Istana Tanggapi Kisruh Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro

Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro didemo pegawainya. Menteri Satryo dinilai sewenang-wenang dan kerap berbuat arogan terhadap pegawainya.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 20 Jan 2025, 20:44 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2025, 19:15 WIB
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atau Menristekdikti Prof Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atau Menristekdikti Prof Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro. (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pihak Istana merespons kisruh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro dengan anak buahnya yang berbuntut demonstrasi menuntut pencopotan jabatan menteri oleh Presiden Prabowo Subianto. 

Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyampaikan, akan ada dialog secara internal yang dilakukan Kemendikti Saintek untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

“Kita tunggu saja hasil dialog yang akan dilakukan di internal kementerian tersebut. Sejauh ini kita yakin bisa diselesaikan dengan dialog dari hati ke hati dan kepala dingin,” tutur Hasan saat dikonfirmasi, Senin (20/1/2025).

Ssebelumnya diberitakan, sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) meluapkan kekesalannya terhadap Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro. Mereka menilai tindakan Satryo dalam menjalankan tugas terkesan sewenang-wenang.

Kekesalan tersebut terlihat jelas dalam sebuah rekaman video yang diterima Liputan6.com. Ketegangan tergambar jelas di area parkir sebuah gedung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Senin (20/1/2025). 

Dalam video tersebut, Satryo yang mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam tampak berjalan menuju mobil dinasnya, yang dikawal oleh petugas keamanan.

Kehadiran Satryo tak ayal menarik perhatian puluhan ASN yang berada di tempat parkir tersebut.

Sontak, mereka langsung melontarkan sorakan keras. Sementara itu, Satryo tetap melanjutkan langkahnya menuju mobil berpelat RI-25 dan ogah meladeni para ASN.

Aksi tersebut semakin memanas saat sejumlah ASN berusaha menghadang mobil yang ditumpangi Satryo. Beberapa dari mereka mendesak agar Menteri Riset dan Teknologi itu mundur dari jabatannya.

Situasi tampak tegang, namun petugas keamanan sigap meminta para ASN untuk membuka jalan, sehingga kendaraan tersebut akhirnya dapat meninggalkan area parkir. Kendati, suara gemuruh dan desakan tetap terdengar hingga rekaman video berakhir.

 

Banyak Kebijakan Satryo Sewenang-wenang

Sejumlah ASN menggelar demo di Kantor Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristedikti) dengan nada satir menyindir Menristekdikti Prof Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Sejumlah ASN menggelar demo di Kantor Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristedikti) dengan nada satir menyindir Menristekdikti Prof Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)... Selengkapnya

Neni Herlina, salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) buka suara terkait ke kehebohan yang terjadi di kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kementerian Dikti Saintek).

Menurut dia, pangkal masalah ada di Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro yang dianggap bertindak sewenang-wenang kepada bawahannya.

Bahkan, Neni bersama dengan empat orang ASN terkena sanksi pemecatan secara sepihak. Padahal, menurut Neni, dirinya telah bekerja dengan baik.

"Ada Dirjen, kemudian Pak Lukman. Terus Dali. Yang terancam ini ya saya. jadi empat yang dipecat," ujar Neni saat berbincang dengan wartawan, Senin (20/1/2025).

Dia bertugas sebagai Prahum Ahli Muda dan Pj Rumah Tangga di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kementerian Dikti Saintek).

Selama masa kepimpinan, Satryo Soemantri Brodjonegoro banyak sekali kebijakan-kebijakan yang dinilai terkesan sewenang-wenang, baik itu kepada ASN lain maupun dirinya.

Misalnya, Neni mengingat kembali kejadian saat diminta memasang jaringan internet di rumah dinas, namun terkena omelan sang menteri gegara dianggap lamban bekerja.

"Jadi suatu saat di rumah dinas itu pasang internet. Cuma ya, kok saya ke sana-kesana gitu aja? Apa, terlalu malam atau apa? Sementara kita kan minta segera, karena Pak Menteri maunya segera. Kita meminta mereka untuk menyegerakan. Jadi akhirnya sampai malam, tapi jadi marah," cerita Neni.

 

Dipecat Lewat WhatsApp

Satryo Soemantri Brodjonegoro
Satryo Soemantri Brodjonegoro. (Foto: Laman AIPI).... Selengkapnya

Neni mengatakan, sang menteri sambil emosi lalu menghubungi atasan langsungnya, yang bernama Angga selaku ketua tim Rumah Tangga. Namun, tak ada jawaban.

Akhirnya, sang menteri langsung menghubungi Neni via pesan WhatsApp. Neni terkejut ketika membaca isi pesan yang dikirimkan oleh sang menteri. Betapa tidak, ia dipecat dari ASN.

"'Saya pecat kamu' kayak gitu bunyinya," kata Neni.

Neni menegaskan kembali, pemecatan dilakukan via WhatsApp.

"Iya tidak ada surat," ucap Neni.

Usai membaca pesan itu, Neni memilih untuk bekerja seperti biasa. Terlebih, atasan juga menyuruh tetap masuk kerja. Neni akui, sejak ada perubahan nomenklatur, tugasnya sedikit berat namun ia tetap melaksankan tugas dengan sebaik-baiknya seperti menyiapkan ruangan, pimpinan dan sebagainya.

Namun, apalah daya Neni tetap harus saja dipandang buruk oleh sang menteri. Puncaknya, terjadi pada Jumat kemarin 18 Januari 2025 tiba-tiba dipanggil untuk menghadap sang menteri.

Bentak dan Usir Pegawai di Depan Anak Magang

Sejumlah ASN menggelar demo di Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) dengan nada satir menyindir Mendikte Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Sejumlah ASN menggelar demo di Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) dengan nada satir menyindir Mendikte Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)... Selengkapnya

Pikirnya karena sang menteri masih melihat dirinya berkeliaran di kantor Kementerian Dikti Saintek.

"Bapak Menteri langsung undang-undang saya ke lantai 8. Langsung, ya gitulah kejadiannya. Dengan tidak, ya tidak etis ya seperti itu, membentak saya, menyuruh saya keluar di hadapan anak-anak magang, di depan staff saya jadi memang sudah di luar logika lah," ujar dia.

"Saya kaget juga beliau datang tanpa sengaja hanya untuk usir," timpal Neni lagi.

Lebih lanjut, Neni turut menjelaskan, isi spanduk yang sempat terpasang di depan kawasan gedung.

Adapun bunyinya, 'Pak Presiden Selamatkan Kami dari Menteri Pemarah, Suka Main Tampar dan Main Pecat'.

Menurut Neni, spanduk dituliskan sesuai fakta. Ada seorang rekannya yang pernah ditampar gegara dianggap tak becus ketika bekerja. Orang yang ditampar itu dari merupakan salah satu vendor.

"Vendornya hari ini juga ketakutan tadi," kata dia.

Neni mengatakan, aksi penamparan itu juga sempat direkam oleh korban. Videonya juga sudah tersebar.

"Jadi tolong dilindungi ya (korban penamparan). Karena dia kan dia nggak bisa menuntut. Perlu dilindungi," tandas Neni.

Infografis Sederet Klaim Satu Bulan Lebih Kinerja Kabinet Prabowo-Gibran
Infografis Sederet Klaim Satu Bulan Lebih Kinerja Kabinet Prabowo-Gibran. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya