Indonesia perlu melakukan perbaikan iklim usaha agar lebih atraktif untuk mengurangi risiko dan menaikkan return investasi.

“Resep itu sudah ada di UU Ciptaker yang menekankan kepastian, kemudahan, dan percepatan, dengan begitu, risiko bagi investor akan berkurang,” jelasnya.

Tonton informasi selengkapnya di platform Vidio.com dengan klik di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya