Metromini Dikandangkan, Kernet Jaga 24 Jam di Terminal Buaya

"Ya terpaksa nungguin, disuruh sama pemilik mobil juga. Kalau tidak dijaga nanti barang-barang di dalam bus ada yang hilang," kata Paino.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 26 Jul 2013, 17:35 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2013, 17:35 WIB
metromini-tarif-130618b.jpg
Paino (40), kernet bus Metromini harus rela berpanas-panasan menunggu busnya yang dikandangkan Dinas Perhubungan DKI di Terminal Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Bus jurusan Kalideres-Jembatan Lima yang menjadi mata pencahariannya sehari-hari itu dikandangkan karena terjaring Razia Dinas Perhubungan DKI tak memiliki kelengkapan surat KIR.

Walaupun bukan miliknya, Paino mengaku harus terus menjaganya karena disuruh sang majikan.

"Ya terpaksa nungguin, Mas, disuruh sama yang punya mobil juga. Kalau tidak dijaga, nanti barang-barang di dalam bus ada yang hilang," kata Paino di Terminal Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (26/7/2013).

Ia menuturkan, jika bus itu tidak ditunggui, maka dapat dipastikan beberapa barang yang ada di dalam bus, seperti aki dan ban serep akan hilang. Ia menduga pencurian dilakukan oknum Dinas Perhubungan yang berjaga di terminal.

"Takut ada yang ambil barang-barangnya, Mas, kalau nggak kita tungguin. Yang ngambil itu dari oknum Dishub juga. Kalau nggak kita jaga solar di tangki dikuras, aki juga hilang sama ban serep juga kena," tutur pria asal Banyumas, Jawa Tengah itu.

Bayar Parkir

Walaupun busnya dikandangkan di Terminal Rawa Buaya, Paino mengaku masih mengeluarkan sejumlah uang yang diperuntukkan membayar uang parkir pada oknum Dishub DKI.

"Kalau di sini sama juga nitip mobil. Masih harus bayar juga Rp 3.000. Bilangnya (oknum) sih buat parkir," ungkap Paino.

Ia pun mengaku sudah bosan harus menunggu busnya selama 2 hari terakhir. Ia berencana kembali turun ke jalan walaupun hanya menjadi kernet atau sopir tembak alias dadakan.

"Saya besok sudah nggak mau nunggu bus. Capek saya, saya juga nggak dikasih duit untuk nungguin. Sebentar lagi Lebaran, kasihan orang rumah. Saya besok pulang sekalian mau narik jadi sopir tembak saja. Lumayan sehari bisa dapat Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu. Sudah capek juga saya nungguin bus tapi belum selesai juga ngurus KIR-nya," jelas Paino. (Adi/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya