Liputan6.com, Darwin - Menyaksikan buaya besar dari jarak jauh, itu sudah biasa. Namun bagaimana bila Anda menyaksikan reptil ganas ini dengan jarak yang sangat dekat, hanya bersekat kaca setebal 6-8 cm sentimeter. Ini akan memberikan kesan berbeda.
Lokasi ini bisa jadi alternatif destinasi wisata saat Anda berkunjung ke Darwin Australia. Di wilayah Mitchell Street, Darwin City, Northern Territory, Australia ini, pelancong dapat merasakan sensasi mendebarkan saat 'diintai' buaya dengan jarak yang sangat dekat.
Advertisement
Liputan6.com berkesempatan mengunjungi destinasi wisata ini pada Rabu 9 April 2025 lalu. Atas undangan TNT dan AirAsia, rombongan tur berangkat menuju lokasi, melalui Denpasar langsung mendarat di Bandara Internasional Darwin, Australia.
Advertisement
Crocosaurus Cove memiliki koleksi hampir 200 buaya, termasuk beberapa buaya air asin terbesar. Tak hanya berisikan kolam buaya, ada juga berbagai spesies ular di Reptile House, spesies kadal di Reptile House, Barramundi ikan air tawar yang populer di Australia, serta kura-kura.
Namun yang lebih menantang dan memacu adrenalin, pengunjung bisa mencoba masuk dalam cage of death dengan wadah seperti kandang kaca. Kandang atau tabung kaca akrilik ini berbentuk silinder dengan diameter sekitar 1,8 meter. Tabung kaca ini memiliki kedalaman sekitar 4 meter, sehingga memungkinkan pengunjung untuk berada di dalam air bersama buaya. Untuk ketebalan kaca dirancang khusus untuk menahan tekanan air dan memastikan keselamatan pengunjung.
Untuk bisa menikmati ini, pengunjung bisa membeli tiket seharga $295.00 untuk dua orang dalam satu kandang. Sedangkan untuk satu orang, dikenakan harga sebesar $195.00.
"Kandang itu memiliki tiga rantai di atasnya, dua rantai utama dan satu rantai pendukung. Setiap rantai dapat menopang berat kandang. Satu rantai dapat menopang sekitar tiga ton, yang lebih dari berat tiga buaya. Jadi, Anda tidak perlu khawatir tentang itu," kata Sales Marketing Croc Cove, Gabrielle Deacon kepada Liputan6.com, Rabu 9 April 2025 lalu.
"Batang itu memiliki berat sekitar 800 kilo, sebagai referensi. Kandang itu dikontrol secara remote oleh penjaga, jadi Anda hanya perlu menikmati perjalanan. Kami memiliki banyak pengontrol cadangan dan baterai," dia menambahkan.
Gabrielle menuturkan, baterai itu diisi setiap malam. Untuk itu, pengunjung tidak perlu khawatir bila saat kandang masuk ke kolam, tiba tiba isi baterainya habis.
Setelah pengunjung dirasa siap, petugas meminta pengunjung untuk berdiri. Selanjutnya, tabung diturunkan perlahan di kolam air berisikan buaya besar. Tak lama, sang predator besar pun perlahan mendekat.
Panjang buaya itu sekitar 5 meter dengan berat mencapai 700 kilogram. Buaya berputar secara pelan pelan mengelilingi tabung.
"Anda akan masuk ke dalam air dengan satu buaya. Kami belum tahu buaya mana yang akan dipilih, karena kami akan melihat mana yang paling bersemangat dan mana yang belum pernah giliran. Saya akan merasa aneh jika Anda tidak memiliki kekhawatiran tentang masuk ke dalam air dengan buaya," kata dia.
Situasi mendebarkan terjadi tatkala pemandu wisata menyodorkan daging yang dikaitkan di ujung gala bambu. Makanan itu didekatkan pada mulut buaya. Tiba tiba, buaya itu mengangkat kepalanya hingga membentur kaca tabung cage of death.
Di dalam tabung ini, pengunjung diajak 'bermain' dengan buaya selama sekitar 10 menit. Waktu yang cukup untuk membuat pengalaman mengesankan menyaksikan buaya besar dari dekat. Anda berani?
Penerbangan dari Denpasar - Darwin
Sebelumnya AirAsia meresmikan penerbangan perdana dari Denpasar menuju Darwin. Rute ini menjadi rute ketiga menuju Australia setelah Perth dan Cairns. Menurut Northern Territory Minister for Tourism and Hospitality, Hon Marie-Clare Boothby, rute Denpasar–Darwin ini tidak hanya memperkuat konektivitas antara Indonesia dan Australia Utara, tetapi juga mempererat hubungan sejarah, budaya, dan ekonomi di kedua wilayah.
"Kami berharap rute ini semakin meningkatkan kedatangan wisatawan, memperluas mobilitas bisnis, serta membuka peluang kolaborasi di berbagai sektor,” kata dia di Darwin Sabtu (22/3).
"Rute penerbangan baru ini merupakan langkah penting untuk menjadikan Northern Territory sebagai destinasi terbaik di negara ini untuk dikunjungi, ditinggali, bekerja, dan berinvestasi," tambah Boothby.
Dia mengungkapkan, peningkatan konektivitas mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan membuka lebih banyak peluang bisnis dan menarik wisatawan, sehingga semakin banyak orang dapat merasakan semua yang ditawarkan oleh Northern Territory.
"Penambahan penerbangan akan memperkuat sektor pariwisata, menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Northern Territory, serta mempermudah perjalanan untuk bertemu orang-orang terkasih,” tutup Minister Boothby.
Advertisement
Hubungan Historis
Sedangkan Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine menambahkan, Denpasar dan Darwin memiliki hubungan historis dan budaya yang erat serta menjadi destinasi favorit bagi wisatawan Australia yang ingin menikmati keindahan Bali, maupun bagi warga Indonesia yang ingin menjelajahi Australia Utara.
"Dengan pembukaan rute ini, Kami berharap dapat semakin meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali, yang juga berfungsi sebagai hub dengan konektivitas luas ke lebih dari 130 destinasi di Asia dan sekitarnya melalui jaringan Grup AirAsia," kata dia.
Sementara itu, Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Australia Utara, Bagus Hendraning Kobarsih menambahkan, dibukanya rute Denpasar–Darwin oleh Indonesia AirAsia tidak hanya memperkuat konektivitas antara Indonesia dan Australia Utara, tetapi juga memperdalam hubungan sejarah, budaya, dan ekonomi antara kedua wilayah.”
“Kami berharap rute ini dapat semakin meningkatkan kedatangan wisatawan, memperluas mobilitas bisnis serta peluang kolaborasi di berbagai sektor. Ini merupakan pengembangan strategis yang akan membawa manfaat jangka panjang bagi kedua negara,” ujar Kepala Perwakilan, Konsulat Republik Indonesia (Northern Territory) Bagus Hendraning Kobarsih.
