Puluhan penumpang pesawat Lion Air jurusan Jakarta-Solo yang terlantar selama 9 jam di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu 1 September 2013, mengaku tidak diinapkan di hotel sebagaimana pernyataan Direktur Umum Lion Air Edward Sirait. Mereka terpaksa tidur di dalam dan di bawah pesawat karena tidak mendapatkan kompensasi keterlambatan dari maskapai penerbangan swasta itu.
Penumpang Lion Air yang bernomor JT 530, Ama mengaku selama 9 jam dirinya dan puluhan penumpang menunggu di 3 tempat yakni di dalam pesawat, di bawah pesawat dan di ruang tunggu bandara. Penumpang baru bisa diberangkatkan ke Solo sekitar pukul 05.30 WIB Senin 2 September 2013 dari jadwal seharusnya pukul 20.30 WIB, Minggu 1 September 2013.
"Kita dongkol kenapa si Edward Sirait bilang kalau penumpang jurusan Solo diinapkan. Padahal kita tiidak diinapkan di hotel," kata Ama saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa (3/9/2013).
"Sedangkan jelas-jelas kita itu ngampar (tidur) di dalam pesawat dan ada pula yang di bawah pesawat. Dan nasi dikasih sekitar pukul 24.00 dengan menu nuget saja," imbuh Ama kesal.
Karena itu, Ama menegaskan Dirut Lion Air, Edward Sirait telah membohongi publik lantaran mengatakan para penumpang yang terlantar diinapkan di hotel. Kompensasi itu sebagaimana diatur dalam Ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) nomor 77 tentang tanggung jawab pengangkut angkutan udara.
"Jadi kalau dibilang kita diinapkan di hotel itu bohong. Dan yang naik bus ke ruang tunggu itu ternyata cuma didrop ke ruang tunggu saja dan tidak diinapkan di hotel," tegas Ama.
Sebelumnya, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menyatakan, penumpang Lion Air tujuan Solo yang penerbangannya terlambat sudah diberikan penginapan. Mereka juga dilayani sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara.
"Penumpang tujuan Solo diberlakukan Permenhub 77. Mereka `dihotelkan`, dan diberangkatkan besok pagi," kata Edward melalui pesan singkatnya di Jakarta Senin 2 September kemarin.
Selain tujuan Solo, sejumlah jadwal penerbangan Lion Air berbagai rute juga terlambat karena adanya mogok kerja karyawan dan kru Lion Air di Bandara Ngurah Rai, Bali. (Adi)
Penumpang Lion Air yang bernomor JT 530, Ama mengaku selama 9 jam dirinya dan puluhan penumpang menunggu di 3 tempat yakni di dalam pesawat, di bawah pesawat dan di ruang tunggu bandara. Penumpang baru bisa diberangkatkan ke Solo sekitar pukul 05.30 WIB Senin 2 September 2013 dari jadwal seharusnya pukul 20.30 WIB, Minggu 1 September 2013.
"Kita dongkol kenapa si Edward Sirait bilang kalau penumpang jurusan Solo diinapkan. Padahal kita tiidak diinapkan di hotel," kata Ama saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa (3/9/2013).
"Sedangkan jelas-jelas kita itu ngampar (tidur) di dalam pesawat dan ada pula yang di bawah pesawat. Dan nasi dikasih sekitar pukul 24.00 dengan menu nuget saja," imbuh Ama kesal.
Karena itu, Ama menegaskan Dirut Lion Air, Edward Sirait telah membohongi publik lantaran mengatakan para penumpang yang terlantar diinapkan di hotel. Kompensasi itu sebagaimana diatur dalam Ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) nomor 77 tentang tanggung jawab pengangkut angkutan udara.
"Jadi kalau dibilang kita diinapkan di hotel itu bohong. Dan yang naik bus ke ruang tunggu itu ternyata cuma didrop ke ruang tunggu saja dan tidak diinapkan di hotel," tegas Ama.
Sebelumnya, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menyatakan, penumpang Lion Air tujuan Solo yang penerbangannya terlambat sudah diberikan penginapan. Mereka juga dilayani sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara.
"Penumpang tujuan Solo diberlakukan Permenhub 77. Mereka `dihotelkan`, dan diberangkatkan besok pagi," kata Edward melalui pesan singkatnya di Jakarta Senin 2 September kemarin.
Selain tujuan Solo, sejumlah jadwal penerbangan Lion Air berbagai rute juga terlambat karena adanya mogok kerja karyawan dan kru Lion Air di Bandara Ngurah Rai, Bali. (Adi)