Busyro: Ada Hakim Bagus Gagal Lolos Karena Tak Bayar Rp 2 Miliar

Wakil Ketua KPK Busyro Muqaddas yang juga mantan Ketua Komisi Yudisial punya cerita soal penyuapan dalam seleksi calon hakim agung.

oleh Sugeng Triono diperbarui 19 Sep 2013, 18:40 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2013, 18:40 WIB
busyro-muqoddas130524b.jpg
Uji kelayakan calon hakim agung di DPR dirundung isu tak sedap. Diduga, salah satu peserta uji kelayakan dan kepatutan calon Hakim Agung Sudrajad Dimyati melakukan suap kepada anggota Fraksi PKB Bachrudin Nasrori di toilet DPR.

Soal suap menyuap calon hakim agung, Wakil Ketua KPK Busyro Muqaddas yang juga mantan Ketua Komisi Yudisial punya cerita. Kasus suap itu, mirip dengan transaksi di toilet DPR tersebut.

"Era KY jilid I dulu ada calon hakim lulus KY dengan nilai tinggi dan integritas bagus, kandas di DPR karena tak menuruti permintaan Rp 2 miliar," ujar Busyro melalui pesan singkatnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (19/9/2013).

Sudrajad yang merupakan hakim di Pengadilan Tinggi Pontianak, Kalimantan Barat, membantah tudingan suap ini. Dia mengaku kala itu, hanya kencing saja.

Sementara, Bachrudin Nasrori, telah memberi penjelasan panjang lebar soal duhgaan suap ini. Baharudin mengaku dalam seleksi calon hakim Agung pada 18 September kemarin, dirinya telat datang.

Saat itu, Bachrudin yang hendak masuk ke Ruang Komisi III mampir dulu ke toilet, mengaku hendak buang air kecil. Di dalam toilrt itulah dia ketemu dengan Sudrajad.

Mereka berdua buang air kecil bersebelahan. Saat itulah Bachrudin mengaku mengeluarkan kertas dan bertanya ke Sudrajad terkait siapa hakim karir dari 2 nama hakim perempuan yang mengikuti tes calon hakim agung itu dengan mengeluarkan kertas jadwal uji kelayakan dan kepatutan.

Setelah melihat daftar jadwal hakim itu, dan menanyakan ke Calon Hakim Agung Sudrajad, Bachrudin kemudian memasukkan jadwal itu. Namun begitu isu yang beredar, Sudrajat telah menyerahkan sebuah amplop tebal ke Bachrudin. (Eks/Ary)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya