GOR Koja Ambruk, Dinas Olah Raga: Ini Masalah Komunikasi Pekerja

"Gangguan komunikasi itu bermasalah. Itu operator pompa cor beton dan pekerja pelaksana yang beri aba-aba `stop`," ujar Kadisorda, Ratiyono.

oleh Widji Ananta diperbarui 24 Sep 2013, 11:31 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2013, 11:31 WIB
gor-ambruk-130920a.jpg
Ambruknya areal tangga pada proyek pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) Koja, Jakarta Utara, Kamis 19 September 2013 lalu dinilai akibat masalah komunikasi antara pekerja.

Dalam jumpa persnya, Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta (Kadisorda) Ratiyono mengatakan, permasalahan utama ambruknya tangga pada pengecoran gelanggang remaja Koja ini adalah saat adanya gangguan komunikasi antara operator pompa cor beton dengan pelaksana pekerjaan.

"Gangguan komunikasinya itu bermasalah. Itu dari operator pompa cor beton dengan pekerja pelaksana yang bekerja untuk memberikan aba-aba `stop`," ujar Ratiyono di Kantor Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (24/9/2013).

Akibat gangguan tersebut, lanjut Ratiyono, pendistribusian cor beton terus mengalir tanpa adanya aba-aba dari pekerja untuk menghentikannya. "Jadi mengalir terus kan cor betonnya ke satu titik," katanya.

"Maka konstruksi cetakan beton (bakesting) tidak bisa menahan beban yang diperkirakan seberat 6 ton karena aliran cor tersebut. Ditambah juga kecepatan tekanan pompanya," sambung Ratiyono.

Seperti diketahui, GOR yang dikerjakan PT Ganiko Adi Perkasa ini roboh pada Kamis 19 September lalu sekitar pukul 17.00 WIB. Dalam pengerjaannya, proyek ini dikerjakan sekitar 138 pekerja.

Terdapat 8 pekerja yang cedera akibat insiden ini, 6 di antaranya sempat dirawat di RS Tugu dan RS Pelabuhan, Jakarta Utara. (Rmn/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya