Jumhur Hidayat Ragu Ikut Konvensi Demokrat

Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat nampaknya masih ragu untuk masuk dalam bursa capres 2014 melalui jalur Konvensi Partai Demokrat.

oleh Edward Panggabean diperbarui 01 Agu 2013, 21:17 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2013, 21:17 WIB
jumhur130605a.jpg
Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat nampaknya masih ragu untuk masuk dalam bursa capres 2014 melalui jalur Konvensi Partai Demokrat. Menurutnya, peserta konvensi yang diundang dengan yang tak diundang memiliki nuansa berbeda. Kendati dalam tahapan konvensi itu dilakukan secara terbuka.

"Tapi kalau diundang ya tidak salah. Kalau yang diundang katakankah yang menyatakan diri berminat dan potensi menang. Sedangkan yang masih netral tapi tidak diundang. Saya rasa akan kurang indah kalau akhirnya cuma milih-milih. Tapi ini cuma perasaan saya saja," kata Jumhur dalam acara diskusi dan buka puasa Aliansi Nasionalis Indonesia (Anindo)bertajuk, "Menyoroti Aspirasi Kaum Buruh dan Agenda Kerakyatan Dalam Pilpres 2014”, di kawasan Kemang, Jakarta, Kamis (1/8/2013).
 
Kendati demikian, Jumhur masih ragu apakah tanpa diundang dirinya akan tetap mencalonkan diri dalam konvensi Demokrat itu. Ia mengaku belum tahu secara persis aturan konvensi itu. Bila dilakukan secara terbuka, seperti disampaikan Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dirinya mengaku siap maju dengan memangku panji-panji kerakyatan.

"Konvensi dilakukan terbuka itu lebih ideal. Tapi, saya belum bisa memutuskan apa-apa kalau ada keinginan tapi tidak dibuka peluang kan tidak bisa juga. Yang pasti saya bersama teman-teman akan terus bekerja. Harapan teman-teman untuk katakanlah memanggul panji-panji kerakyatan, itu kan harapan bersama bukan harapan pribadi," jelas dia.

Jumhur mengklaim telah didukung berbagai elemen, bahkan sejumlah kaum buruh di sejumlah wilayah di Indonesia telah menggelar deklarasi dukungan terhadap Jumhur. Pria berkaca mata ini dianggap kaum buruh sebagai pemimpin yang sesuai dengan aspirasi mereka.

Sementara itu Ketua Umum DPP ANINDO Edwin H Soekawati mengatakan, kaum buruh sepakat mendeklarasikan dukungan kepada Jumhur. Mereka yakin dengan dukungan itu, Jumhur memiliki bergaining position saat maju pada Pilpres 2014 mendatang.

"Organisasi buruh itu lebih efektif dan konsisten yang tidak dimiliki oleh kader-kader partai politik. Aspirasi kekuatan besar itu harus diperhatikan dan diakomodir agar menjadi kenyataan," ujar Edwin.

Dikatakan Edwin, kaum buruh adalah salah satu kekuatan real politik pressure. Dengan dukungan kekuatan itu, Jumhur diharapkan mampu memberikan perubahan kesejahteraan bagi rakyat. "Tahun 2010 lalu, kemenangan SBY salah satunya didukung buruh. Sebab solidaritas buruh sangat kuat dan tidak dimiliki partai partai," tutup Edwin. (Ali)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya