Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan orang-orang yang cinta tanah air dan berakal sehat. Prabowo justru menilai terkadang orang-orang pintar justru tidak menjadi apa-apa.
Hal ini disampaikan Prabowo saat acara Panen Raya Padi Serentak bersama petani di Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025).
Baca Juga
Awalnya, Prabowo menyebut, selama 6 bulan pemerintahannya sudah berjalan, ia merasa bahagia bisa membuat kebijakan yang masuk akal untuk rakyat. Kebijakan itu pun tidak terlalu memerlukan orang pintar.
Advertisement
"Kadang-kadang orang terlalu pintar malah enggak jadi apa-apa, ya kan," kata Prabowo Subianto.
Prabowo lantas menanyakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang bukan lulusan Amerika. Dedi hanya berasal dari Purwakarta.
"Ini saya lihat, Kang Dedi lulusan mana Kang Dedi? Bukan dari Amerika, atau dari, bukan? Oh, Purwakarta," kata Prabowo.
Kemudian, ia menyebut Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang juga berasal dari kampung.
"Pak Amran bukan lulusan luar negeri juga? Bukan. Di kampung. Ini orang kampung semua yang kerja," kata Amran.
Selanjutnya, Prabowo menyebut Menko Pangan Zulkifli Hasan yang berasal dari Lampung dan tidak kuliah di Oxford Inggris.
"Pak Zulkifli dari mana? Lampung. Anda enggak ke Oxford?" kelakar Prabowo.
Prabowo sendiri masih tetap membutuhkan orang-orang pintar. Namun, terpenting adalah sosok yang benar-benar cinta rakyat dan berasal dari rakyat.
"Kita butuh orang-orang pintar banyak. Tapi, yang paling penting adalah mereka-mereka yang punya akal sehat dan orang-orang yang benar-benar cinta dengan rakyat kita. Karena mereka berasal dari rakyat," kata Prabowo.
Dalam momen panen raya tersebut, turut mendampingi Prabowo adalah Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Juga sambungan video conference dengan 14 gubernur yang provinsinya melangsungkan panen raya, seperti Jawa Timur dan Aceh.
Terlihat pada momen tersebut, Prabowo juga duduk dengan diapit dua orang petani tanpa berjarak. Keduanya ikut menyimak saat Prabowo berpidato terkait panen raya.
Prabowo Bahagia Harga Pangan Terjangkau dan Indonesia Bisa Ekspor Telur
Presiden Prabowo Subianto hadir di Majalengka, Jawa Barat untuk meninjau langsung secara simbolik aksi panen raya di 14 provinsi seluruh Indonesia. Kepada para petani, dia mengaku bahagia serta bangga dengan capaian Indonesia lewat aksi panen raya tersebut.
Sebab, dalam waktu yang belum terlalu lama sejak menjabat sebagai presiden, Indonesia bisa membuktikan kemampuannya di bidang pangan.
"Hari ini saya sangat bahagia. Saya menerima mandat 20 Oktober mungkin sekarang baru masuk bulan ke-6, tapi dengan niat baik dari semua pihak, dengan kebijakan yang masuk akal, ternyata dalam waktu yang tak lama kita berhasil, di mana banyak negara kekurangan beras, di mana banyak negara harga pangan menjulang bahkan di negara terbesar dan terkaya dan dunia telur itu langka, alhamdulillah kita ekspor telur. Kita surplus telur, telur kita turun harganya," kata Prabowo seperti dikutip dari siaran daring YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/4/2025).
Prabowo meminta agar capaian yang sudah baik bisa terus ditingkatkan dengan tetap bekerja lebih keras lagi. Tujuannya, agar harga pangan yang terkendali bisa terus terjangkau oleh rakyat.
"Saya minta bekerjalah lebih keras, agar harga telor, susu, daging bisa turun lagi. Supaya rakyat bisa menikmati peningkatan protein, karena protein sangat penting. Supaya rakyat kita harus bisa menikmati protein dengan harga terjangkau, dan insyaallah dalam satu tahun kita bisa mencapai itu," ucap Prabowo Subianto.
Prabowo pun mengapresiasi para kelompok tani sebagai tulang punggung bangsa. Tanpa mereka diyakini tidak akan ada hasil pangan yang menjadi modal berdirinya sebuah negara.
"Saudara sekalian, terutama para petani, saya ingin menyampaikan penghargaan kepada saudara sekalian, saudara sekalian adalah tulang punggung negara, petani adalah produsen pangan tanpa pangan tidak ada negara, itu saya katakan berkali-kali, bertahun-tahun tanpa pangan tidak ada negara, tidak ada NKRI," Prabowo menandasi.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Infografis
