Kerumunan warga tepat di depan Gelanggang Olahraga (GOR) Koja, Jakarta Utara, yang ambruk pada Kamis 19 September 2013 kemarin membuat arus lalu-lintas tersendat. Jalan yang sempit menambah kemacetan.
Pantauan Liputan6.com di depan GOR Koja, Jalan Balai Rakyat, Jumat (20/9/2013), ini merupakan jalan sempit. Keramaian kendaraan dengan 2 arus lalu lintas semakin menyempitkan ruas jalan. Sehingga, 2 arus tersebut digunakan sistem buka tutup.
Seorang warga yang membantu arus lalu lintas, Riko (30) menjelaskan, kemacetan seperti ini sudah sering terjadi di jalan ini. Karena memang jalanan sempit.
Apalagi sekarang ada peristiwa ambruknya GOR Koja, akan semakin membuat kemacetan. Lantaran banyak masyarakat yang berhenti untuk melihat keadaan di sekitar lokasi kejadian.
"Apalagi sekarang nih, ya tambah macet. Warga sekitar juga banyak yang keluar buat melihat kondisi bangunan. Kendaraan bermotor tuh bisa dilihat sendiri, bikin macet," ujarnya. "Makanya kita pakai sistem buka tutup begini mas, biar ngga macet-macet banget."
Pada pukul 09.00 WIB keramaian semakin bertambah. Para siswa dan siswi juga berkumpul di depan pagar seng berwarna hijau GOR Koja yang ambruk. Hingga kini, seluruh pekerja yang mengalami cedera sudah dilarikan ke Rumah Sakit Tugu dengan selamat.
"Ada yang patah tulang, lebam. Cedera ringan juga ada, paling lecet-lecet," pungkasnya.
Pintu bangunan tertutup rapat. Namun dari pintu seng ini terdapat sebuah lobang untuk pengait kunci sehingga bisa melihat ke dalam. Garis polisi masih terpasang di sekitar pondasi bangunan. Pekerja yang ada di dalam pun terlihat sedang duduk-duduk. (Ism/Mut)
Pantauan Liputan6.com di depan GOR Koja, Jalan Balai Rakyat, Jumat (20/9/2013), ini merupakan jalan sempit. Keramaian kendaraan dengan 2 arus lalu lintas semakin menyempitkan ruas jalan. Sehingga, 2 arus tersebut digunakan sistem buka tutup.
Seorang warga yang membantu arus lalu lintas, Riko (30) menjelaskan, kemacetan seperti ini sudah sering terjadi di jalan ini. Karena memang jalanan sempit.
Apalagi sekarang ada peristiwa ambruknya GOR Koja, akan semakin membuat kemacetan. Lantaran banyak masyarakat yang berhenti untuk melihat keadaan di sekitar lokasi kejadian.
"Apalagi sekarang nih, ya tambah macet. Warga sekitar juga banyak yang keluar buat melihat kondisi bangunan. Kendaraan bermotor tuh bisa dilihat sendiri, bikin macet," ujarnya. "Makanya kita pakai sistem buka tutup begini mas, biar ngga macet-macet banget."
Pada pukul 09.00 WIB keramaian semakin bertambah. Para siswa dan siswi juga berkumpul di depan pagar seng berwarna hijau GOR Koja yang ambruk. Hingga kini, seluruh pekerja yang mengalami cedera sudah dilarikan ke Rumah Sakit Tugu dengan selamat.
"Ada yang patah tulang, lebam. Cedera ringan juga ada, paling lecet-lecet," pungkasnya.
Pintu bangunan tertutup rapat. Namun dari pintu seng ini terdapat sebuah lobang untuk pengait kunci sehingga bisa melihat ke dalam. Garis polisi masih terpasang di sekitar pondasi bangunan. Pekerja yang ada di dalam pun terlihat sedang duduk-duduk. (Ism/Mut)